Lihat lebih banyak

Binance Batalkan Pengajuan Lisensi Operasional di Jerman

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Binance menarik pengajuan perizinan di Jerman, setelah regulator mengatakan tidak akan memberikan lisensi sebagai lembaga kustodian kripto.
  • Juru bicara Binance menyebut alasan mereka hengkang dari Jerman adalah dinamika pasar, baik secara regulasi maupun aktivitas market secara umum, berubah secara signifikan.
  • Sebelumnya, Binance juga sudah menarik pengajuan perizinannya di negara-negara Eropa lain, termasuk Belanda dan Siprus.
  • promo

Penetrasi Binance di wilayah Uni Eropa semakin mengecil. Setelah beberapa pengajuan lisensi yang dibatalkan, Binance melanjutkannya dengan menarik pengajuan perizinan di yurisdiksi Jerman. Aksi itu dilakukan setelah regulator Jerman mengatakan tidak akan memberikan lisensi Binance sebagai lembaga kustodian kripto.

Dalam laporan Reuters, disebutkan pihak Binance sendiri secara proaktif menarik aplikasi yang diajukan ke regulator keuangan Jerman atau Bundesanstalt für Finanzdienstleistungsaufsicht (BaFin).

Juru bicara Binance menyebut dinamika pasar, baik secara regulasi maupun aktivitas market secara umum, berubah secara signifikan. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab mundurnya perusahaan dari perdagangan Jerman.

“Binance masih berniat untuk mengajukan lisensi yang sesuai di Jerman, tetapi yang penting pengajuan perusahaan secara akurat akan mencerminkan perubahan yang terjadi,” jelasnya.

CEO Binance Jerman, Jonas Jiinger, mengatakan persyaratan aturan kripto di Jerman sangat tinggi. Setidaknya dibutuhkan waktu hingga 480 hari untuk bisa mendapatkan persetujuan. Terlebih lagi, regulasi di sektor kripto masih tergolong muda yang pada akhirnya juga membuat dinamika aset digital dan industri turunannya terus mengalami perubahan.

Masalah Binance di Benua Eropa

Ini bukanlah kali pertama Binance menarik pengajuan izinnya dari lembaga regulator di wilayah Eropa. Sebelumnya, Binance juga sudah menarik diri dari pasar Belanda.

Per 17 Juli kemarin, aset investor dialihkan ke crypto exchange lokal yang sudah menjalin kesepakatan dengan perusahaan, Coinmerce. Aksi itu dilakukan setelah perusahaan gagal membujuk regulator keuangan Belanda untuk mengeluarkan izin sebagai penyedia layanan aset virtual (VASP).

Selain itu, rangkaian proses penutupan turut terjadi di Siprus dan Inggris. Binance telah membatalkan pengajuan izin di kedua wilayah tersebut, dengan alasan tidak berhubungan dengan aktivitas kripto perusahaan. Binance mengaku akan kembali mengajukan pendaftaran ke regulator Inggris untuk memastikan kepatuhan.

Namun, untuk Belgia dan Prancis, perjalanan bisnis Binance sedikit alot. Regulator keuangan Belgia (FSMA) memerintahkan entitas yang dipimpin oleh Changpeng Zhao (CZ) itu menutup operasi di yurisdiksinya, lantaran telah melanggar Pasal 136 dalam Undang-Undang Negara Belgia terkait pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme,

Sementara itu, di Prancis, crypto exchange terbesar di dunia itu juga dituduh terlibat dalam aktivitas pencucian uang dan penyalahgunaan profesi VASP. Lalu, Binance juga disebut melanggar undang-undang negara Prancis yang mensyaratkan segala bentuk aktivitas aset digtal harus mendapatkan izin dari AMF.

Binance Bersiap untuk MiCA

Pihak Binance sendiri mengeklaim pembatalan izin di beberapa negara Eropa dilakukan dalam rangka mempersiapkan proses bisnis agar sepenuhnya sesuai dengan regulasi undang-undang (UU) Markets in Crypto Assets (MiCA).

Jonas Jiinger menambahkan bahwa mengikuti aturan MiCA sangat penting bagi perusahaan. Pasalnya, hal tersebut bisa membantu menstandarkan pasar Eropa yang saat ini sangat terfragmentasi.

“Setiap negara di UE [Uni Eropa] memiliki aturan sendiri untuk pasar kripto. Dengan adanya MiCA, harmonisasi bisa terjadi. Namun, kita harus realistis karena dengan masa transisi yang sudah ditetapkan, butuh waktu 12 sampai 18 bulan lagi, yakni di 2024 atau 2025 untuk bisa menjadi UU,” ungkap Jiinger.

Pengawasan Kripto di Eropa Jadi Terpusat

Komisaris Layanan Keuangan Uni Eropa, Mairead McGuinnes, mengatakan, sejak keruntuhan FTX, Terra Luna, Celsius dan Voyager, dirinya melihat terdapat peningkatan hubungan antara pasar kripto dan layanan keuangan tradisional.

Meskipun pasar aset digital masih terlalu kecil untuk memicu terjadinya risiko sistemik, tetapi untuk melindungi investor, Uni Eropa akhirnya merilis aturan terbaru untuk pasar kripto. Salah satunya akan mewajibkan setiap penyedia layanan aset kripto, baik crypto wallet ataupun crypto exchange yang melayani pelanggan Uni Eropa, untuk mendirikan kantornya di wilayah Eropa, serta akan mendapatkan regulasi dan pengawasan oleh otoritas pengawas nasional.

“MiCA mengizinkan VASP untuk menjalankan layanan di seluruh UE. Namun, sebagai kompensasinya, mereka harus tunduk pada aturan kehati-hatian dan perilaku yang ketat. Selain itu, VASP juga wajib memberikan informasi tentang pengirim dan penerima dalam transfer aset kripto,” kata McGuinnes.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori