Stronghold Digital Mining, perusahaan yang berfokus pada penambangan Bitcoin, masih harus menelan kerugian pada kuartal III/2022. Bahkan, nilai kerugian yang diderita jauh lebih besar daripada periode yang sama pada tahun lalu.
Hal ini datang di tengah lemahnya pasar kripto yang memicu para penambang terus berupaya untuk bisa keluar dari kerugian. Berbagai langkah efisiensi terus digenjot oleh Stronghold demi membalikkan keadaan, tetapi tampaknya hal itu belum berbuah manis.
Dalam laporan keuangan disebutkan bahwa Stronghold Digital Mining mencatatkan rugi sebesar US$49,6 juta, atau naik hampir 8 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$6,3 juta. Mereka berupaya mengurangi kewajibannya kepada pihak ketiga dengan konsekuensi perlambatan angka produksi yang pada akhirnya turut membuat operasional melambat.
Tengok saja, hasil produksi Bitcoin Stronghold pada kuartal III/2022 hanya mencapai 567 BTC. Capaian itu turun 11% dari kuartal II/2022 yang sebanyak 637 BTC. Hal itu diakui sendiri oleh mereka sebagai imbas dari proses penghapusan utang pada NYDIG dan adanya pemadaman pembangkit listrk yang dilakukan pada September dan Oktober lalu untuk pemeliharaan.
Selain itu itu, faktor eksternal berupa penurunan harga Bitcoin (BTC) yang per hari ini sejak awal tahun 2022 telah mencapai US$66,01%, menambah berat kinerja keuangan Stronghold.
Terus Berupaya Kencangkan Ikat Pinggang
Terkait hal ini, Co-Chairman dan CEO Stronghold Digital Mining, Greg Beard, mengatakan bahwa mereka terus mengurangi leverage, meningkatkan likuiditas, dan memangkas biaya. Namun, melihat momentum, mereka juga secara oportunistik mengembangkan armada penambangan untuk mendapatkan harga yang menarik.
“Pada Oktober kemarin kami telah sepenuhnya menghilangkan utang pada NYDIG dan menutup utang pada WhiteHawk lewat restrukturisasi,” jelas Greg Beard.
Untuk diketahui, proses restrukturisasi utang perusahaan pada NYDIG sudah dimulai sejak 16 Agustus silam. Stronghold sepakat mengembalikan 26.200 rig penambang Bitcoin dengan kompensasi berupa penghapusan utang senilai US$67,4 juta. Namun, dalam menebusnya, Stronghold harus rela mengalami penurunan laju produksi lantaran sekitar 18.700 rig di antarana sudah beroperasi.
Proses pengurangan kewajiban sepertinya menjadi fokus utama mereka. Pasalnya, selain melakukan restrukturisasi utang pada NYDIG, Stronghold turut melakukannya pada fasilitas pinjaman yang diperoleh dari WhiteHawk.
Sebagai informasi, mereka mengajukan perpanjangan tenor hampir tiga kali lipat dari tenor rata-rata tertimbang, yaitu dari 13 bulan menjadi 36 bulan. Hal ini disebut mengurangi pembayaran pokok bulanan dan menambah US$21 juta dana tunai ke neraca Stronghold.
Stronghold Pangkas Utang hingga 51% sebagai Bentuk Efisiensi
CEO Stronghold menuturkan bahwa dengan berbagai langkah yang dilakukan pihaknya, mereka mengklaim berhasil mengurangi utang bersih sebesar 51%. Sehingga, per September lalu, total utang bersih perusahaan menjadi US$55 juta dengan likuiditas sebesar US$27 juta.
Stronghold akan tetap menggenjot produksi untuk mendapatkan momentum pembalikan arah Bitcoin. Beard juga percaya bahwa saat ini harga Bitcoin belum menemukan titik terendah. Oleh karena itu, mereka akan tetap mempertahankan fleksibilitas dan memaksimalkan modal dengan efisien.
Belum lama ini, Stronghold berhasil meneken perjanjian hosting definitif dengan Foundry Digital. Kerja sama tersebut merupakan salah satu strategi perusahaan untuk bisa tetap mendapatkan eksposur Bitcoin, tetapi dengan mengeluarkan modal ringan.
“Dengan kerja sama tersebut, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan hash rate secara kreatif tanpa modal yang signifikan,” ucap Beard.
Adapun salah satu manfaat dari kerja sama itu, Stronghold akan mendapatkan lebih dari 4.500 rig penambangan dengan hash rate 420 PH/s untuk Panther Creek Plant. Harus diakui, skema tersebut merupakan skema yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, karena nantinya Stronghold akan mendapatkan 50% Bitcoin yang ditambang setelah dikurangi US$60/MWH.
Genjot Bisnis Penjualan Listrik
Setelah mengumumkan diversifikasi usahanya dengan memasuki bisnis penjualan listrik belum lama ini, Stronghold sudah berhasil memupuk hasil. Pada kuartal III/2022, mereka meraup pendapatan sebesar US$11,5 juta, naik 61% dibanding pada kuartal II/2022.
Perusahaan memutuskan untuk memasuki bisnis energi setelah melihat harga Bitcoin yang tidak kunjung menanjak. Sementara, di sisi lain, tarif listrik untuk para penambang mengalami kenaikan yang signifikan. Jumlah tersebut konon hampir setara dengan pendapatan yang bersumber dari penambangan kripto yang mencapai US$12,28 juta.
Sebagai catatan, jumlah pendapatan perusahaaan secara konsolidasian pada kuartal III/2022 mencapai US$24,7 juta, atau naik 311% dari periode yang sama pada tahun lalu. Hal ini dinilai dipicu oleh pengerahan rig tambahan untuk penambangan kripto dan peningkatan pendapatan dari sektor energi.
Bagaimana pendapat Anda tentang kerugian yang dialami Stronghold meski sudah melakukan efisiensi? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.