Trusted

Dari Miliarder Menjadi Nyaris Tunawisma, Begini Kisah Naas 3 CEO Perusahaan Kripto

5 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Runtuhnya stablecoin TerraUSD awal tahun ini memicu efek domino yang mempengaruhi seluruh industri kripto. Insiden tersebut juga mengakibatkan pemimpinnya, Do Kwon melarikan diri.
  • Three Arrows Capital juga terkena dampak signifikan dari runtuhnya Terra. Sampai pada akhirnya memicu runtuhnya perusahaannya sendiri, serta membuat para pendirinya bersembunyi.
  • Sekarang, akibat krisis hebat yang tengah menimpa perusahaannya, Sam Bankman-Fried resmi bergabung dengan jajaran CEO perusahaan kripto yang menghadapi pengawasan super ketat.
  • promo

Redaksi BeInCrypto telah mengumpulkan sejumlah informasi terkait tiga perusahaan kripto terkenal yang bangkrut tahun ini, dan apa yang terjadi dengan CEO mereka. Berikut ini rinciannya.

Keruntuhan TerraUSD

Runtuhnya ekosistem Terra awal tahun ini disebut-sebut sebagai salah satu peristiwa yang mengundang terjadinya crypto winter.

Kronologinya bermula pada tanggal 7 Mei, yaitu ketika Terraform Labs menarik sebanyak 150 juta TerraUSD (UST) dari 3pool. Sebagai informasi, 3pool merupakan sebuah liquidity pool di decentralized exchange (DEX) Curve Finance.

Penarikan tersebut kabarnya adalah siasat terencana, sebagai bagian dari persiapan untuk peluncuran liquidity pool 4pool. Namun, ternyata aktivitas tersebut tetap membuat volatilitas 3pool meningkat signifikan.

Sepasang trader pun menyadari transaksi penarikan tersebut, dan secara kolektif menukar 185 juta UST lainnya dengan stablecoin USDC, yang merupakan saingan UST. Alhasil, keputusan itu pun menambah parah volatilitasnya. Untuk menghadapi situasi ini, Terraform Labs menarik 100 juta UST lagi dari 3pool, untuk “menyeimbangkan” proporsi UST. Sayangnya, keputusan ini justru menyebabkan algorithmic stablecoin tersebut kehilangan paritas atau keseimbangannya terhadap dolar.

Kemudian, dalam upaya untuk menstabilkan kembali nilai UST, para holder aset tersebut kemudian mengonversikan stablecoin Tether (USDT) senilai US$480 juta pada tanggal 8 dan 9 Mei. Selain itu, Luna Foundation Guard, yang sebelumnya didirikan sebagai cadangan, juga turut menjual Bitcoin (BTC) senilai miliaran dolar untuk dikonversi menjadi UST.

Namun tidak ada yang menyangka, keesokan harinya cadangan mereka justru ludes. Sedangkan, stablecoin miliknya terus mengalami depresiasi. Alhasil, kondisi itu akhirnya menyebabkan TerraUSD hancur-lebur.

Apakah Do Kwon sedang dalam Pelarian?

Banyak yang menyalahkan mantan kepala Terraform Labs, Do Kwon, atas keruntuhan TerraUSD. Mereka juga menyalahkan usahanya yang gagal untuk mendorong likuiditas dari 3pool ke 4pool prospektif yang sempat berulang kali dia gembar-gemborkan.

“Tujuannya adalah membuat 3pool kelaparan. [Itu] tidak akan lama,” kata Kwon saat itu.

Crypto CEOs. Terra LUNA Do Kwon SBF Sam Bankman-Fried
CEO Terraform Labs, Do Kwon.

Setelah peristiwa de-pegging tersebut, Kwon pun membuat tawaran kepada sejumlah investor dan meyakinkan mereka bahwa Terraform Labs akan membangun kembali nilai UST.

Namun, ketika berbagai upaya terlihat sedang dilakukan untuk mewujudkan target tersebut, sejumlah analis mengungkapkan bahwa Kwon sebenarnya tengah berusaha untuk menguangkan modal yang ia dapatkan. Saat sentimen publik berbalik melawan Kwon, Interpol pun mengeluarkan peringatan terhadap Do Kwon. Kemudian, dana yang ia miliki dilaporkan langsung dibekukan. Setelah itu, dia dilaporkan telah melarikan diri dari lokasi terakhirnya yang diketahui kala itu berada di Singapura.

Meski begitu, Kwon masih tetap bersikukuh bahwa dirinya tidak bersalah. Dia juga mengungkapkan bahwa ia tidak sedang bersembunyi. Tapi, nyatanya, dia masih menolak untuk mengungkapkan di mana lokasinya karena khawatir akan keselamatannya. Meskipun belum ada satu pun yang mengetahui keberadaannya, muncul spekulasi bahwa dia saat ini berada di Dubai.

Perusahaan Kripto Three Arrows Capital Juga Bangkrut

Keruntuhan Terra itu kemudian juga menjadi salah satu faktor penyebab kehancuran perusahaan raksasa lainnya di industri ini, yaitu Three Arrows Capital (3AC). Meskipun faktanya perusahaan tersebut memiliki kredibilitas tinggi dan sudah beroperasi selama satu dekade, perusahaan tersebut pada akhirnya terbukti gagal bertahan. 3AC terkuak telah menggunakan dana yang mereka pinjam untuk berinvestasi di proyek kripto lainnya. Siapa sangka, Terra adalah salah satu dari investasi tersebut. Parahnya lagi, kehancurannya itu telah memicu efek domino di seluruh industri kripto.

Perusahaan Kripto Three Arrows Capital Bangkrut Terkena Efek Domino Keruntuhan Terra
Perusahaan Kripto Three Arrows Capital yang Bangkrut karena Terkena Efek Domino dari Terra

Sejumlah investor yang ketakutan, lalu menarik kembali dana mereka melalui serangkaian margin call yang terbukti tidak dapat dipenuhi oleh 3AC. Akhirnya, 3AC setelah itu diperintahkan untuk melikuidasi investasi modalnya. Barulah, kemudian pihak 3AC mengajukan kebangkrutan.

Tidak bisa dimungkiri, 3AC memang memiliki daftar mitra yang panjang. Mitra 3AC mencakup perusahaan-perusahaan yang telah menginvestasikan sebagian dana mereka ke perusahaan hedge fund tersebut. Alhasil, karena kebangkrutannya terjadi dalam waktu yang singkat, banyak dari perusahaan-perusahaan ini akhirnya juga turut menghadapi masalah likuiditas.

CEO 3AC dan Rekannya Menghilang

Di tengah berlangsungnya proses hukum yang menyangkut kebangkrutan 3AC, muncul kabar bahwa co-founder sekaligus CEO perusahaan tersebut, Su Zhu, tidak kooperatif dan justru menghilang dari pantauan publik.

Sebelumnya, Zhu sempat memberikan pernyataan yang mengungkapkan niatnya untuk bekerja sama dengan “pihak terkait”. Namun, setelah terbitnya perintah dari pengadilan, sebuah laporan mengungkapkan bahwa keberadaan Zhu tidak diketahui. Sementara itu, BeInCrypto melaporkan bahwa Zhu dan co-founder Kyle Davis dikabarkan telah mengeluarkan perintah agar kantor perusahaannya di Singapura dikosongkan. Di samping itu, mereka juga berusaha untuk tidak mengungkapkan informasi terkait lokasi keberadaannya dengan taktik “mematikan audio dan video” dalam panggilan Zoom.

Beberapa minggu setelah mereka menghilang, keduanya muncul kembali meski dalam waktu yang sangat singkat. Selama kemunculannya itu, mereka memberikan laporan tentang apa yang telah terjadi. Mereka juga membantah tuduhan bahwa pihaknya melarikan diri dan berusaha membawa kabur dana investor. Selain itu, mereka juga menambahkan bahwa kondisi yang menimpa perusahaan itu sangat “disesalkan.”

Mirip dengan alasan yang Kwon gunakan, mereka menyebut bahwa alasan kenapa mereka menghilang adalah demi keselamatan pribadi masing-masing.

Sementara itu, kemarin (10/11), Zhu membagikan unggahan di Twitter untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir. Dalam unggahan itu, dia menjelaskan dengan rinci tentang upaya pemulihan pribadi yang telah dia usahakan.

Nasib SBF dan Kebangkrutan Kerajaan Kripto Miliknya

Siapa yang menyangka, Sam Bankman-Fried yang dulunya adalah anak emas dari industri kripto, sekarang harus bergabung dengan jajaran CEO yang terpaksa menghadapi cobaan berat. Ironisnya lagi, sebelum kejatuhannya, dia sempat mempertimbangkan untuk membeli aset dari 3AC yang sedang terpuruk itu melalui bursa kripto FTX miliknya.

Di sisi lain, Bankman-Fried terus-menerus dijejali dengan pertanyaan terkait ketidakpantasan mengenai hubungan dekat bursa tersebut dengan perusahaannya yang lain, yakni Alameda Research.

Crypto CEOs. Terra LUNA Do Kwon SBF Sam Bankman-Fried
Sam Bankman-Fried, CEO FTX

Awal pekan ini, CEO Binance, Changpeng Zhao, mengatakan bahwa bursanya akan melikuidasi FTX Token (FTT) dari pembukuannya. Ternyata, hal ini terjadi karena banyak yang meragukan kemampuan Alameda untuk membayar utang mereka. Sementara itu, kepemilikan FTT Alameda sendiri jumlahnya mencapai lebih dari sepertiga dari total asetnya yang bernilai US$14,6 miliar.

Meskipun SBF telah berusaha semaksimal mungkin untuk membantah klaim ini, kondisi genting yang terjadi tetap memicu likuidasi massal FTT. Akibatnya, perusahaan FTX pun mengalami krisis likuiditas.

Lalu, hanya berselang beberapa jam sejak terjadinya krisis itu, Zhao mengatakan bahwa Binance akan mengakuisisi FTX. Tapi, keputusan tetap akan bergantung pada hasil uji tuntas nantinya. Meskipun demikian, faktanya keraguan seputar stabilitas FTX terus mencuat, dan saat ini, masih belum jelas kapan Binance akan menindaklanjuti akuisisi tersebut.

Menurut perkembangan terakhir, pihak berwenang AS mengatakan mereka akan melakukan penyelidikan terhadap operasi Bankman-Fried.

Bagaimana pendapat Anda tentang para CEO perusahaan kripto yang berujung bangkrut ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori