Lihat lebih banyak

Meta Copot Fitur Digital Collectible dari Instagram & Facebook, Daya Tarik NFT Mulai Pudar?

3 mins
Oleh Ryan James
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kurang dari setahun setelah peluncurannya, Meta akhirnya memutuskan untuk menutup fitur 'Digital Collectibles' di Instagram.
  • Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menghubungkan wallet pihak ketiga untuk berbagi NFT mereka sebagai format unggahan khusus di Instagram.
  • Faktanya, platform ini hanyalah salah satu dari serangkaian proyek NFT lainnya yang terbengkalai dalam setahun terakhir.
  • promo

Mulai 11 April ini, Meta Platforms secara resmi akan menghentikan fitur berbagi ‘Digital Collectible’ pada Instagram sekaligus Facebook. Langkah ini juga menandai akhir dari fitur yang memungkinkan pengguna untuk menampilkan NFT mereka di Instagram dan Facebook tersebut.

Fitur ini pertama kali meluncur pada bulan Mei 2022. Fungsinya adalah untuk mengintegrasikan platform Instagram dan Facebook ke dalam ekosistem koleksi digital secara lebih baik. Dengan fitur ini, pengguna dapat menghubungkan crypto wallet dan membagikan NFT berbasis gambar atau video yang kompatibel sebagai tipe unggahan khusus. Tidak hanya itu, fitur ini juga memiliki efek kilauan tipis yang keren, serta secara otomatis akan menandai siapa pemilik dan pencipta setiap item digital tersebut.

Tampilan fitur Digital Collectibles yang menampilkan NFT di Instagram oleh Meta Platforms
Tampilan fitur Digital Collectibles yang menampilkan NFT di Instagram | Sumber: Instagram

Namun, tidak lama lagi fitur ‘Digital Collectibles’ di Instagram dan Facebook ini akan dicabut. Sebagai akibatnya, posting NFT pengguna akan berubah menjadi posting biasa dan Meta tidak lagi menghubungkannya ke wallet pihak ketiga.

Tapi siapa sangka, kurang dari setahun setelah peluncurannya, Meta akhirnya justru memutuskan untuk menutup fitur ini. Padahal pada bulan November lalu, perusahaan teknologi raksasa ini baru saja meluncurkan integrasi untuk wallet Solana. Langkah itu menunjukkan komitmen mereka terhadap dukungan kompatibilitas NFT. Namun, sepertinya semangat awal itu kini sudah padam.

Tidak hanya Meta, nyatanya banyak juga perusahaan lain yang telah mengurangi dukungannya untuk integrasi NFT.

Platform Lain Juga Kurangi Intensitas Dukungan

Setelah gempuran hype yang melanda industri aset digital, tepatnya pada bulan Juli 2022 lalu, Mojang Studios milik Microsoft akhirnya mengumumkan bahwa mereka tidak akan mendukung kompatibilitas NFC pada Minecraft. Cukup dengan satu langkah, studio tersebut seakan-akan juga telah mencabut dukungannya untuk proyek-proyek lain seperti NFC Worlds, yang selama ini telah membangun metaverse mereka sendiri dengan membuat tokenisasi lahan virtual pada server Minecraft yang disesuaikan.

Selain langkah sebagian platform yang akhirnya meninggalkan dukungan pihak ketiganya, banyak juga perusahaan lainnya yang tadinya antusias terjun ke dunia NFT sekarang seolah meredam ambisinya.

Sebagai contoh, ada lagi satu proyek yang tidak berumur panjang, yakni marketplace NFT buatan CNN yang bernama Vault. Tepatnya pada bulan Oktober lalu, CNN mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan marketplace-nya tersebut. Diluncurkan pada bulan Juni 2021, Vault memungkinkan penggunanya untuk membeli dan menjual ‘Moments,’ yakni sebutan untuk NFT yang didasarkan pada liputan penting sejarah CNN. Meskipun masih berfungsi sebagai marketplace peer-to-peer, perusahaan tersebut telah menghentikan pencetakan token baru.

Marketplace NFT Vault by CNN
Marketplace NFT Vault | Sumber: CNN

Proyek NFT Royal Mint Mandek

Parahnya lagi, sejumlah proyek NFT bahkan terancam tidak akan pernah terealisasi. Di antaranya adalah proyek yang hendak dikembangkan oleh Royal Mint di Inggris.

Pada bulan Maret lalu, Royal Mint telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan melanjutkan rencana untuk mencetak ‘NFT for Britain’ dalam waktu dekat. Namun, belum lama ini, Sekretaris Ekonomi Kementerian Keuangan Inggris, Andrew Griffith, menyatakan, “The Royal Mint tidak akan meluncurkan non-fungible token [ini] saat ini, namun akan terus meninjau proposal ini.”

Sementara itu, sejumlah orang yang skeptis tentu akan menunjuk pada rentetan proyek NFT yang gagal dalam beberapa tahun terakhir sebagai bukti gelembung yang meledak (bursting bubble). Fenomena ini sama halnya seperti era ledakan Initial Coin Offering (ICO) di tahun 2010-an silam. Kala itu, jumlah aset kripto yang benar-benar digunakan akhirnya menjadi lebih sedikit seiring berjalannya waktu. Namun, analogi yang lebih baik adalah bentuk dari proses ‘seleksi alam’ di sektor ini. Sehingga, sektor ini nantinya hanya menyisakan proyek-proyek terbaik dan paling berharga yang akan tetap bertahan di pasar. Sementara itu, golongan proyek yang akan lenyap dan terlupakan pastinya juga tidak akan kalah banyak.

Bagaimana pendapat Anda tentang langkah Meta Platforms mencabut fitur Digital Collectible yang bisa menampilkan NFT di Instagram? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori