Lihat lebih banyak

Dorong Efisiensi, Yellow Card Dikabarkan Bakal Gandeng Lightning Network

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Yellow Card, salah satu crypto exchange asal Afrika, dikabarkan bakal membenamkan teknologi Lightning Network di dalam aplikasinya.
  • Hal itu dilakukan untuk menurunkan biaya transaksi guna mendorong adopsi lebih kencang.
  • Walau rencana Yellow Card masih dalam masa pertumbuhan, tapi Poiroux menambahkan bahwa Lightning Network pada akhirnya bisa memberikan lebih banyak nilai bagi pelanggan retail.
  • promo

Yellow Card, salah satu crypto exchange asal Afrika, dikabarkan bakal membenamkan teknologi Lightning Network di dalam aplikasinya. Hal itu dilakukan untuk menurunkan biaya transaksi guna mendorong adopsi lebih kencang.

Mengutip CNBC, co-Founder sekaligus Chief Technology Officer (CTO) Yellow Card, Justin Poiroux, mengatakan teknologi layer-2, seperti Lightning Network, bisa menurunkan biaya transaksi sampai mendekati nol. Meskipun saat ini perusahaan tidak membebankan komisi untuk transaksi, namun ketika transaksi sedang padat, maka biaya untuk perdagangan bisa menjadi sangat mahal.

“Hal tersebut berpengaruh bagi pelanggan kami. Karena kebanyakan dari mereka sangat sensitif terhadap harga transaksi,” jelas Poiroux.

Walau rencana Yellow Card masih dalam masa pertumbuhan, tapi Poiroux menambahkan bahwa Lightning Network pada akhirnya bisa memberikan lebih banyak nilai bagi pelanggan retail.

Penggunaan aset kripto, seperti Bitcoin (BTC), di wilayah Afrika tengah naik daun. Mahalnya biaya transaksi dan sulitnya akses keuangan tradisional menjadi alasan utama banyak orang untuk memanfaatkan jaringan kripto guna memenuhi kebutuhan finansialnya.

Untuk dipahami, Yellow Card merupakan salah satu crypto exchange terbesar di wilayah Afrika. Pada September 2022 lalu, perusahaan baru saja mendapatkan dana jumbo sebesar US$40 juta yang dipimpin oleh Polychain Capital.

Co-founder sekaligus CEO Yellow Card, Chris Maurice, menambahkan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan secara eksponensial, termasuk untuk melanjutkan ekspansi di seluruh benua serta mengembangkan produk baru lewat kemitraan strategis.

Perusahaan sendiri memiliki layanan Yellow Pay, yang selama ini banyak dimanfaatkan oleh lebih dari 1,4 juta penggunanya di seluruh Afrika.

Kripto untuk Transit

Menariknya, pengguna Yellow Pay yang memiliki aset kripto bukan berniat untuk menjadikannya sebagai aset investasi. Maurice menjelaskan, jika dilihat secara rata-rata, waktu terlama para pelanggan menyimpan aset digitalnya di platform perusahaan hanya mencapai 5 menit.

Hal tersebut lantaran tujuan dari penggunaan aplikasinya adalah sebagai channel untuk remitansi. Dalam mana, mata uang fiat dikonversi menjadi BTC atau stablecoin yang dipatok dalam dolar AS untuk kemudian mengirimkannya ke luar negeri. Selain itu, penerima dana juga bisa langsung mencairkannya ke dalam mata uang fiat.

“Biaya jaringan juga hanya berkisar di rentang 5 sen hingga US$1 per transaksi. Kami ingin membuatnya semudah mungkin bagi siapa pun untuk datang dan memberi kripto dalam waktu 3 menit,” jelas Maurice.  

Langkah itu membuat Yellow Card menjadi salah satu platform kripto yang sangat diperhitungkan di Afrika. Sejak 2019, perusahaan telah memfasilitasi transaksi senilai US$1,75 miliar.

Kripto Mendisrupsi Jalur Pembayaran Tradisional Afrika

CEO Paxful. Ray Youssef, menambahkan proses pengiriman uang ke negara lain di Afrika memiliki proses yang rumit dan panjang. Hal itu dikarenakan 80% pembayaran lintas batas yang berasal dari Afrika diproses di luar negeri, seperti di Amerika Serikat (AS) ataupun Eropa. Proses itulah yang akhirnya membuat biaya dan proses penyelesaian transaksi menjadi lebih tinggi dan panjang.

“Jika seseorang ingin memindahkan uang ke negara tetangga, biasanya mereka harus mengisi koper dengan uang tunai secara penuh dan memindahkannya melewati perbatasan,” ungkap Youssef.

Hal itu pula yang pada akhirnya membuat adopsi kripto di Afrika tetap tinggi meskipun pasar bergejolak. Pasalnya, penggunan kripto di sana hanya berfungsi sebagai remitansi, bukan sebagai aset investasi.

Melihat hal itu, Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut perlu adanya regulasi yang lebih baik di Afrika untuk menjaga keseimbangan, meminimalkan risiko, serta memaksimalkan inovasi.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori