Lihat lebih banyak

Axiom Dapat Investasi US$20 Juta untuk Selesaikan Hambatan Utama Smart Contract

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Axiom mengumumkan bahwa mereka mengumpulkan pendanaan sekitar US$20 juta (Rp316,3 miliar) yang dipimpin Paradigm dan Standard Crypto.
  • Selain Standard Crypto dan Paradigm, para investor lain Axiom termasuk Robot Ventures, Ethereal Ventures, serta sejumlah individu dari berbagai perusahaan kripto.
  • Suntikan dana segar ini akan membantu Axiom untuk mengembangkan tim dan mempercepat pengembangan platform inti ZK mereka.
  • promo

Axiom, developer infrastruktur smart contract, pada hari Kamis (25/1) mengumumkan bahwa mereka mengumpulkan pendanaan sekitar US$20 juta (Rp316,3 miliar) yang dipimpin Paradigm dan Standard Crypto.

Suntikan dana segar ini akan membantu Axiom untuk mengembangkan tim dan mempercepat pengembangan platform inti zero-knowledge (ZK) mereka yang memberdayakan para developer smart contract untuk membangun aplikasi on-chain yang kaya data.

Mereka menilai bahwa tingginya biaya akses data merupakan hambatan utama bagi smart contract. Dengan menggunakan ZK untuk menghilangkan hambatan itu, tujuan Axiom memberdayakan para developer untuk membangun aplikasi on-chain yang kaya data.

Selain Standard Crypto dan Paradigm, para investor lain Axiom termasuk Robot Ventures, Ethereal Ventures, serta sejumlah individu dari berbagai perusahaan kripto.

Masalah Smart Contract Saat Ini

Pihak Axiom menilai smart contract saat ini beroperasi di lingkungan yang kekurangan data.

“Membaca dan menulis data adalah operasi paling mahal untuk smart contract, membuat aplikasi yang bergantung pada data dalam jumlah besar menjadi sangat mahal atau tidak mungkin dijalankan secara on-chain,” jelas pihak Axiom.

Adapun sejumlah aplikasi on-chain disebut telah beradaptasi dengan biaya data yang selangit dan menghapus fitur atau menyusun smart contract dengan hati-hati untuk mengoptimalkan penggunaan data.

Menurut Axiom, hasil dari kondisi tersebut adalah para developer tidak dapat memanfaatkan data dalam skala besar dan terpaksa merancang smart contract mereka dengan cara yang sulit.

Ini berarti, fitur-fitur dasar seperti pemungutan suara secara on-chain untuk tata kelola harus dimasukkan ke dalam kontrak token sejak awal.

Hal lainnya adalah seperti kode rujukan untuk akuisisi pengguna meningkatkan biaya gas fee, sehingga hanya dapat dijalankan secara on-chain untuk kasus penggunaan dolar tertinggi.

Bagi Axiom, inti dari masalah pengalaman developer dan pengguna ini adalah tingginya harga data yang diautentikasi. Mereka menilai aplikasi on-chain memerlukan akses data yang lebih murah.

Solusi yang Ditawarkan Axiom

Oleh sebab itu, Axiom memperkenalkan pendekatan baru untuk akses data terautentikasi yang menggunakan kriptografi ZK, bukan konsensus.

Dengan menggunakan ZK, Axiom memungkinkan aplikasi on-chain menghitung lebih banyak data dengan biaya lebih rendah, dimulai dengan seluruh sejarah jaringan Ethereum dalam rilis mainnet Axiom V2 yang diluncurkan di mainnet Ethereum pada hari Senin (22/10 kemarin.

Axiom percaya bahwa permintaan untuk menyimpan, mengakses, dan mengoperasikan data yang diautentikasi hanya akan tumbuh seiring berjalannya waktu dan kriptografi. Blockchain dinilai sebagai alat yang tepat untuk memenuhi permintaan tersebut.

Mereka bersemangat untuk memungkinakn para developer membangun pengalaman pengguna yang kaya data secara on-chain tanpa mengorbankan jaminan kepercayaan yang diminimalkan, yang membawa lebih banyak orang ke blockchain.

Para developer yang ingin memasukkan data yang lebih kaya ke dalam aplikasi on-chain disarankan dapat mencoba Axiom Software Development Kit (SDK).

Smart Contract Jadi Perhatian Pemain Institusional

Suntikan dana segar bagi Axiom yang ingin menyelesaikan masalah pada smart contract datang di tengah antusias dari berbagai kalangan, termasuk pemain institusional.

Pada 17 Januari lalu, Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, memberi pujian bagi blockchain yang memungkinkan hadirnya smart contract. Dia memberi contoh tokenisasi aset, yang merupakan potensi untuk turut digarap oleh para pelaku keuangan tradisional (TradFi).

Jamie Dimon menerangkan, “Ada cryptocurrency yang mungkin benar-benar melakukan sesuatu. Anda dapat menggunakannya untuk membeli dan menjual real estate dan memindahkan data, tokenisasi pada hal-hal yang Anda gunakan untuk melakukan sesuatu.”

Mundur pada Desember 2023, Coinbase, crypto exchange terbesar di Amerika Serikat (AS), meluncurkan Project Diamond. Produk ini adalah platform bertenaga smart contract bagi institusional untuk membuat, membeli, dan menjual aset digital dengan lancar.

Selain itu, bursa efek Hong Kong pun telah meluncurkan platform settlement berbasis smart contract pada Oktober 2023.

Menariknya pada Maret 2023, Parlemen Eropa mengesahkan Undang-Undang (UU) Data yang turut mencakup smart contract.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori