Lihat lebih banyak

Buntut Sanksi Terbaru Uni Eropa, Dapper Labs Ikut Tangguhkan Akun dari Rusia

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pengembang blockchain Flow, Dapper Labs, menangguhkan semua akun dari Rusia.
  • Kabar ini datang setelah Uni Eropa memberlakukan sanksi baru terhadap negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu.
  • Dapper Labs mengambil keputusan ini, karena mitra 'pemrosesan pembayaran' dan 'layanan nilai tersimpan' mereka tunduk pada peraturan Uni Eropa.
  • promo

Pengembang blockchain Flow, Dapper Labs, menangguhkan semua akun dari Rusia, setelah Uni Eropa memberlakukan sanksi baru terhadap negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu.

Kabar ini datang usai Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, melayangkan sanksi terbaru kepada Rusia, termasuk melarang untuk melayani semua crypto wallet yang dimiliki oleh warga Rusia.

“Larangan yang ada pada aset kripto telah diperketat dengan melarang semua crypto wallet, akun, atau layanan penyimpanan, terlepas dari jumlah isi crypto wallet tersebut,” bunyi pernyataan yang dirilis Komisi Eropa pada hari Kamis (6/10).

Jika sebelumnya larangan hanya berlaku untuk orang Rusia yang menyimpan kripto senilai lebih dari 10.000 euro (sekitar Rp150,54 juta), maka sekarang pembatasan berlaku untuk semua warga Rusia. Pembatasan tidak hanya berlaku bagi crypto wallet. Namun, sekarang juga diterapkan untuk akun yang dimiliki warga Rusia di crypto exchange.

Aktivitas Pengguna Layanan Dapper Labs dari Rusia Dilumpuhkan

Setelah pengumuman sanksi itu, Dapper Labs menyatakan bahwa akun yang memiliki koneksi ke Rusia tidak akan lagi dapat menjual, membeli, atau memberikan non-fungible token (NFT), hingga tidak dapat menarik dana atau menambahkan saldo pada akun mereka.

Perusahaan yang berkantor pusat di Vancouver, Kanada tersebut menguraikan alasannya. Karena mitra ‘pemrosesan pembayaran’ dan ‘layanan nilai tersimpan’ mereka tunduk pada peraturan Uni Eropa, Dapper Labs telah diarahkan untuk memberlakukan pembatasan pada akun-akun ini berdasarkan undang-undang Uni Eropa.

“Namun, Dapper Labs belum menutup rekening. Pengguna yang terkena dampak tindakan ini dapat terus mengakses dan melihat NFT mereka. Selain itu, terlepas dari peraturan baru ini, NFT apa pun yang sebelumnya dibeli oleh pengguna yang terkena dampak tetap menjadi milik pengguna tersebut,” jelas pihak Dapper Labs.

Flow merupakan platform web3 yang mendukung game, aplikasi, dan aset digital generasi berikutnya termasuk koleksi NFT NBA Top Shot dan NFL All Day. Dapper Labs mengembangkan blockchain Flow yang open-source dengan mekanisme proof-of-stake (PoS) yang konon lebih efisien, aman, dan dapat diskalakan. 

Sebagai informasi, pendanaan terbaru Dapper Labs mencapai US$250 juta dengan taksiran valuasi US$7,6 miliar pada September 2021. Pada 10 Mei lalu, blockchain Flow mengumumkan menyediakan Ecosystem Fund senilai US$725 juta (Rp10,5 triliun) yang dirancang untuk meningkatkan inovasi dan pertumbuhan di seluruh komunitas Flow.

Respon Komunitas Kripto

Terkait hal ini, akun Twitter Crypt0_Brainiac menulis, “Semua akun Dapper pengguna reguler dari Rusia dibatasi. Apakah menurut Anda ini adil untuk seluruh komunitas kripto? Kembalikan dana dan aset digital kami, Dapper Labs.”

Kemudian, akun XBT002 mengkritisi langkah yang diambil Dapper Labs karena bertentangan dengan gagasan teknologi blockchain yang tahan sensor.

“Saya tidak peduli jika itu Dapper Labs atau siapa pun. Jika Anda membekukan akun, Anda secara aktif menyensor di industri yang resistensi sensor. [Bila ada yang bilang] ’Tapi ADOPSI UTAMA membutuhkan sentralisasi,’ saya tidak peduli. Anda adalah negatif untuk sektor ini,” tulis akun XBT002, sambil menambahkan bahwa platform NFT yang dapat membekukan NFT milik seseorang itu sangat mengerikan.

Akun Twitter stupidgiants juga merespon dengan menegaskan, “Komunitas kripto Rusia tidak sama dengan Pemerintah Rusia. Untuk waktu yang lama, kami telah mendukung proyek-proyek yang dilaksanakan di Dapper dengan segala cara yang memungkinkan dan merupakan bagian penting dari mereka. Sekarang, kami berharap untuk menerima hal yang sama sebagai tanggapan.”

Sebagai tanggapan, akun Twitter ElDumboTS yang mengaku sebagai karyawan Dapper Labs menegaskan kembali bahwa pihaknya diarahkan untuk mengambil tindakan pada akun Rusia dan karena itu ‘tangan mereka terikat’ dalam situasi ini.

“Kami bekerja dengan cepat untuk memahami implikasi penuh dari sanksi ini terhadap komunitas kami. Tentu saja, kami telah mengirim komunikasi ke semua pemegang Dapper Wallet yang terkena dampak dan komunitas Dapper kami yang lebih luas,” jelasnya.

Milisi Pro Rusia Kumpulkan Sekitar US$4 Juta dari Donasi Kripto

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan WIRED pada 7 Oktober kemarin, kelompok milisi pro Rusia telah mengumpulkan sekitar US$4 juta melalui kripto untuk mendukung operasi militer negara itu ke Ukraina. Temuan ini didasarkan pada analisis Chainalysis, Elliptic, dan TRM Labs, serta Binance.

Milis pro Rusia tersebut dituduh menggunakan platform seperti Telegram untuk meminta sumbangan kripto yang lantas digunakan untuk membeli senapan, pelindung tubuh, dan hal-hal lain.

Menurut Chainalysis, sebagian besar dana kripto itu dicairkan melalui sejumlah crypto exchange Rusia. Chatex, Suex, dan Garantex merupakan contoh crypto exchange nakal yang berbasis di Rusia, yang semuanya telah menjadi sasaran sanksi barat karena digunakan secara ekstensif untuk kegiatan terlarang. Namun, tidak setiap crypto exchange yang terkait dengan aksi ini berbasis di Rusia. Setidaknya, 7 crypto exchange, beberapa di-host di India dan Cina.

Angka temuan ini sebenarnya masih tergolong minim bila dibandingkan dengan dana dukungan Amerika Serikat (AS) kepada Ukraina. Pada 29 September lalu, senat AS telah meloloskan undang-undang pendanaan jangka pendek yang memberikan bantuan US$12,3 miliar kepada Ukraina. Pada bulan Mei lalu, kongres AS menyetujui US$40 miliar bantuan ke Ukraina, dan pada Maret lalu dialokasikan US$13,6 miliar.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori