Lihat lebih banyak

Aset Digital Masih Menarik, Ada 88.200 Jutawan yang Memperoleh Kekayaannya dari Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Laporan dari Henley & Partners mengungkapkan sampai saat ini, terdapat 88.200 jutawan yang mendapatkan kekayaannya dari aset kripto.
  • Menurut laporan ini, 78 di antara golongan super kaya tersebut adalah para Bitcoiner, yakni mereka yang percaya terhadap masa depan Bitcoin.
  • Kemudian, laporan tersebut juga menyebut Singapura sebagai wilayah yang paling ramah terhadap migrasi kripto berdasarkan tingkat adopsi dan integrasi teknologi aset digital serta blockchain.
  • promo

Laporan dari firma konsultan investasi Henley & Partners mengungkapkan, sampai saat ini, terdapat 88.200 orang jutawan yang berhasil meningkatkan kekayaannya lewat kripto. Secara total, mereka berhasil mencapai nilai aset hingga jutaan dolar AS. Temuan ini sekaligus membuktikan bahwa musim dingin di industri aset digital tidak menyurutkan minat investasi terhadap jenis aset berisiko.

Laporan Henley & Partners juga menyoroti kemunculan 182 jutawan kripto yang memiliki kepemilikan kripto sebesar US$100 juta atau lebih.

Bitcoin (BTC) masih menjadi idola bagi para investor untuk membenamkan dananya. Menurut laporan ini, 78 di antara golongan super kaya tersebut adalah para Bitcoiner, yakni mereka yang percaya terhadap masa depan Bitcoin.

Fakta tersebut tercermin dari setengah jutawan kripto yang ada di seluruh dunia, 40.500 di antaranya menyimpan kekayannya di Bitcoin. Selain itu, 6 dari 22 miliarder kripto dunia adalah mereka yang berhasil mengumpulkan kekayaannya dari perdagangan Bitcoin.

Temuan ini menjadi hal yang cukup menarik, mengingat popularitas kripto mulai meredup sejak terjadi rangkaian keruntuhan pasar aset digital, seperti kegagalan Terra hingga kehancuran FTX.

Gen-Z Juga sudah “Melek” Investasi Kripto

Chief Executive Officer (CEO) Henley & Partners, Juerg Steffen, mengatakan hampir seluruh golongan yang bergerak di industri kripto; mulai dari trader, miner, investor ataupun pengusaha, tengah menjajaki strategi migrasi investasi untuk melindungi kepentingan mereka. Hal itu terjadi ketika banyak negara yang mulai secara aktif merancang aturan terkait kripto di yurisdiksinya masing-masing.

“Selama 6 bulan terakhir, kami telah melihat lonjakan permintaan yang signifikan dari para jutawan kripto yang berupaya melindungi dirinya dari potensi larangan perdagangan atau penggunaan mata uang kripto di negaranya sendiri,” jelas Steffen.

Menurutnya, langkah itu dilakukan sebagai salah satu cara untuk bisa memitigasi risiko kebijakan fiskal, yang bakal diterapkan secara agresif terhadap aset digital, khususnya pajak kripto.

Penurunan harga yang terjadi di pasaran juga dimanfaatkan betul oleh para penggiat kripto untuk menyicil aset idamannya. Pakar investasi global, Jeff D. Opdyke, juga mengamini hal tersebut. Ia menyebut bahwa kripto adalah perdagangan dan teknologi yang paling tidak bisa dihindari dalam 30 tahun terakhir.

Opdyke berpendapat sekarang adalah peluang baik untuk membeli, karena di masa yang akan datang, harga pasar aset digital yang saat ini berlaku akan ada di level yang jauh lebih tinggi.

Menariknya, peluang berinvestasi dalam aset kripto sepertinya sudah ditangkap oleh para Generasi Z alias Gen-Z. Laporan dari CFA Institute dan Finra Investor Education Foundation mengungkap bahwa 55% investor Gen-Z sudah berinvestasi di kripto. Persentase itu bersaing dengan investor generasi milenial, yang 57% di antaranya sudah terjun ke kripto.

Di samping itu, laporan tersebut memaparkan bahwa aset kripto, khususnya Bitcoin dan Ethereum (ETH), adalah investasi paling umum yang para Gen-Z miliki.

Grafik perbandingan investasi berdasarkan usia | Sumber : Finra-CFA Institute

Singapura dan UEA Jadi Negeri Paling Ramah Pajak Kripto

Selain menyajikan temuan terkait para jutawan kripto, laporan dari Henley & Partners juga membahas perihal tingkat adopsi kripto dan blockchain.

Henley & Partners menyebut Singapura sebagai wilayah yang paling ramah terhadap migrasi kripto berdasarkan tingkat adopsi dan integrasi teknologi aset digital serta blockchain. Singapura menempati posisi teratas dengan skor 50,2 (83,76%) dari skor maksimal 60.

Kemudian, posisi berikutnya dihuni oleh Swiss (78,17%) dan Uni Emirat Arab (76,17%). Sementara itu, Hong Kong, yang terus mendorong wilayahnya menjadi crypto hub global berada di peringkat 4 dengan skor 76%. Amerika Serikat (AS) sendiri mengekor di posisi lima, dengan skor mencapai 73,83%.

Lalu, membincang soal parameter ramah pajak, Singapura dan UEA mendapat skor sempurna, yakni 10 dari 10.

“UEA dan Singapura kembali menjadi yang terdepan dalam hal adopsi kripto publik,” tutur Henley & Partners.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori