Lihat lebih banyak

Pengguna FTX Telah Menarik Aset Kripto Senilai US$1,2 Miliar dalam 24 Jam Terakhir

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Nansen melaporkan bahwa para pengguna FTX telah menarik Ether (ETH) dan berbagai token ERC-20 senilai US$1,2 miliar dalam 24 jam terakhir.
  • Menariknya, hanya ada US$540 juta dana yang disetorkan ke FTX selama periode waktu yang sama.
  • Aksi penarikan ini merupakan kekhawatiran terbesar karena dapat merusak likuiditas FTX.
  • promo

Kapasitas ketahanan cadangan dana FTX diuji ketika gelombang pengguna mulai menarik aset mereka dari crypto exchange yang dipimpin oleh Sam Bankman-Fried (SBF) itu.

Nansen pada hari Selasa (8/11) melaporkan bahwa para pengguna FTX telah menarik Ether (ETH) dan berbagai token yang dibuat di blockchain Ethereum (ERC-20) senilai US$1,2 miliar dalam 24 jam terakhir. Menariknya, hanya ada US$540 juta dana yang disetorkan ke FTX selama periode waktu yang sama.

Perusahaan perdagangan kripto kuantitatif Alameda Research yang dikuasai oleh SBF disebut menerima Ether (ETH) bernilai US$109 juta. Di sisi lain, CryptoQuant menunjukkan bahwa cadangan Bitcoin milik FTX turun menjadi nol pada suatu tahap.

Aksi penarikan ini merupakan kekhawatiran terbesar karena dapat merusak likuiditas FTX. Bobby Ong, co-founder CoinGecko, dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa penarikan dana pada hari Senin (7/11) mendorong arus keluar harian terbesar dari FTX dalam catatan.

“Hal ini secara material dapat mempengaruhi volume perdagangan dan pangsa pasar FTX,” jelas Bobby Ong.

Akan Bernasib seperti BitMEX?

Analis Senior Arcane Research, Vetle Lunde, mengatakan bahwa hari-hari ini mungkin akan menjadi ‘momen BitMEX’ bagi FTX.

“BitMEX tidak pernah pulih setalah dua pukulan [yang menghantam] reputasi [mereka] pada tahun 2020. FTX pasti akan kesulitan membangun kembali reputasinya,” tulis Vetle Lunde.

Sebagai informasi, BitMEX pernah dianggap sebagai pemimpin dalam market kripto derivatif. Namun, mereka mulai mengalami keterpurukan ketika co-founder & mantan CEO BitMEX, Arthur Hayes, harus mengundurkan diri dari posisinya pada 8 Oktober 2020 menyusul tuntutan hukum dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) dan Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat (AS).

Hayes bersama 2 co-founder BitMEX lainnya dituduh mengoperasikan platform perdagangan yang tidak terdaftar serta melanggar aturan CFTC, termasuk anti-pencucian uang dan peraturan tentang know your customer (KYC). Pada Mei lalu, Arthur Hayes mengaku bersalah karena melanggar Undang-Undang (UU) Kerahasiaan Bank AS dan menerima hukuman 6 bulan tahanan rumah sebagai bagian dari masa percobaan 2 tahun.

Terkait nasib FTX, analis senior Arcane Research melihat kebangkrutan sebagai hal yang sangat tidak mungkin. Namun, cobaan ini bisa saja memiliki dampak jangka panjang pada relevansi FTX dalam sektor derivatif kripto.

Vetle Lunde mencatat bahwa Binance benar-benar mendorong untuk mengamankan dominasinya. Dominasi volume spot trading Binance telah meningkat dari 50% – 60% menjadi 80% – 90% di market, setelah mengumumkan menghapus fee perdagangan.

Selain itu, Binance memiliki pangsa pasar 40% dari open interest di market derivatif untuk Bitcoin (BTC) dan ETH. Sedangkan, dominasi FTX telah turun dari 25% menjadi 14% yang mengakibatkan posisinya melorot dari peringkat ke-2 kemudian jatuh di peringkat ke-4.

Menurut data Coinalyze, open interest pada market derivatif kripto yang terkait dengan native token FTX, yaitu FTT, telah mencapai sekitar US$252,4 juta atau tertinggi sepanjang masa (all time high / ATH). Sebagai informasi, open interest di market derivatif mengacu pada nilai total kontrak perdagangan baik itu pada posisi long (buy) atau short (sell) yang belum diselesaikan.

Kronologi FTX Terjungkal dalam Krisis

Krisis yang dihadapi FTX menyusul bocornya sebagian rincian dari neraca keuangan Alameda Research yang memiliki eksposur dengan crypto exchange itu.

Alameda Research dilaporkan memiliki total aset US$14,6 miliar dan liabilitas sekitar US$8 miliar. Di antara asetnya, Alameda mencatatkan US$3,66 miliar dalam token FTT tidak terkunci dan jaminan token FTT senilai US$2,16 miliar.

Aset penting lainnya di neraca Alameda Research termasuk US$3,37 miliar dalam kripto dan sejumlah token SOL yang tidak terkunci senilai US$292 juta, US$863 juta SOL yang terkunci, dan US$41 juta jaminan SOL. Untuk diketahui, SBF merupakan investor awal di Solana.

Terkait kabar geger bahwa Binance ‘membuang’ token FTT milik mereka, CZ pada hari Minggu (6/11) pukul 22:47 WIB akhirnya memberikan komentar.

“Sebagai bagian dari keluarnya Binance dari kepemilikan saham di FTX pada tahun lalu, Binance menerima sekitar US$2,1 miliar dalam bentuk tunai, yaitu stablecoin Binance USD (BUSD) dan FTT. Karena pengungkapan baru-baru ini yang terkuak [terkait kepemilikan aset Alameda Research termasuk pada token FTT], kami telah memutuskan untuk melikuidasi token FTT yang tersisa di pembukuan kami,” tulis CZ.

CZ mengaku bahwa mereka akan mencoba melakukannya dengan cara yang meminimalkan dampak pada market. Karena kondisi market dan likuiditas yang terbatas, pihak CZ memperkirakan ini akan memakan waktu beberapa bulan untuk diselesaikan.

Berdasarkan pantauan BeInCrypto di CoinGecko, harga token FTT tiba-tiba sempat anjlok sampai lebih dari 19% dalam 24 jam terakhir. Selain FTT itu, token SOL juga turun lebih dari 16% dalam 24 jam.

Akun Twitter Larry Cermak mengindikasikan bahwa pihak SBF melalui Alameda dan FTX menjual aset kripto lain untuk menopang harga token FTT.

Bagaimana pendapat Anda tentang penarikan aset kripto dalam jumlah besar yang dilakukan oleh para pengguna FTX ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori