Trusted

Do Kwon Berpotensi Segera Menghadapi Gugatan Hukum & Penyitaan Properti di Korea Selatan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Do Kwon dan salah satu pendiri TFL, Daniel Shin, berpotensi segera menghadapi gugatan hukum dan penyitaan properti menyusul tragedi Terra.
  • Gugatan tersebut dikabarkan akan datang dari firma hukum LKB & Partners, salah satu firma hukum terkemuka di Korea Selatan.
  • Beberapa hari lalu, tim hukum TFL dikonfirmasi telah mengundurkan diri akibat insiden ini.
  • promo

Co-founder & CEO Terraform Labs (TFL), Do Kwon, serta salah satu pendiri TFL, Daniel Shin, berpotensi segera menghadapi gugatan hukum dan penyitaan properti setelah keruntuhan spektakuler proyek Terra-LUNA-UST yang terjadi selama pekan kedua Mei 2022.

Firma hukum LKB & Partners, salah satu firma hukum terkemuka di Korea Selatan (Korsel), pada hari Rabu (18/5) mengatakan bahwa mereka akan mengajukan gugatan terhadap Do Kwon minggu depan.

Tim hukum Pasar Modal dan Kekayaan Intelektual dari firma hukum tersebut juga sedang menyiapkan surat permohonan penyitaan sementara properti milik Do Kwon.

Beberapa karyawan LKB yang terkena dampak ketika harga stablecoin algoritmik TerraUSD (UST) dan native token Terra (LUNA) hancur juga akan bergabung dalam gugatan.

“Ada investor terkait di dalam firma hukum, dan kami berencana mengajukan gugatan terhadap Do Kwon ke Unit Investigasi Keuangan dari Badan Kepolisian Metropolitan Seoul,” kata Kim Hyeon-kwon, seorang mitra di LKB & Partners.

Sebuah laporan terpisah pada hari Rabu (18/5) mengatakan LKB & Partners juga mempertimbangkan untuk menuntut Daniel Shin, salah satu pendiri TFL yang merupakan entitas di balik blockchain Terra.

Berdasarkan keterangan di LinkedIn, Daniel Shin sempat bekerja selama 1,6 tahun untuk McKinsey & Company, sebelum akhirnya mendirikan Terraform Labs bersama Do Kwon.

Dia mulai bekerja untuk TFL sejak Januari 2018 sampai Januari 2020. Adapun waktu Daniel Shin mulai bekerja untuk TFL sama dengan Do Kwon. Bedanya, sang ‘Master of Stablecoin #Luna‘ itu masih tetap bertahan hingga saat ini.

Kehancuran Spektakuler Terra-LUNA-UST

Stablecoin algoritmik UST yang kehilangan pasaknya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memicu efek domino pada hancurnya harga token LUNA.

TerraUSD (UST) yang pada 8 Mei 2022 masih memiliki market cap atau kapitalisasi pasar mencapai US$18 miliar, kini hanya bernilai US$1 miliar. Sementara itu, token LUNA yang sebelumnya memiliki market cap di atas US$20 miliar, ironisnya saat ini hanya memiliki kapitalisasi pasar di bawah US$1 miliar.

Ledakan UST dan LUNA telah menyebabkan kerugian puluhan miliar dolar AS bagi para investor, baik ritel maupun institusional. Regulator keuangan di Korsel seperti Komisi Layanan Keuangan (FSC) dan Layanan Pengawas Keuangan (FSS) dilaporkan telah meluncurkan inspeksi darurat ke sejumlah bursa kripto lokal untuk meningkatkan perlindungan investor.

Yoon Chang-hyeon, perwakilan dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa di Korsel, ingin Do Kwon selaku CEO Terraform Labs serta perwakilan dari sejumlah crypto exchange di Korsel menghadiri agenda dengar pendapat tentang keruntuhan spektakuler stablecoin TerraUSD (UST) diikuti native token Terra (LUNA)

“Kita harus membawa para perwakilan dari crypto exchange terkait, termasuk CEO Do Kwon dari Terra, yang telah menjadi masalah baru-baru ini, ke Majelis Nasional [parlemen Korsel] untuk mengadakan dengar pendapat tentang penyebab situasi ini dan langkah-langkah untuk melindungi para investor,” kata Yoon Chang-hyeon dalam rapat pleno Komite Urusan Politik Majelis Nasional.

Tim Hukum TFL Mengundurkan Diri

Tim hukum Terraform Labs (TFL) dikabarkan telah mengundurkan diri, menyusul ‘kehancuran’ spektakuler proyek kripto Terra-LUNA-UST. Juru bicara TFL telah mengonfirmasi hal ini. 

General counsel atau penasihat umum, Marc Goldich; chief corporate counsel atau kepala penasihat perusahaan, Lawrence Florio; dan regulatory counsel atau penasihat regulasi, Noah Axler, semuanya meninggalkan posisi mereka tidak lama setelah runtuhnya harga LUNA dan UST.

“Minggu lalu merupakan tantangan bagi Terraform Labs, dan sejumlah kecil anggota tim mengundurkan diri dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar anggota tim tetap teguh berkomitmen untuk melaksanakan misi proyek ini,” kata juru bicara TFL dalam sebuah email yang mulai beredar pada Rabu (18/5) dini hari.

Mencoba Bangkit dari Abu

Meskipun telah mengalami krisis parah, Terraform Labs berharap untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik setelah keruntuhan. Do Kwon pada hari Selasa (17/5) mengusulkan forking jaringan Terra menjadi rantai baru karena ‘Terra lebih dari UST’. 

“Rantai Terra seperti yang ada saat ini harus bercabang [forked] menjadi rantai baru tanpa stablecoin algoritmik yang disebut ’Terra’ (token Luna – $LUNA), dan rantai lama disebut ‘Terra Classic’ (token Luna Classic – $LUNC). Kedua rantai ini akan hidup berdampingan,” kata Do Kwon di Twitter. 

Dalam rangkaian tweet yang membahas proposal untuk ‘bangkit dari abu’, Do Kwon menekankan bahwa, “Komunitas Terra adalah keluarga saya. Saya akan selalu berada di sini, tidak peduli betapa sulitnya itu.”

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori