Gemini telah meluncurkan platform crypto derivative exchange untuk market di luar Amerika Serikat, dengan perpetual contract Bitcoin (BTC) sebagai kontrak derivatif pertamanya.
Dalam pengumuman resminya, derivative exchange bernama Gemini Foundation itu akan memungkinkan para pelanggannya untuk melakukan trading produk spot dan derivatif. Denominasi untuk produk-produk tersebut bakal dalam bentuk stablecoin Gemini, yaitu GUSD. Para calon pelanggan dapat mendaftar untuk menerima pemberitahuan ketika platform tersebut sudah resmi aktif.
Menurut penjelasan pihak Gemini, akses terhadap platform baru itu akan tersedia bagi para pengguna di Brazil, Afrika Selatan, Selandia Baru, dan Nigeria. Sayangnya, Gemini Foundation tidak akan tersedia bagi pengguna Amerika Serikat.
Nampaknya, hal tersebut cukup bisa dipahami dengan kondisi industri kripto di Negeri Paman Sam belakangan ini. Selama beberapa waktu terakhir, regulator setempat semakin meningkatkan pengawasan mereka terhadap perusahaan kripto, tanpa terkecuali layanan derivatif kripto.
Seperti halnya yang dialami oleh crypto exchange Binance. Perusahaan crypto exchange dengan volume perdagangan terbesar skala global itu mendapatkan gugatan hukum dari Komisi Perdagangan Berjangka dan Komoditi (CFTC) Amerika Serikat. BeInCrypto melaporkan bahwa dalam gugatannya, CFTC menuduh Binance melanggar aturan terkait perdagangan dan derivatif.
Gemini Punya Ambisi dalam Skala Global
Kabar peluncuran platform derivative exchange ini muncul tak lama setelah Gemini mengumumkan bahwa mereka mendirikan kantor baru di India. Pravjit Tiwana, CEO Gemini Asia Pasifik, mengatakan bahwa kantor baru tersebut akan menjadi engineering hub terbesar kedua setelah kantor di Amerika Serikat.
Di sisi lain, Tyler Winklevoss dan Cameron Winklevoss, pendiri crypto exchange Gemini, memaparkan bahwa langkah ekspansi ini adalah bagian dari pertumbuhan perusahaan dalam skala internasional. Dua saudara kembar ini mengaku bahwa perusahaan bakal mengembangkan tim bisnisnya di India dan Singapura untuk meningkatkan basis pelanggan mereka.
Sebagai informasi, Gemini merupakan salah satu crypto exchange terbesar di Amerika Serikat. Berdasarkan data BeInCrypto, per 22 April, Gemini mencatatkan volume trading sebesar US$43,02 juta dalam kurun 24 jam terakhir.
Eksodus Perusahaan Kripto dari Amerika Serikat
Aksi Gemini ini menambah panjang deretan perusahaan kripto yang mulai bersiap—atau bahkan sudah—angkat kaki dari Amerika Serikat, lantaran ketidakjelasan regulasi. Di tahun 2023 saja, sejumlah perusahaan kripto; seperti Nexo, Beaxy, dan Bittrex, telah memutuskan menghentikan operasinya di Amerika Serikat akibat kondisi regulasi.
Crypto exchange kelas kakap di Amerika Serikat lainnya, yaitu Coinbase, juga terpantau mulai mengalihkan fokusnya ke pasar internasional. BeInCrypto melaporkan bahwa crypto exchange yang digawangi oleh Brian Armstrong itu telah mengantongi izin untuk meluncurkan derivative exchange di Bermuda. Selain itu, Coinbase pun dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mencari markas offshore baru di luar Amerika Serikat.
Brian Armstrong bahkan tak segan memberikan pujiannya kepada pemerintah Bermuda, karena memberikan aturan main yang jelas bagi industri kripto.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.