Lihat lebih banyak

Robinhood Sanggup Tekan Kerugian hingga 72,13% di Tengah Kondisi Pasar yang Berantakan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Meskipun masih belum mampu mencetak laba, tetapi paling tidak jumlah rugi Robinhood mampu menyusut hingga 72,13% di Q4/2022.
  • Sepanjang tahun 2022, Robinhood masih harus menanggung rugi sebesar US$1,03 miliar atau sekitar Rp15,56 triliun.
  • Selain itu, Robinhood juga mengungkapkan bahwa perusahaan berniat untuk membeli kembali (buyback) saham yang dibeli oleh mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF).
  • promo

Robinhood Market Inc, platform perdagangan multi aset, masih terus berjuang untuk keluar dari lembah kerugian. Pada tahun 2022 lalu, ketika pasar bergerak dengan sangat liar, perusahaan yang dipimpin oleh Vlad Tenev itu melakukan banyak aktivitas untuk menjaga arus uangnya tetap positif. Meskipun masih belum mampu mencetak laba, tetapi paling tidak, jumlah kerugian Robinhood mampu menyusut hingga 72,13% sejauh ini.

Sepanjang tahun 2022, Robinhood masih harus menanggung rugi sebesar US$1,03 miliar atau sekitar Rp15,56 triliun. Namun, jumlah tersebut jauh lebih rendah dari kerugian pada tahun 2021 yang mencapai US$3.68 miliar. Jika dilihat secara kuartalan, nilai rugi bersih Robinhood sudah luruh 60,75%. Dari US$423 juta di kuartal 4 tahun 2021 menjadi hanya US$166 juta di periode yang sama tahun 2022.

Penyusutan keuntungan perusahaan tidak dibarengi dengan naiknya pendapatan. Faktanya, pos pendapatan Robinhood juga ikut terkoreksi, yakni dari US$1,81 miliar di 2021 menjadi US$1,35 miliar atau turun 25,41%.

Sementara itu, segmen pendapatan transaction-based revenue masih mendominasi raihan total pendapatan bersih Robinhood dengan menyumbang sebanyak US$814 juta atau sekitar 59,94%. Capaian tersebut lebih rendah 41,84% dari periode yang sama tahun 2021 sebesar US$1,40 miliar.

Kemudian, untuk pendapatan yang berasal dari net interest revenue berhasil tumbuh hampir dua kali lipat menjadi US$424 juta dari posisi sebelumnya di 2021 yang sebesar US$256 juta. Tetapi, memang, jika dilihat secara kuartalan, pada 3 bulan terakhir di 2022, total pendapatan Robinhood berhasil naik 5% menjadi US$380 juta dari US$363 di 2021.

Vlad Tenev, yang juga merupakan co-founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Robinhood, mengungkapkan sepanjang kuartal 4 tahun 2022, pendapatan yang berasal dari transaction-based revenue turun 11% menjadi US$186 juta. Hal itu dipicu oleh turunnya transaksi kripto sebesar US$24% menjadi US$39 juta dan juga ekuitas yang turun 32% menjadi US$21 juta. Sementara untuk transaksi option, nilainya tidak banyak berubah, yakni berada di kisaran US$124 juta.

Assets under custody (AUC) perusahaan turun 4% secara berurutan menjadi US$62 miliar. Hal itu didorong oleh penilaian pasar yang lebih rendah, baik untuk pertumbuhan saham maupun aset kripto. Namun hal tersebut bisa diimbangi oleh naiknya net deposit yang sebesar 19% menjadi US$18,4 miliar,” jelas Tenev dalam keterangan resmi.

Liarnya pergerakan pasar membuat pelanggan Robinhood mulai mengatur ulang portofolio investasinya. Hal tersebut berdampak pada turunnya monthly active user (MAU) perusahaan menjadi 11,4 juta.

Buyback Saham Robinhood di SBF

Robinhood juga mengungkapkan bahwa perusahaan berniat untuk membeli kembali (buyback) saham yang dibeli oleh mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF). Kuat dugaan, hal tersebut sengaja dilakukan untuk benar-benar memutus hubungan dengan FTX dan drama yang tengah terjadi di belakangnya.

Seperti diketahui, saat ini, ada 3 pihak yang memperebutkan 55 juta lembar saham perusahaan. Mereka adalah SBF, BlockFi, dan Yonathan Ben Shimon yang masing-masing mengklaim bahwa merekalah yang paling berhak atas saham HOOD.

Chief Financial Officer (CFO) Robinhood, Jason Warnick, mengatakan dewan telah memberikan wewenang untuk melakukan pembelian sebagian besar atau seluruh saham perusahaan yang dibeli oleh Emergent Fidelity Technologies, yaitu perusahaan yang juga dimiliki SBF pada tahun 2022 lalu.

Robinhood percaya diri dapat mengambil alih kembali saham tersebut lantaran posisi keuangannya yang moncer. Warnick mengaku neraca keuangan perusahaan  kuat dengan jumlah uang tunai lebih dari US$6 miliar.

“Untuk situasi ini kami tdak dapat memprediksi kapan atau bagaimana mekanisme pembelian saham yang akan dilakukan. Tetapi, usulan pembelian kembali saham menggaris bawahi kepercayan Dewan Direksi dan tim terhadap bisnis Robinhood,” ungkap Warnick.

Terus Genjot Efisiensi

Robinhood Tuntaskan Akuisisi Perusahaan Kripto Asal Inggris, Ziglu | Crypto wallet

Setelah melakukan pemangkasan karyawan pada tahun lalu, Robinhood juga memiliki sederet langkah untuk menekan biaya operasional. Melihat kondisi pasar yang tak menentu, menjadi wajar bagi pelaku usaha untuk juga melakukan penyesuaian beban keuangannya.

Tenev mengatakan perusahaan membatalkan kompensasi berbasis saham senilai US$500 juta. Lewat aksi tersebut, Robinhood mampu menekan biaya operasional hingga US$50 juta untuk tiap kuartal. Hal itu sengaja dilakukan untuk menjaga arus keuangan perusahaan bisa tetap positif.

Bagaimana pendapat Anda tentang keberhasilan Robinhood dalam menekan persentase kerugian di kuartal 4 tahun 2022 lalu? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori