Lihat lebih banyak

FTX Diperkirakan Akan Meluncurkan Stablecoin Mereka Sendiri lewat Kemitraan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • SBF mengatakan bahwa FTX sedang bekerja untuk menciptakan stablecoin mereka sendiri.
  • Sebelumnya, SBF sempat menyoroti keputusan Binance untuk mengonversi USDC dan sejumlah stablecoin lainnya menjadi BUSD di platform mereka.
  • Di sisi lain, SBF mengakui bahwa tahun 2022 adalah bear market pertama yang mereka lalui.
  • promo

Sam Bankman-Fried (SBF) mengatakan bahwa crypto exchange FTX yang dia pimpin sedang bekerja untuk menciptakan stablecoin yang merupakan token kripto yang nilainya terkait dengan aset lain.

“Kami pasti bisa [meluncurkan produk stablecoin kami sendiri], kami tahu bagaimana melakukannya. Kami menunda melakukannya karena saya pikir sampai batas tertentu kolaborasi ini bisa sangat kuat. Kami mencoba menemukan mitra yang akan sangat kami senangi untuk diajak bekerja sama. Mungkin Anda akan mendengar sesuatu dari kami tentang topik ini dalam waktu yang tidak terlalu lama,” kata SBF.

Pernyataan SBF muncul dalam laporan The Big Whale yang diterbitkan pada hari Kamis (27/10). Rincian lebih lanjut mengenai rencana FTX menggarap stablecoin tidak tersedia, karena informasi lebih detail dibatasi paywall.

Sampai saat ini, FTX menawarkan perdagangan margin yang memungkinkan para pelanggan menggunakan berbagai stablecoin dolar Amerika Serikat (USD) sebagai jaminan.

Crypto exchange lainnya seperti Binance mulai menerbitkan stablecoin mereka sendiri, yaitu Binance USD (BUSD) pada tahun 2019.

Kehadiran Tether USD (USDT) sejak 2014 menjadikannya sebagai stablecoin terbesar dengan market cap atau kapitalisasi pasar mencapai US$68 miliar. Hal ini dapat memberikan contoh bagaimana stablecoin dapat berkembang, bahkan di bawah pengawasan peraturan.

Sebagai informasi, Tether dimiliki oleh iFinex yang merupakan perusahaan induk berbasis di Hong Kong yang juga memiliki crypto exchange Bitfinex. Sementara itu, Circle bersama crypto exchange Coinbase pada 2018 mendirikan CENTRE Consortium yang merupakan entitas di balik USD Coin (USDC).

SBF Telah Menyinggung Perang Stablecoin Hebat Kedua

Pada 23 Oktober lalu, SBF menyoroti mengenai keputusan Binance untuk mengonversi USDC dan sejumlah stablecoin lainnya menjadi BUSD di platform mereka. Benar saja, konsekuensi dari keputusan ini terjadi perubahan, dengan market cap BUSD mengalami lonjakan dan USDC mengalami penurunan.

Baginya, hal ini merupakan pemicu dimulainya ‘Perang Stablecoin Hebat Kedua’ (Second Great Stablecoin War). Adapun perang stablecoin pertama pecah pada sekitar tahun 2018, berakhir dengan USDC dan USDT mengalahkan TrueUSD (TUSD), Gemini Dollar (GUSD), hingga Pax Dollar (USDP).

“Hal yang berbeda kali ini adalah; pertama, suku bunga positif, sehingga lebih banyak pendapatan untuk stablecoin. Kedua, sekarang mereka semua [para penerbit stablecoin] telah mempelajari pelajaran inti bahwa jangan pernah memblokir penukaran (redemption) atau stablecoin Anda tidak akan stabil lagi,” urai SBF.

Pandangan SBF Mengenai Market Kripto & Kondisi FTX

Kembali dalam wawancara dengan The Big Whale, SBF mengakui bahwa tahun 2022 adalah bear market pertama yang mereka lalui.

“Namun, tahukah Anda, salah satu karakteristik utama platform kripto adalah bahwa operasi kami tidak terpengaruh oleh penurunan pasar lebih dari itu,” ungkap founder & CEO FTX itu.

Dia mengklaim bahwa pihaknya setiap hari terus mengembangkan bisnis, menciptakan layanan, dan alat baru untuk pelanggan.

“Jadi, ya, pasar kurang dinamis, situasinya sedikit lebih tegang, tetapi pada akhirnya, itu tidak membuat kami keluar jalur,” jelas SBF.

Saat ditanya apakah dia optimis dalam beberapa bulan ke depan, SBF mengatakan bahwa dia tidak bisa mengatakan apa yang sebenarnya akan terjadi dari sudut pandang ekonomi makro dalam beberapa bulan mendatang.

“Secara keseluruhan, saya cukup optimis tentang masa depan kripto karena industri ini terus berkembang. Ada semakin banyak kasus penggunaan, teknologi meningkat, dan peraturan tersebut secara bertahap diberlakukan,” urainya.

Ketika ditanya tentang keputusannya dalam menguasai Voyager dan BlockFi, SBF mengatakan bahwa hal ini memungkinkan mereka untuk memperkuat posisi di market AS dan terus meraih pangsa pasar.

Namun, saat muncul pertanyaan apakah pihaknya berniat untuk membeli Robinhood, SBF justru mengatakan, “Ini pertanyaan yang bagus! Ada dua cara bagi perusahaan untuk tumbuh: membeli perusahaan lain atau terus tumbuh secara internal. Hal yang paling penting adalah terus berkembang. Kami bisa membeli perusahaan seperti Robinhood, tapi bukan itu yang kita lihat sekarang. Tantangan kami adalah untuk terus tumbuh secara organik.”

Bagaimana pendapat Anda tentang rencana FTX untuk menerbitkan stablecoin mereka sendiri? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori