Lihat lebih banyak

Market Kripto Tiba-tiba Ambrol, Bitcoin Turun ke Level US$42.000

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Mayoritas harga aset kripto, termasuk Bitcoin, Ethereum, dan sejumlah altcoin ternama lainnya, tiba-tiba ambrol pada hari Senin (11/12) sekitar pukul 09:00 WIB.
  • Jurnalis kripto @Dogetoshi membuat "teori" bahwa market kripto rontok setelah co-founder Solana menyarankan penjualan token lebih baik daripada memberikannya secara gratis.
  • Sementara itu, Bloomberg mencatat bahwa fenomena penurunan market kripto baru-baru ini disebabkan karena beberapa trader melakukan sejumlah take profit atau mengambil keuntungan dari momen reli terbesar tahun ini.
  • promo

Mayoritas harga aset kripto tiba-tiba ambrol pada hari Senin (11/12) sekitar pukul 09:00 WIB. Harga Bitcoin (BTC) turun sekitar 4%. Harga Bitcoin sempat berada di sekitar level US$40.000, tetapi kini telah kembali pada kisaran US$42.000.

Di saat yang sama, harga Ether (ETH) longsor sekitar 4,7%, BNB ambrol sekitar 3,3%, XRP merosot sekitar 5,9%, dan Solana (SOL) tergelincir sekitar 3,6%. Mayoritas aset kripto lainnya turut mengalami penurunan.

Berdasarkan data CoinGecko, market cap atau kapitalisasi pasar kripto global turun sekitar 3,8% dalam 24 jam terakhir menjadi US$1,65 triliun.

Sementara itu, menurut data Coinglass, posisi terbuka di market derivatif yang mencapai sekitar US$343 juta mengalami likuidasi seiring penurunan market kripto.

Menariknya, akun media sosial X (Twitter) Lookonchain menemukan seorang trader yang melakukan short atau bertaruh harga BTC dan ETH turun sekitar 5 jam sebelum harga 2 aset kripto itu jatuh. Keuntungannya saat ini mencapai sekitar US$200 ribu (sekitar Rp3,12 miliar).

Misteri Penyebab Penurunan Market Kripto pada 11 Desember 2023

Jurnalis kripto dengan akun Twitter Steven (@Dogetoshi) membuat “teori” bahwa market kripto rontok setelah co-founder Solana menyarankan penjualan token lebih baik daripada memberikannya secara gratis.

Pada hari Senin ini pukul 08:15 WIB, Anatoly Yakovenko, co-founder dan CEO Solana Labs, mengatakan, “Alih-alih melakukan airdrop, tim pengembang proyek kripto harus menjual sebagian besar token dengan harga penjualan 1/5 hingga 1/10 di bawah harga yang diharapkan.”

Sedangkan, Bloomberg mencatat bahwa fenomena penurunan market kripto baru-baru ini disebabkan karena beberapa trader melakukan sejumlah take profit atau mengambil keuntungan dari momen reli terbesar tahun ini.

Adam Cochran, General Partner di Cinneamhain Ventures, berpandangan bahwa penurunan harga Bitcoin kali ini adalah pertanda sehat dan bagus. Dia berspekulasi dinamika market kripto yang baru saja terjadi ini justru membuat harga tertinggi sepanjang masa (ATH) baru Bitcoin akan segera terjadi.

Sementara analisis on-chain Willy Woo memprediksi harga Bitcoin akan kembali terkoreksi hingga ke sekitar level US$39.700, karena masih ada gap atau kesenjangan harga Bitcoin di CME yang belum terisi pada level tersebut.

Harga Bitcoin Sempat Reli ke Level US$44.000

Market kripto mendapat angin segar ketika harga Bitcoin mengalami reli paling mengejutkan sepanjang tahun 2023, tepatnya sejak awal bulan Desember ini.

Harga BTC setidaknya telah naik sekitar 11,82%, dari level US$37.712 saat pembukaan market pada 1 Desember hingga ke sekitar level US$42.191 pada hari Senin (11/12) ini.

Sebenarnya, harga Bitcoin bahkan sempat menyentuh di atas level US$44.000 pada tanggal 5, 6, 8, dan 9 Desember kemarin.

Sentimen pendorong kenaikan harga Bitcoin hingga instrumen yang lebih berisiko lainnya muncul setelah Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed), yaitu Chris Waller, mengatakan bahwa data terbaru menunjukkan perlambatan ekonomi AS dan berlanjutnya moderasi inflasi berarti kebijakan The Fed berada pada titik yang tepat.

Chris Waller melihat data inflasi AS bergerak ke arah yang tepat. Jika inflasi terus menurun, dia menilai ada argumen bagus untuk penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Hal ini membuat para investor semakin yakin bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga seiring meredanya inflasi, sehingga mengalihkan fokus pada kemungkinan penurunan suku bunga pada tahun 2024.

Selain itu, sentimen lain pendorong kenaikan harga Bitcoin adalah kian menguatnya potensi persetujuan exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di AS.

Analis ETF di Bloomberg Intelligence, James Seyffart, menilai jendela potensi persetujuan ETF Bitcoin spot terkini adalah antara pada tanggal 5 hingga 10 Januari 2024.

Bagaimana pendapat Anda tentang pergerakan market kripto yang mendadak melemah dan turunnya harga Bitcoin ke US$42.000? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori