Trusted

UniSat Wallet yang Dukung Ordinals dan BRC-20 Dapat Pendanaan dengan Valuasi US$50 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • UniSat Wallet dikabarkan berhasil mengumpulkan pendanaan dengan valuasi US$50 juta atau sekitar Rp751,25 miliar dari sejumlah investor.
  • UniSat Wallet sendiri dikenal sebagai penyedia layanan yang populer bagi Ordinals dan BRC-20.
  • Sejauh ini, volume transaksi di UniSat Wallet telah mencapai sekitar 10% hingga 20% bila dibandingkan dengan keseluruhan marketplace perdagangan Ordinals.
  • promo

UniSat Wallet pada hari Senin (24/7) dikabarkan berhasil mengumpulkan pendanaan dengan valuasi sebesar US$50 juta atau sekitar Rp751,25 miliar.

Suntikan dana segar itu dikucurkan oleh beberapa investor. Reporter kripto Colin Wu mencatat bahwa Binance Labs sedang berkomunikasi terkait putaran pendanaan bagi UniSat Wallet ini.

Selain itu, akun Twitter WuBlockchain yang dikelola Colin Wu menyebut bahwa tim di balik UniSat Wallet memiliki pengalaman dalam pengembangan Bitcoin Satoshi Vision (BSV).

Blockchain BSV adalah hard fork dari Bitcoin Cash (BCH) dan didukung oleh Craig Wright. Sosok ini mengaku sebagai tokoh di balik identitas anonim Satoshi Nakamoto, dan mengeklaim BSV adalah yang asli daripada Bitcoin (BTC).

Sejauh ini, volume transaksi di UniSat Wallet telah mencapai sekitar 10% hingga 20% bila dibandingkan dengan keseluruhan marketplace perdagangan Ordinals. Sementara itu, UniSat Wallet diperkirakan memiliki sekitar 60.000 pengguna unik.

Sekilas tentang Ordinals dan BRC-20 yang Digarap UniSat Wallet

Sebagai informasi, UniSat Wallet dikenal sebagai penyedia layanan yang populer bagi Ordinals dan BRC-20.

Standar token BRC-20 yang berbasis pada protokol Ordinal diperkenalkan oleh sosok anonim dengan identitas Domo di Twitter pada 9 Maret lalu. Sementara protokol Ordinal mulai diperkenalkan pada 20 Januari 2023 setelah upgrade Taproot di jaringan Bitcoin pada November 2021. 

Token BRC-20 menggunakan teknik ordinal inscriptions untuk melampirkan data ke satoshi atau unit terkecil dari Bitcoin. Pada gilirannya, hal tersebut dapat mengaktifkan fasilitas minting dan transfer fungible token di jaringan Bitcoin seperti meme coin atau stablecoin, hingga mencetak non-fungible token (NFT) di jaringan Bitcoin.

Dalam perkembangan pada 1 Juni lalu, OKX, salah satu crypto exchange terbesar di dunia, mengusulkan untuk memperluas implementasi protokol Ordinal di jaringan Bitcoin dengan menerapkan standar token baru yang disebut BRC-30.

Di bawah standar token ini, fitur yang terkait staking, seperti staking pool dan hadiah (reward) yang umumnya ada di blockchain dengan konsensus Proof-of-Stake (PoS), juga akan tersedia di blockchain Bitcoin untuk pertama kalinya. Selama ini, jaringan Bitcoin mengandalkan konsensus Proof-of-Work (PoW).

Dengan memperkenalkan standar token ini, para partisipan dapat melakukan staking token BRC-20 atau Bitcoin mereka sendiri dan menerima token BRC-30 yang sesuai sebagai gantinya.

Tidak berhenti sampai di situ, muncul pula kehadiran BRC-721E, yang merupakan standar token yang memungkinkan transfer atau bridging koleksi non-token NFT berbasis di Ethereum ke jaringan Bitcoin.

Selain itu, ada juga aktivitas perburuan Rare Satoshi karena protokol Ordinal memungkinkan klasifikasi dan memberi nomor pada satoshi-satoshi berdasarkan tingkat kelangkaan dan keunikannya.

Rare Satoshi diklasifikasikan sebagai uncommon karena menjadi yang pertama dalam sebuah block. Satoshi pertama dari setiap penyesuaian mining difficulty, sekitar 2.016 blok, adalah Rare Satoshi. Adapun satu dari 1,26 triliun satoshi adalah langka.

Debat Pro dan Kontra Ordinals

Munculnya Ordinals atau NFT di Bitcoin dan turunannya seperti standar token BRC-20 telah memicu perdebatan di kalangan para pendukung Bitcoin.

Bitcoin Maximalist menilai bahwa jaringan Bitcoin sebaiknya hanya digunakan untuk transaksi moneter. Segala aspek lain, seperti inisiatif Ordinals yang membuat biaya jaringan Bitcoin meningkat perlu dihindari. 

Tujuannya, agar setiap orang dari berbagai kalangan tetap bisa menggunakan Bitcoin tanpa perlu mengeluarkan ongkos biaya transaksi yang lebih mahal.

Di sisi lain, para pendukung Ordinals berpendapat bahwa sifat terbuka dari jaringan Bitcoin memungkinkan mereka untuk menggunakannya sesuai keinginan mereka tanpa perlu memerlukan izin dari orang lain.

Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa adopsi Ordinals turut memberi insentif yang lebih kepada para Bitcoin miner, serta membuat komunitas pengembangan inovasi dalam Bitcoin kembali hidup.

Terlepas dari pro dan kontra itu, volume perdagangan Ordinals telah menurun bila dibandingkan dengan booming yang menemui puncaknya pada sekitar 8 Mei lalu.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori