Lihat lebih banyak

Setelah The Merge Selesai, Chainlink Berencana Hanya Akan Dukung Ethereum Versi PoS

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Chainlink hanya akan menyediakan umpan data ke blockchain Ethereum PoS.
  • Dalam sebuah kiriman pada blog miliknya, perusahaan menyarankan pengembang smart contract Ethereum untuk menghentikan aplikasi mereka sementara waktu sebelum The Merge terjadi.
  • Pada bulan Mei lalu, krisis TerraUSD sangat berdampak pada Chainlink (LINK).
  • promo

Setelah Ethereum selesai menjalani fase The Merge dan resmi menjadi proof-of-stake, Chainlink menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi mendukung versi fork proof-of-work Ethereum.

Dalam sebuah memo yang mereka tujukan kepada komunitas, penyedia oracle smart contract ini menyatakan bahwa mereka ingin menyelaraskan diri dengan konsensus sosial komunitas Ethereum untuk mengubah mekanisme konsensus Ethereum menjadi proof-of-stake. Sehingga, demi meminimalisir potensi terjadinya hal yang di luar dugaan, Chainlink saat ini sedang melakukan pemeriksaan kualitas yang komprehensif.

Ethereum telah melakukan proses transisi dari jaringan proof-of-work menjadi proof-of-stake. Selama ini, jaringan berkonsensus proof-of-work kita kenal sebagai jaringan yang bergantung “penambang” untuk validasi transaksi dan merupakan sebuah proses dengan konsumsi energi tinggi. Sementara itu, jaringan proof-of-stake adalah jaringan yang bergantung pada peran validator dalam menjalankan “stake” token untuk tujuan validasi transaksi.

Salah satu pengembang China, Hongcai Gu, kabarnya telah berhasil membentuk sebuah tim yang terdiri dari 60 pengembang. Tim ini kemudian akan bertugas untuk menyingkirkan “difficulty bomb“. Adapun difficulty bomb sendiri merupakan sebuah kode yang bertugas menjauhkan para penambang Ethereum secara bertahap dari mekanisme konsensus proof-of-work.

Akan tetapi, penambang lainnya dapat terus menambang ETC di blockchain Ethereum Classic, yaitu versi paling awal dari Ethereum. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa peralatan penambangan mereka tidak akan menjadi usang.

Para analis telah mengeluarkan peringatan tentang bahaya dari mengembangkan fork hanya dengan tujuan jangka pendek, tanpa memperhitungkan bagaimana jaringan akan mendapat dukungan dalam jangka panjang.

Di samping itu, co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, sendiri mengatakan bahwa ia tidak percaya terkait kemungkinan bahwa fork akan berpotensi membahayakan jaringan Ethereum.

Chainlink meyakinkan komunitasnya bahwa protokol dan layanannya akan tetap beroperasi dengan lancar. Baik selama The Merge Ethereum berlangsung maupun setelah selesai.

Bagi pelanggan yang meragukan dampaknya, mereka anjurkan untuk menghentikan operasinya demi melindungi para pengguna lain. Pasalnya, smart contract yang dibuat dan digunakan pada blockchain proof-of-work mungkin saja akan memperlihatkan perilaku yang tidak terduga.

Sementara itu, pengembang yang mengakses oracle Chainlink mana pun dalam smart contract mereka harus terlebih dahulu memverifikasi apakah layanan terus berfungsi dengan baik selama sebelum dan sesudah The Merge.

Di sisi lain, pengembang Ethereum, Tim Beiko, yang mempelopori pengembangan perangkat lunak untuk upaya The Merge blockchain Ethereum saat ini dengan Beacon chain, mengatakan bahwa idealnya, pengguna Ethereum tidak akan melihat perbedaan yang signifikan dalam fungsi di jaringan. Adapun Beacon chain sendiri merupakan lapisan konsensus proof-of-stake yang baru.

Terkena Dampak Krisis TerraUSD

Demi menjaga smart contract pada blockchain yang dapat diprogram, seperti Ethereum dan Cardano, tetap selaras dengan data dunia nyata, Chainlink menyediakan umpan data untuk contract tersebut.

Selain itu, menyusul kegagalan ekosistem TerraUSD/LUNA pada awal bulan Mei lalu, perusahaan baru-baru ini memutuskan untuk menangguhkan oracle harga LUNA. Hal ini dilakukan sebagai respon langsung terhadap aksi eksploitasi yang disebabkan oleh perbedaan harga LUNA pada protokol Venus. Pada saat publikasi artikel ini, protokol Venus memiliki valuasi total sekitar US$750 juta. Sehingga, menjadikannya sebagai protokol DeFi terbesar kedua di jaringan Binance Smart Chain.

Token native Chainlink, yaitu LINK, pun mengalami aksi jual besar-besaran pada bulan Mei. Aksi itu terjadi akibat para whale dan investor institusional yang menjual token tersebut. Alhasil, kondisi tersebut juga sontak menyebabkan harganya anjlok hingga 32% pada akhir Mei, jika kita bandingkan dengan awal bulan.

Sementara itu, kerja sama Cardano dengan oracle Chainlink sudah diumumkan sejak Cardano Summit 2021. Kemitraan ini bertujuan untuk membantu Cardano dalam pengembangan ekosistem aplikasi terdesentralisasinya. Kasus penggunaan utama oracle adalah menyediakan data cuaca yang andal untuk asuransi pertanian di wilayah Afrika Sub-Sahara. Selain itu, kasus penggunaan potensial lainnya juga mencakup data hasil pemilihan umum, data olahraga, hingga nilai mata uang kripto.

Bagaimana pendapatmu terkait topik Chainlink ini? Yuk, tulis dan beri tahu kami!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

482684f67f7c6a6c68bb22d21073cef7?s=120&d=wp_user_avatar&r=g
David Thomas
David Thomas lulus dari Universitas Kwa-Zulu Natal di Durban, Afrika Selatan, dengan gelar kehormatan di bidang teknik elektronik. Dia bekerja sebagai insinyur selama delapan tahun, mengembangkan perangkat lunak untuk proses industri di perusahaan spesialis otomasi Afrika Selatan, Autotronix (Pty) Ltd, sistem kontrol pertambangan untuk AngloGold Ashanti, dan produk konsumen di Inhep Digital Security, sebuah perusahaan keamanan dalam negeri yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat Swedia,...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori