Lihat lebih banyak

Ingin Satukan Dunia NFT, Token Kripto, & DeFi, Uniswap Labs Dapat Pendanaan US$165 Juta

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Uniswap Labs berhasil mengumpulkan US$165 juta (Rp2,5 triliun) dalam putaran pendanaan Seri B.
  • Pendanaan tersebut dipimpin oleh Polychain Capital dan diikuti pula oleh sejumlah existing investor; seperti a16z, Paradigm, dan lain-lain.
  • Dengan adanya tambahan dana segar itu, maka valuasi Uniswap Labs kini mencapai US$1,66 miliar (Rp25,4 triliun).
  • promo

Uniswap Labs pada hari Kamis (13/10) mengumumkan bahwa mereka berhasil mengumpulkan US$165 juta (Rp2,5 triliun) dalam putaran pendanaan Seri B untuk menghadirkan kesederhanaan layanan decentralized exchange (DEX) yang kuat ke lebih banyak orang di seluruh dunia.

“Agar web3 menyadari potensinya, kami membutuhkan pengalaman pengguna yang lebih sederhana dan lebih aman yang juga memungkinkan orang melihat keajaiban kripto dan desentralisasi. Uniswap Labs bekerja untuk melakukan itu, melalui aplikasi web yang ada dan sejumlah produk baru,” tulis akun Twitter Uniswap Labs.

Suntikan dana segar ini dipimpin oleh Polychain Capital, dengan partisipasi dari existing investor; seperti Andreessen Horowitz (a16z), Paradigm, SV Angel, dan Variant. Hal ini juga menegaskan valuasi entitas di balik DEX terkemuka di dunia kripto kini mencapai US$1,66 miliar (Rp25,4 triliun).

Pendanaan bagi Uniswap Labs Validasi bagi Proyek Terdesentralisasi?

Putaran pendanaan ini diklaim menjadi yang terbesar bagi startup yang menggarap sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Dalam wawancara dengan Fortune, Hayden Adams, pembuat kode otodidak yang membangun dan meluncurkan Uniswap pada 2018, menyebut pendanaan yang diterima Uniswap Labs sebagai validasi bagi proyek-proyek terdesentralisasi yang dalam beberapa kasus dijalankan hampir seluruhnya oleh kode otonom.

“Bagi kami, industri ini telah mulai membuktikan dirinya dan kami melihat nilainya, terutama di bear market ketika banyak infrastruktur terpusat gagal, dan banyak entitas terdesentralisasi menang,” jelas CEO Uniswap Labs itu.

Uniswap dibangun sebagai eksperimen untuk melihat apakah Hayden Adams dapat membantu sesuatu yang sepenuhnya mewujudkan nilai-nilai Ethereum seperti transparansi, aman, dan dapat diakses. Sejak saat itu, DEX ini terus berkembang dan telah memproses US$1,2 triliun dalam volume perdagangan hingga saat ini.

Fortune mencoba menjelaskan mengapa Uniswap tidak gagal dalam crypto winter kali ini; seperti Voyager, Celsius, hingga Three Arrows Capital (3AC). Penjelasan yang dinilai paling masuk akal adalah karena Uniswap sebagian besar bergantung pada kode, bukan individu, untuk mengelola keuangan mereka.

Uniswap Protocol memungkinkan orang memperoleh penghasilan dengan mengunci token mereka ke dalam apa yang disebut liquidity pool. Seperti penerbit stablecoin DAI, yaitu MakerDAO, desain Uniswap mengartikan bahwa pengguna tidak harus mempercayai eksekutif individu untuk memastikan usaha mereka tetap stabil.

Ingin Membuat Web3 Lebih Mudah Diakses

Uniswap Labs saat ini memang belum menguntungkan, tetapi mereka bermaksud memanfaatkan suntikan dana segar yang diterima dalam pendanaan Seri B untuk memperluas penawaran produk dan menjadi berkelanjutan secara finansial pada tahun-tahun mendatang.

Dia mengatakan bahwa penawaran produk baru Uniswap Labs akan termasuk membangun aggregator non-fungible token (NFT) yang akan membuka interaksi baru antara token dan NFT.

Lebih luas lagi, Hayden Adams mengatakan bahwa Uniswap Labs akan berfokus pada membangun layanan yang akan membuat web3 lebih mudah diakses oleh orang-orang non-teknis. 

“Dunia NFT, token kripto, dan DeFi, dipandang sebagai dua ekosistem yang terpisah. Ini seperti mengatakan bahwa dunia ‘papan obrolan’ dan foto pada web2 itu berbeda,” katanya sambil menjelaskan bagaimana lanskap kripto saat ini siap untuk berkembang menjadi pengalaman yang lebih terpadu.

Sebagai penutup, sang CEO Uniswap Labs mencoba menegaskan perbedaan antara web2 dan web3 dengan mengatakan, “Web2 adalah tentang bersaing untuk mengontrol pengguna, sementara web3 memiliki peluang untuk bersaing dengan memberdayakan pengguna.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori