Lihat lebih banyak

Jump Trading, Jane Street, dan Alameda Research Diselidiki Regulator AS terkait Potensi Bailout TerraUSD (UST)

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Jaksa AS dikabarkan sedang menyelidiki percakapan dalam grup obrolan di antara Jump Trading Group dan Jane Street Group mengenai potensi bailout bagi proyek TerraUSD (UST).
  • Menurut sumber yang mengetahui perjalanan itu, sedang dicari tahu apakah ada kemungkinan manipulasi market yang terlibat.
  • Selain itu, jaksa federal AS dilaporkan telah memimpin penyelidikan kriminal terhadap Terraform Labs (TFL) yang merupakan perusahaan di balik ekosistem Terra.
  • promo

Jaksa Amerika Serikat (AS) dikabarkan sedang menyelidiki percakapan dalam grup obrolan di antara perusahan perdagangan Jump Trading Group dan Jane Street Group mengenai potensi bailout atau dana talangan bagi proyek algorithmic stablecoin TerraUSD (UST) yang digarap oleh Do Kwon dan kawan-kawannya.

Dalam laporan Bloomberg hari Selasa (14/3), Jaksa federal Manhattan sedang menyelidiki percakapan di Telegram di antara karyawan di Jump, Jane Street, hingga Alameda Research yang terafiliasi dengan FTX, pada Mei 2022.

Menurut sumber yang mengetahui perjalanan itu, sedang dicari tahu apakah ada kemungkinan manipulasi market yang terlibat.

Sampai sejauh ini, belum ada yang dituduh melakukan kesalahan sebagai bagian dari pengawasan grup obrolan itu. Selain itu, penyelidikan tersebut tidak selalu berarti bahwa tuntutan hukum akan diajukan.

Adapun bailout terhadap UST tidak pernah terjadi. Runtuhnya algorithmic stablecoin itu dan native token Terra (LUNA) membuat kedua token kripto itu tidak lagi berharga serta memicu efek domino dalam crypto winter tahun 2022.

Jaksa federal AS dilaporkan telah memimpin penyelidikan kriminal terhadap Terraform Labs (TFL) yang merupakan perusahaan di balik ekosistem Terra.

Sementara itu, WSJ melaporkan bahwa penyelidikan kehancuran UST menambah risiko tuntutan pidana terhadap Do Kwon.

SEC Gugat Do Kwon dan Entitas di Balik Proyek Terra

Sebelumnya pada 16 Februari lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menuduh TFL dan sang CEO, yaitu Do Kwon, mendalangi penipuan yang menghapus nilai market kripto itu setidaknya sekitar US$40 miliar. Hal itu dinilai menyebabkan kerugian bagi investor ritel dan institusional di AS.

TFL dan Do Kwon pun dituduh menyesatkan investor, termasuk dengan membuat pernyataan palsu tentang hubungan dengan aplikasi pembayaran seluler populer Korea Selatan yang bernama Chai, serta karena mempromosikan stabilitas stablecoin UST yang diklaim dapat mempertahankan harganya 1 banding 1 dengan dolar AS (USD).

Gugatan SEC mengatakan bahwa tragedi pada tahun 2022 bukan pertama kalinya bagi UST mengalami depegging alias kehilangan patokannya pada aset yang mendasarinya.

Setahun sebelumnya, pada Mei 2021, nilai stablecoin itu sempat turun di bawah US$1. Hal tersebut mendorong TFL dan Do Kwon meminta pihak ketiga rahasia untuk campur tangan dan membeli dalam jumlah besar untuk meningkatkan nilainya.

Pulihnya harga UST kembali ke patokannya dolar AS, disebut-sebut sebagai ‘kemenangan desentralisasi’, yang menyebabkan masuknya uang-uang investor.

Terkait hal ini, Ketua SEC, Gary Gensler, mengatakan bahwa pihaknya menuduh TFL dan Do Kwon gagal memberikan pengungkapan penuh, adil, dan jujur, kepada publik seperti yang diperlukan untuk sejumlah sekuritas (efek) aset kripto, terutama untuk token LUNA dan stablecoin UST.

“Kami juga menuduh mereka melakukan penipuan dengan mengulangi pernyataan palsu dan menyesatkan untuk membangun kepercayaan sebelum menyebabkan kerugian besar bagi investor,” terang Gensler.

Sekilas tentang Jump dan Jane Street

Jump Crypto, sebuah divisi dari Jump Trading, ikut terjebak dalam keruntuhan UST sebagai konsekuensi mereka mendukung proyek itu sejak 2019. 

Pada Februari 2022, Jump Crypto dan hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC) bersama-sama memimpin upaya penggalangan dana senilai US$1 miliar untuk Luna Foundation Guard (LFG) yang merupakan lembaga nirlaba yang diharapkan dapat mengelola kestabilan UST.

Pada Desember 2022, jaksa federal AS dilaporkan sedang menyelidiki apakah pihak Sam Bankman-Fried (SBF), tokoh utama di balik FTX dan Alameda, telah memanipulasi market atas token kripto UST dan LUNA.

Dalam sebuah pernyataan, SBF mengaku bahwa dia tidak mengetahui adanya manipulasi market itu dan tentu saja tidak pernah bermaksud untuk terlibat dalam manipulasi market.

Sementara itu, Jane Street yang telah memiliki reputasi di Wall Street karena dominasinya di market seperti exchange-traded fund (ETF) dan obligasi korporasi, telah melakukan perdagangan kripto sejak tahun 2017.

Sejumlah alumni Jane Street bergabung dengan FTX dan Alameda. SBF pun sempat bekerja di firma perdagangan itu sebelumnya akhirnya memulai Alameda pada tahun 2017.

Caroline Ellison, mantan CEO Alameda, menyusul SBF setahun kemudian. Mantan Presiden FTX.US, Brett Harrison, juga sebelumnya bekerja di Jane Street.

Bagaimana pendapat Anda tentang dugaan adanya bailout bagi proyek TerraUSD (UST)? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori