Lihat lebih banyak

Jack Mallers Uraikan 3 Alasan Mengapa Pernyataan Bos FTX tentang Bitcoin Sangat Menyesatkan

5 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Beberapa waktu lalu, Sam 'SBF' Bankman-Fried, CEO crypto exchange FTX, sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Bitcoin tidak punya masa depan sebagai jaringan pembayaran.
  • Pendapat SBF dibantah tegas oleh Jack Mallers, CEO Stripe. Bahkan, Mallers tak segan menyebut pernyataan SBF "sangat menyesatkan".
  • Sebagai tanggapan dari pernyataan SBF, Jack Mallers menguraikan 3 alasan mengapa SBF keliru.
  • promo

Jack Mallers, CEO dari Strike (Zap Solutions Inc.) yang mengandalkan Lightning Network sebagai platform jaringan pembayaran, menuding pernyataan CEO crypto exchange FTX tentang Bitcoin ‘sangat menyesatkan’.

Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa ada perang dingin di dunia cryptocurrency. Di satu sisi, ada kubu Bitcoin maximalist yang memandang konsensus proof-of-work (PoW) untuk validasi transaksi dan penciptaan blok baru sebagai satu-satunya bentuk blockchain yang dapat menciptakan mata uang internet. Di sisi lain, ada kubu kripto yang berpikir bahwa PoW adalah peninggalan dari masa lalu mengingat ada alternatif yang lebih ramah lingkungan yaitu proof-of-stake (PoS).

Inti dari drama PoW dan PoS adalah bagaimana seseorang dapat memverifikasi blok baru di blockchain. Untuk PoW, blok baru dibuat oleh komputer yang memecahkan masalah matematika yang kompleks.

Sementara PoS, blok baru ditambahkan ke blockchain melalui metode penambangan khusus yang dikenal sebagai validator. Dalam jaringan PoS, validator adalah pemilik cryptocurrency yang telah staking sejumlah besar token kripto ke dalam suatu sistem blockchain.

Untuk blockchain Ethereum, validator ‘perlu staking 32 ETH atau sekitar US$63.184,64 (Rp927,07 juta) agar bisa diizinkan memvalidasi blok baru’. Sebagai imbalannya, mereka menerima sejumlah kripto baru yang ditambang. Adapun teknologi PoS diklaim jauh lebih ramah lingkungan daripada PoW.

Di sisi lain, PoW memiliki sifat bahwa ‘siapa pun dapat bersaing’. Ini berarti bahwa ada lebih banyak energi komputasi digunakan untuk menambang Bitcoin baru. Hal inilah yang dipandang sebagai pemborosan.

CEO FTX Remehkan Kemampuan Bitcoin

Sebelumnya dalam wawancara dengan Financial Times yang terbit pada 16 Mei 2022, Sam Bankman-Fried (SBF), founder dan CEO FTX, membuat gempar dunia kripto. Dia mengatakan bahwa Bitcoin tidak memiliki masa depan sebagai jaringan pembayaran, karena inefisiensi dan memiliki ongkos lingkungan yang tinggi.

Salah satu sosok paling berpengaruh di dunia kripto itu mengatakan bahwa PoW Bitcoin tidak mampu ditingkatkan dalam mengatasi jutaan transaksi yang akan diperlukan untuk membuat cryptocurrency itu menjadi sebuah alat pembayaran yang efektif.

“Jaringan Bitcoin bukan jaringan pembayaran dan bukan jaringan penskalaan,” kata Sam Bankman-Fried. Pria yang menurut Forbes Real Time Billionaires memiliki kekayan bersih US$21,7 miliar atau setara Rp317,1 triliun mengatakan jenis blockchain alternatif yang menggunakan PoS akan diperlukan untuk membuat jaringan pembayaran kripto yang fungsional.

“Hal-hal yang Anda lakukan dengan jutaan transaksi per detik harus sangat efisien dan ringan, serta biaya energi yang lebih rendah,” kata pria berusia 30 tahun itu, sambil menyebutkan bahwa Proof-of-Stake adalah solusinya.

Jack Mallers: Pernyataan SBF Menyesatkan

Kontras dengan SBF, Jack Mallers adalah pendukung PoW. Pria berusia 28 tahun ini merupakan pendiri Strike, platform jaringan pembayaran yang mengandalkan Lightning Network. Bersama para Bitcoin Maximalist lainnya seperti Jack Dorsey, Adam Back, hingga Samson Mow, dia sangat mendukung adopsi Bitcoin sebagai alat transaksi pembayaran di dunia nyata.

Aplikasi Strike diluncurkan di El Salvador pada Maret 2021 dan dengan cepat menjadi aplikasi nomor satu dalam jumlah unduhan di negara tersebut. Capaian ini menjadikan Jack Mallers sebagai salah satu sosok operasional utama di balik adopsi Bitcoin di El Salvador.

Ketika menjadi pembicara dalam Bitcoin 2022 Conference pada awal April lalu, dia mengumumkan bahwa perusahaannya bermitra dengan 3 penyedia pembayaran terbesar di dunia yaitu Shopify, NCR, dan Blackhawk Network untuk memungkinkan pembayaran Bitcoin di berbagai toko di seluruh penjuru Amerika Serikat (AS).

Jack Mallers sangat tidak setuju dengan pernyataan SBF yang mempertanyakan kelayakan Bitcoin sebagai jaringan pembayaran. Dia menuding sang CEO FTX ‘sangat tidak kompeten’ atau ‘sangat menyesatkan’.

Dalam laporan Business Insider yang terbit pada hari Sabtu, 21 Mei 2022, Jack Mallers menjabarkan 3 alasan mengapa hanya Proof-of-Work Bitcoin yang dapat menciptakan ‘cara yang inovatif, inklusif, dan berulang untuk mengirimkan nilai secara digital’, selengkapnya sebagai berikut:

1. Bitcoin Benar-benar Terdesentralisasi

Alasan utama mengapa Pow Lebih unggul dari PoS adalah karena benar-benar terdesentralisasi.

“Masalah PoS adalah bahwa [perusahaan manajemen investasi] BlackRock dapat membeli saham [dari para validator] tertentu dalam jaringan dan kemudian memiliki kendali yang lebih besar atas pemesanan transaksi atau transaksi apa yang diizinkan untuk ditangani,” kata Jack Mallers.

Dia kemudian membandingkannya dengan Bitcoin. ‘Penambang yang baru bergabung’ dan ‘penambang yang telah bergabung tepat setelah penciptaan Bitcoin’ oleh Satoshi Nakamoto, memiliki hak yang sama untuk memvalidasi transaksi.

Dia mengatakan bahwa PoS, karena sentralisasinya yang melekat, tidak menyelesaikan ‘masalah dunia nyata’ yang sama dengan desentralisasi penciptaan kekayaan yang ingin diselesaikan oleh Satoshi Nakamoto.

2. Kecepatan Layer-2 Bitcoin Lightning Network

Jack Mallers setuju dengan argumen SBF bahwa lapisan dasar blockchain Bitcoin bukanlah alat pembayaran yang cepat. Pasalnya, blockchain layer-1 Bitcoin tidak dioptimalkan untuk kecepatan atau pembayaran, melainkan untuk menjadi instrumen digital terdistribusi yang dapat diakses oleh dunia layaknya emas.

Keduanya bersilang pendapat mengenai kemampuan Bitcoin untuk digunakan sebagai jaringan pembayaran. Jack Mallers percaya bahwa protokol yang beroperasi di atas basis kode Bitcoin asli, yang dikenal sebagai solusi layer-2, dapat membuat Bitcoin menjadi transfer nilai digital yang layak.

Dia secara khusus menunjukan bahwa Lightning Network, protokol layer-2 Bitcoin yang tidak hanya telah digunakan oleh Strike, tetapi juga telah diadopsi oleh Twitter, Cash App milik Block Inc., BitPay, hingga crypto exchange Kraken, sebagai bukti bahwa Bitcoin dapat mentransfer nilai dalam hitungan milidetik.

Dalam panggung Bitcoin 2022 Conference, Cathie Wood yang merupakan CEO Ark Invest sempat mengatakan, “Ikuti para developer. Saya pikir kita akan melihat ledakan dari para developer yang berfokus pada Lightning Network.”

3. Ongkos Penciptaan Bitcoin

Pembelaan Jack Mallers mengenai PoW yang lebih baik daripada PoS terletak pada keyakinannya bahwa biaya ekonomi dan lingkungan yang tinggi untuk menciptakan Bitcoin adalah bagian dari alasan mengapa cryptocurrency ini memperoleh nilainya.

“Agar sesuatu memiliki nilai, ia membutuhkan biaya penciptaan. Jika menciptakan uang itu gratis, maka akan ada banyak uang. Itu akan menjadi hiperinflasi, itu akan berubah menjadi politis dan tidak akan memperoleh nilai dari kelangkaannya dan prediktabilitasnya,” ungkap Jack Mallers.

Pernyataan ini juga sempat diuraikan oleh Adam Back selaku CEO perusahaan infrastruktur Bitcoin bernama Blockstream.

“Uang komoditas diadopsi oleh masyarakat karena memiliki sifat yang baik sebagai uang: yaitu pada dasarnya langka, dan karena itu memiliki biaya produksi yang tidak dapat dihindari. Itu sebabnya emas adalah uang yang baik, dan emas digital [juga],” tegas sang CEO Blockstream.

Lebih lanjut, Jack Mallers mengatakan bahwa biaya lingkungan Bitcoin yang tinggi harus dikontekstualisasikan. Dia mengklaim penambangan Bitcoin sengaja menggunakan ‘energi murah yang melimpah’, serta nilai teoritis Bitcoin itu jauh melampaui biaya lingkungannya saat ini.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori