Lihat lebih banyak

L2 Blast Tuai Kritik dari Investornya Sendiri

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Perusahaan venture capital Paradigm mengkritik strategi marketing proyek L2 Blast. Menariknya, Blast baru-baru ini mendapat investasi dari Paradigm sendiri.
  • Dan Robinson, Head of Research di Paradigm, pada hari Minggu (26/11) mengungkapkan beberapa hal yang menjadi kekhawatiran pihaknya.
  • Sebelumnya, salah satu perwakilan dari Polygon Labs juga sempat melontarkan komentar perihal gerak-gerik Blast.
  • promo

Paradigm, perusahaan venture capital (VC) yang terkenal di dunia kripto, mengkritik strategi marketing Blast, proyek layer-2 (L2) yang baru-baru ini mendapat investasi dari mereka sendiri.

Dan Robinson, Head of Research di Paradigm, pada hari Minggu (26/11) mengungkapkan ketidaksepakatan tentang keputusan Blast meluncurkan crypto bridge sebelum jaringan L2 itu benar-benar hadir dan tidak mengizinkan penarikan selama 3 bulan.

“Kami pikir ini menjadi preseden buruk bagi proyek lain. Sebagian besar marketing [Blast] merendahkan pekerjaan sebuah tim yang serius.”

Robinson mengatakan bahwa pihaknya telah menghubungi Blast mengenai kekhawatiran mereka, sambil menekankan bahwa masih ada banyak poin perselisihan di antara kedua belah pihak.

Terlepas dari kritik itu, perwakilan Paradigm itu turut mengakui bahwa tim Blast dibentuk oleh para pembangun kelas dunia, yang menunjukkan kemampuan untuk membuat produk hebat.

Sejauh ini, struktur tata kelola Blast tidak jelas, begitu pula peran Paradigm dalam proses pengambilan keputusan di startup L2 tersebut.

“Kami berinvestasi pada para pendiri yang kuat dan independen yang tidak selalu kami setujui. Namun, kami memahami bahwa orang-orang mungkin mengharapkan kami untuk memberikan contoh praktik terbaik dalam kripto. Kami tidak mendukung taktik semacam ini [yang dilakukan Blast] dan menganggap serius tanggung jawab kami terhadap ekosistem.”

Dan Robinson, Head of Research Paradigm

Blast Dituduh Bukan Proyek L2

Perwakilan dari Paradigm bukanlah entitas pertama yang mengomentari gerak-gerik Blast baru-baru ini.

Jarrod Watts, developer relations engineer di Polygon Labs, pada hari Kamis (23/11) kemarin turut mengatakan bahwa sentralisasi jaringan menimbulkan risiko keamanan yang signifikan.

Selain itu, Jarrod Watts mencatat bahwa Blast hanya menggunakan multi-signature (multisig) 3/5. Itu berarti, jika peretas mendapatkan akses ke 3 dari 5 private key anggota tim tersebut, maka mereka dapat mencuri semua cryptocurrency yang disimpan ke dalam kontrak Blast.

Bahkan, Jarrod Watts juga menuduh bahwa Blast bukanlah proyek L2, tetapi hanya menerima dana dari pengguna dan melakukan staking dana itu ke dalam protokol seperti Lido Finance tanpa menggunakan bridge atau testnet apa pun.

Kurangnya fungsi penarikan di Blast pun menjadi sorotan. Pasalnya, untuk melakukan penarikan di masa mendatang, para pengguna harus percaya bahwa developer Blast akan menambahkan fungsi penarikan di masa mendatang.

TVL Blast Sudah Tembus US$500 Juta

Terlepas dari kontroversi seputar peluncurannya, Blast telah mengumpulkan lebih dari US$563 juta dalam total value locked (TVL) sejak diluncurkan kurang dari sepekan.

Pada 21 November kemarin, Blast mengumumkan bahwa mereka berhasil mengumpulkan pendanaan senilai US$20 juta. Kucuran investasi itu didapatkan dari Paradigm, Standard Crypto, dan sejumlah pihak lainnya.

Proyek L2 yang didukung oleh pendiri marketplace non-fungible token (NFT) Blur ini mengeklaim sebagai satu-satunya proyek L2 Ethereum dengan imbal hasil (yield) pada Ether (ETH) dan stablecoin. Proyek L2 ini bertujuan untuk membuat orang-orang menghasilkan pendapatan lebih banyak.

Di Blast, saldo orang-orang diklaim dapat bertambah secara otomatis, dan mendapatkan hadiah dari Blast. Hal itu dapat terjadi karena Blast secara native berpartisipasi dalam staking ETH, dan hasil staking itu diteruskan kembali ke pengguna dan sejumlah decentralized applications (dApps) di L2 mereka.

Tidak berhenti sampai di situ, bukan hanya ETH di Blast yang menghasilkan imbal hasil. Stablecoin juga dapat demikian.

Saat orang-orang mentransfer stablecoin mereka seperti USD Coin (USDC), Tether USD (USDT), dan DAI dari jaringan lain ke jaringan Blast, stablecoin tersebut disimpan dalam protokol T-Bill on-chain seperti MakerDAO. 

Kemudian, imbal hasilnya akan diteruskan kembali ke para pengguna jaringan Blast melalui stablecoin USDB. Adapun USDB dapat ditukarkan dengan USDC saat dijembatani (bridged) ke layer-1 (L1) Ethereum.

Peluncuran mainnet L2 Blast diperkirakan akan berlangsung pada bulan Februari 2024. Proyek ini akan turut membagikan airdrop bagi para pihak yang berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori