Trusted

Eks Karyawan OpenSea Dijatuhi Hukuman 3 Bulan Penjara atas Kasus Insider Trading

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Nathaniel Chastain, eks karyawan OpenSea, dihukum tiga bulan penjara dan denda sebesar US$50 ribu lantaran terbukti melakukan insider trading di tempatnya dulu bekerja.
  • Selain itu, Chastain juga divonis 3 bulan kurungan rumah, 3 tahun pembebasan dengan pengawasan, serta penyitaan atas aset kripto ETH dari hasil aktivitas insider trading yang ia lakukan.
  • Di sisi lain, pengacara Chastain dilaporkan berencana mengajukan banding atas putusan tersebut sembari meminta jaminan.
  • promo

Kasus insider trading yang terjadi pada marketplace non-fungible token (NFT) OpenSea masih berlanjut. Hakim pengadilan Distrik Selatan New York menghukum Nathaniel Chastain, eks karyawan OpenSea, kurungan tiga bulan penjara karena terbukti melakukan wire fraud dan pencucian uang dalam skema insider trading di tempatnya dulu bekerja. Selain hukuman penjara, pengadilan juga mengenakan denda sebesar US$50 ribu kepada Chastain.

Dalam keterangan resminya, Jaksa Amerika Serikat (AS), Damian Williams, mengatakan Chastain secara sah menggunakan informasi rahasia terkait produk NFT mana yang akan ditampilkan di OpenSea. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan finansial secara pribadi.

“Hukuman terhadap Chastain merupakan ganjaran atas pelanggaran kepercayaan yang diberikan OpenSea untuk mengeruk keuntungannya sendiri. Hukuman ini harus menjadi peringatan bagi siapapun yang bekerja di perusahaan lain, bahwa insider trading tidak akan ditoleransi,” tegas Williams.

Saat bekerja di OpenSea, Chastain bertanggung jawab untuk memilih mana koleksi NFT yang bakal tampil di beranda platform jual beli NFT itu.

Dengan posisinya kala itu, Chastain pun leluasa untuk mendapatkan informasi awal terkait koleksi NFT yang berpotensi mengalami kenaikan harga. Umumnya, setelah listing, harga koleksi NFT yang ditempatkan pada beranda bakal meningkat secara substansial.

Pihak kejaksaan mengatakan bahwa aktivitas tersebut merupakan bentuk eksploitasi pengetahuan terhadap NFT.

Untung 5 Kali Lipat dari Insider Trading

Tanpa merinci lebih jauh, Chastain, yang disebut sudah menjalankan aksinya sejak Juni hingga September 2021, berhasil mengantongi keuntungan sekitar 2 hingga 5 kali lipat dari harga pembelian NFT di awal.

Sepanjang periode tersebut, lusinan NFT berhasil diborong, lalu dilepas lagi saat harganya meroket. Untuk mengaburkan jejaknya, Chastain menggunakan crypto wallet anonim dan akun palsu di OpenSea.

Oleh karena itu, pihak pengadilan mengatakan bahwa Chastain secara sadar menggunakan informasi yang dimilikinya untuk melakukan aktivitas terlarang.

Sebagai informasi, selain hukuman penjara dan denda puluhan ribu dolar AS, Chastain juga divonis 3 bulan kurungan rumah, 3 tahun pembebasan dengan pengawasan, serta penyitaan atas aset kripto Ethereum (ETH) yang didapatkannya untuk memperdagangkan NFT secara tidak sah.

Pengacara Nathanael Chastain Bakal Ajukan Banding

Berdasarkan laporan Inner City Press, Nathanael Chastain bakal diminta untuk menyerahkan diri pada 2 November mendatang. Namun, sepertinya kasus ini tidak akan berhenti di situ. Pasalnya, pengacara Chastain berencana mengajukan banding atas putusan tersebut sembari meminta jaminan.

Kasus yang mendera Chastain sempat menyita perhatian banyak pihak, karena akan menjadi kasus insider trading pertama yang terjadi pada industri aset digital kala itu.

Pada pengadilan sebelumnya di Mei kemarin, sebanyak 300 pengacara mengaku siap mendukung Chastain. Mereka menganggap bahwa jika informasi bisnis yang tergolong rahasia dikategorikan sebagai properti, maka berpotensi membuat kriminalisasi sejumlah besar perilaku yang sebelumnya tidak dianggap melanggar hukum.

Dalam mosi pengadilan, Chastain menyebut bahwa istilah insider trading tidak tepat untuk digunakan dalam kasusnya, mengingat NFT sendiri tidak termasuk dalam golongan aset sekuritas ataupun komoditas secara hukum.

Meskipun begitu, hukuman yang diterima Chastain jauh lebih ringan dibanding Ishan Wahi, mantan manajer Coinbase yang juga dihukum akibat kasus insider trading. Wahi mendapatkan vonis hukuman 2 tahun penjara atas kasus tersebut.

Terlepas dari hal itu, penelitian yang dilakukan oleh Argus mengungkapan bahwa aktivitas insider trading tumbuh subur di dunia kripto. Pandangan itu disandarkan pada adanya pola pembelian dari beberapa wallet atas token tertentu sebelum listing terjadi.

Argus bahkan menyebutkan bahwa keuntungan dari kegiatan tersebut bisa mencapai jutaan dolar AS. Mereka mencatat setidaknya terdapat 46 crypto wallet yang membeli kripto tertentu senilai US$17,3 miliar, tepat sebelum token tersebut listing di 3 crypto exchange besar.

Bagaimana pendapat Anda tentang kasus insider trading yang dilakukan oleh mantan karyawan OpenSea ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori