Komunitas kripto pada hari Kamis (25/1) digegerkan dengan kabar bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) menyampaikan pemberitahuan yang mengumumkan niatnya untuk “membuang” 2.933,6 Bitcoin (BTC) senilai ratusan juta dolar AS (USD).
Dalam pemberitahuan tertanggal 8 Januari lalu, pemerintah AS mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk membuang Bitcoin yang diperintahkan oleh Jaksa Agung AS.
Sekitar 2.874,9 BTC yang disita dari Ryan Farace dan Sean Bridges pada tahun 2021 akan dijual. Lalu, ada juga sekitar 58,7 BTC lainnya yang hanya disita dari Ryan Farace. Pada saat dokumen itu diterbitkan, nilai dari Bitcoin tersebut bernilai sekitar US$132,5 juta.
Pemerintah AS, dalam pernyataan yang menguraikan niatnya untuk menjual Bitcoin, mengatakan bahwa siapa pun yang ingin mengeklaim kepentingan atas properti yang hilang ini dapat melakukannya dalam waktu 60 hari.
Terkait Perdagangan Narkoba
Pada tahun 2018, Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengatakan bahwa pihaknya mendakwa Ryan Farace karena menjual obat terlarang bernama Xanax secara ilegal di dark web.
“Dakwaan ini menuduh bahwa Ryan Farace mendistribusikan obat-obat terlarang itu melalui penjualan di dark web dengan imbalan Bitcoin,” bunyi pernyataan DOJ saat itu.
Memasuki 8 Januari lalu, Kantor Kejaksaan AS mengatakan bahwa Ryan Farace dan ayahnya Joseph Farace sama-sama dijatuhi hukuman penjara karena konspirasi pencucian uang.
Ryan Farace, yang mengedarkan narkoba secara online dengan nama samaran Xanaxman, menyatakan dalam kesepakatan pembelaan bahwa dia menggunakan black market Silk Road di dark web.
Sebagai informasi, Silk Road adalah black market besar pertama di dark web yang memungkinkan para pedagang menjual barang yang seringkali ilegal dengan imbalan Bitcoin.
Silk Road beroperasi dari sekitar tahun 2011 hingga 2013. Pada tahun 2015, pendiri Silk Road, Ross Ulbricht, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan AS.
Pemerintah Amerika Serikat Salah Satu Holder BTC Terbesar di Dunia
Sebagai informasi, pemerintah AS adalah salah satu pemegang Bitcoin terbesar di dunia. Namun, tidak seperti whale kripto lainnya, pemerintah Negeri Paman Sam tidak peduli jika nilai aset digital itu naik atau turun.
Hal tersebut dapat terjadi karena Bitcoin milik pemerintah AS merupakan hasil penyitaan dari aksi kejahatan di dunia maya atau dari dark web.
Menurut pengamatan 21.co dan ditambah informasi dari Arkham Intelligence, sebanyak 3 penyitaan menempatkan lebih dari 200.000 BTC (sekitar US$8,5 miliar) ke kas pemerintah AS.
Bitcoin sitaan pemerintah AS termasuk berasal dari penutupan Silk Road, peretasan crypto exchange Bitfinex, dan dari seseorang yang melakukan peretasan di Silk Road. Setidaknya, pemerintah AS telah menjual puluhan ribu BTC.
Adapun BTC milik pemerintah AS disimpan di cold wallet yang dikendalikan oleh DOJ, Internal Revenue Service (IRS), dan lembaga lainnya.
Pemerintah AS tidak menyimpan Bitcoin mereka untuk sarana investasi, seperti baru menjual ketika harganya naik. Sebaliknya, BTC milik pemerintah AS lebih merupakan bagian dari proses hukum.
Dari menyita Bitcoin ilegal, hingga menerima perintah akhir untuk melikuidasi Bitcoin untuk mendapatkan uang tunai, proses hukum semacam itu bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Dengan banyaknya Bitcoin yang disita pemerintah AS, hal apa pun yang mereka lakukan terhadap Bitcoin itu menjadi perhatian bagi komunitas kripto.
Sebab, aksi penjualan Bitcoin yang dimiliki pemerintah AS dapat mempengaruhi market; seperti membuat tekanan pada sisi jual Bitcoin dan berdampak pada market kripto secara keseluruhan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Trusted
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
