Trusted

Harga Bitcoin Sempat Turun ke Bawah US$41.000, Apa Penyebabnya?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Harga Bitcoin (BTC) sempat ambruk ke level US$40.654 pada hari Jumat (19/1) pukul 03:40 WIB, sebelum kembali diperdagangkan di sekitar level US$41.225.
  • Ada beberapa dugaan penyebab turunnya harga Bitcoin kali ini. Salah satunya adalah kaitannya dengan penjualan BTC oleh Grayscale.
  • Penurunan harga Bitcoin di bawah US$41.000 ini merupakan pertama kalinya terjadi sejak Desember 2023.
  • promo

Harga Bitcoin (BTC) sempat ambruk ke level US$40.654 pada hari Jumat (19/1) pukul 03:40 WIB, sebelum kembali diperdagangkan di sekitar level US$41.225. Sebelum ini, harga Bitcoin berada di sekitar level US$42.000 pada hari Kamis (18/1).

Harga Bitcoin yang sempat turun di bawah US$41.000 merupakan pertama kalinya terjadi sejak Desember 2023.

Selain itu, penurunan harga ini terjadi setelah exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot menyelesaikan perdagangan hari ke-5.

Di sisi lain, sejumlah pihak menilai penurunan harga Bitcoin ada kaitannya dengan penjualan BTC oleh Grayscale.

Masih Ada Potensi Penjualan GBTC

Sebelumnya, analisis dari JPMorgan pada hari Kamis menilai harga Bitcoin dapat menghadapi tekanan penurunan tambahan dalam beberapa minggu mendatang jika para investor Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) mengambil keuntungan.

Sebagai informasi, GBTC yang diluncurkan pada 2013 akhirnya dikonversi menjadi ETF Bitcoin spot pada minggu lalu dan telah mengalami arus keluar (outflows) senilai lebih dari US$1,5 miliar.

Dalam data terbaru, arus keluar kumulatif GBTC mencapai sekitar US$1,6 miliar sebelum hari Kamis. JPMorgan memperkirakan arus keluar GBTC dapat mencapai hingga US$3 miliar.

“Jika perkiraan US$3 miliar terbukti benar dan mengingat US$1,5 miliar telah keluar, maka mungkin masih ada tambahan US$1,5 miliar yang harus keluar melalui aksi ambil untung di GBTC. Sehingga, memberikan tekanan lebih lanjut pada harga Bitcoin dalam beberapa minggu mendatang,” bunyi analisis JPmorgan yang dipimpin Nikolaos Panigirtzoglou.

Sebagai informasi, Grayscale mengenakan biaya 1,5% untuk ETF Bitcoin spot mereka, atau terlalu tinggi dibandingkan dengan produk ETF Bitcoin spot lainnya. Sejumlah pihak menilai ini adalah upaya Grayscale untuk meraup keuntungan dari eksodus dana yang keluar dari GBTC.

Para investor GBTC, yang selama sekitar setahun terakhir telah membeli saham dana tersebut dengan diskon signifikan, dinilai telah mengambil keuntungan penuh pasca konversi menjadi ETF Bitcoin spot daripada beralih ke produk ETF Bitcoin spot lain yang lebih murah.

JPMorgan menilai tambahan US$5 miliar hingga US$10 miliar dapat keluar dari GBTC.

GBTC Kelola Aset Hampir US$25 Miliar

Sebagai pengingat, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) pada 10 Januari lalu akhirnya memberikan persetujuan atas kehadiran produk (ETF Bitcoin spot di Negeri Paman Sam. Meski begitu, SEC menegaskan persetujuan ini tidak berarti mereka menyetujui ataupun mendukung Bitcoin.

Sebelumnya, akun media sosial X (Twitter) SEC pada 9 Januari lalu membuat cuitan persetujuan ETF Bitcoin spot. Namun, Gary Gensler, selaku Ketua SEC, segera mengklarifikasi bahwa akun X (Twitter) SEC telah diretas.

Sejumlah produk investasi ETF Bitcoin spot mulai resmi diperdagangkan di AS pada 11 Januari lalu.

Menariknya, beberapa broker keuangan tradisional (TradFi) seperti Vanguard tidak mengizinkan kliennya untuk memperdagangkan ETF Bitcoin spot di platform mereka.

Dalam perkembangan terkini, BlackRock pada hari Rabu (17/1) mengungkapkan bahwa mereka telah mengelola 25.067 Bitcoin yang bernilai sekitar US$1,06 miliar.

James Seyffart, analis ETF di Bloomberg Intelligence, menunjukkan bahwa aset di 10 ETF Bitcoin spot secara agregat mencapai sekitar US$27,71 miliar. Sejauh ini, GBTC masih mengelola aset sekitar US$24,78 miliar.

Sementara itu, Eric Balchunas, analis ETF senior di Bloomberg Intelligence, mencatat bahwa total volume perdagangan dari 10 ETF Bitcoin spot hingga hari ke-5 menyentuh angka US$14,06 miliar.

Menariknya, komunitas kripto menyoroti tentang nilai aset ETF Bitcoin spot secara agregat yang melampaui aset ETF perak yang hanya menyentuh sekitar US$11,5 miliar.

Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi harga Bitcoin yang sempat turun di bawah US$41.000? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori