Sejumlah negara mulai memperketat pengawasan dan mempertegas pandangan skeptis mereka terkait industri kripto. Tidak hanya karena dipicu market kripto yang tengah mengalami crash, kondisi makro dinilai juga turut mempengaruhi sikap mereka.
Sentimen negatif ini mencuat setelah kehancuran spektakuler proyek kripto Terra-LUNA-UST yang menyebabkan para investor ritel maupun institusional mengalami kerugian puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan kedua Mei 2022.
Sebagai informasi, TerraUSD (UST) yang pada 8 Mei 2022 masih memiliki market cap atau kapitalisasi pasar mencapai US$18 miliar, kini hanya bernilai tidak lebih dari US$1 miliar. Sementara itu, native token Terra (LUNA) yang sebelumnya memiliki market cap di atas US$20 miliar, ironisnya saat ini hanya memiliki kapitalisasi pasar di bawah US$1 miliar.
Berikut ini adalah sejumlah negara yang mulai memperketat pengawasan hingga menyatakan pandangan skeptis mereka terkait industri kripto.
Amerika Serikat: Banyak Hal Harus Dilakukan
Gary Gensler, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS, pada hari Senin (16/5) mengatakan bahwa cryptocurrency sangat spekulatif dan investor di dalamnya membutuhkan lebih banyak perlindungan atau mereka bisa kehilangan kepercayaan terhadap di market kripto.
SEC disebut akan terus menjadi ‘polisi yang siap’, selagi bekerja sama dengan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS untuk memastikan semua cryptocurrency tercakup.
“Ada banyak yang harus dilakukan di sini, dan sementara itu investor publik tidak terlindungi dengan baik,” kata Gary Gensler.
Saat Komite Perbankan Senat menjadi tuan rumah dengar pendapat tentang risiko terhadap stabilitas sistem keuangan AS pada hari Selasa (10/5), Menteri Keuangan AS Janet Yellen turun memperhatikan kesengsaraan yang tengah dialami para pendukung ekosistem Terra-LUNA-UST.
Dalam forum itu, Menteri Yellen mengatakan akan ‘sangat tepat’ adanya regulasi stablecoin yang dapat muncul pada akhir 2022, karena terdapat ‘banyak risiko yang terkait dengan cryptocurrency’.
Prancis: Kripto Dapat Ganggu Sistem Keuangan Internasional jika Tidak Mendapat Pengawasan
Gubernur bank sentral Prancis, Francois Villeroy de Galhau, pada hari Senin (16/5) mengatakan bahwa aset kripto dapat mengganggu sistem keuangan internasional jika tidak diatur, mendapatkan pengawasan, serta dioperasikan secara konsisten dan tepat di seluruh yurisdiksi.
“Apa yang terjadi baru-baru ini [pada turbulensi market kripto] adalah peringatan untuk kebutuhan mendesak akan regulasi global,” katanya dalam kesempatan berbeda pada hari Selasa (17/5).
Dia mengisyaratkan bahwa regulasi mengenai kripto kemungkinan akan didiskusikan dengan sejumlah ‘negara-negara maju’ lainnya. “Eropa membuka jalan dengan MICA [kerangka untuk meregulasi industri kripto]. Kami mungkin akan membahas masalah ini di antara banyak hal lainnya dalam pertemuan G7 di Jerman dalam minggu ini,” katanya.
Inggris: Kondisi Makro Pengaruhi Aset Paling Spekulatif
Deputi Gubernur Bank of England, Jon Cunliffe, pada hari Selasa (17/5) mengatakan bahwa investor kripto akan menghadapi masa-masa yang lebih sulit di masa depan, karena pengetatan kondisi keuangan di seluruh dunia memicu selera pada aset yang lebih aman.
Saat ditanya dalam konferensi Wall Street Journal apakah kenaikan suku bunga akan meningkatkan tekanan pada kripto, sang deputi gubernur bank sentral Inggris itu mengatakan, “Ya, saya pikir ketika proses ini berlanjut, karena [pengetatan kuantitatif] dimulai di AS, saya pikir kita akan lihat nanti. keluar dari aset berisiko.”
Selain itu, menurutnya konflik Rusia-Ukraina juga berpotensi menyebabkan larinya investasi ke aset-aset yang lebih aman. “Ketika ada perpindahan dari aset berisiko, Anda akan memperkirakan aset yang paling spekulatif menjadi yang paling terpengaruh,” katanya.
Korea Selatan: Meluncurkan Inspeksi Darurat
Regulator keuangan di Korea Selatan (Korsel) seperti Komisi Layanan Keuangan (FSC) dan Layanan Pengawas Keuangan (FSS) pada hari Selasa (17/5) dilaporkan telah meluncurkan inspeksi darurat ke sejumlah bursa kripto lokal untuk meningkatkan perlindungan investor, setelah harga UST dan LUNA hancur.
Yoon Chang-hyeon, perwakilan dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa di Korsel, pada hari Selasa (17/5) dilaporkan ingin Do Kwon selaku CEO Terraform Labs (TFL), perusahaan di balik blockchain Terra, serta perwakilan dari sejumlah crypto exchange di Korsel menghadiri agenda dengar pendapat tentang keruntuhan spektakuler UST dan LUNA.
“Kita harus membawa para perwakilan dari crypto exchange terkait, termasuk CEO Do Kwon dari Terra, yang telah menjadi masalah baru-baru ini, ke Majelis Nasional [parlemen Korsel] untuk mengadakan dengar pendapat tentang penyebab situasi ini dan langkah-langkah melindungi para investor,” kata Yoon Chang-hyeon dalam rapat pleno Komite Urusan Politik Majelis Nasional.
Menariknya, Korea Selatan pada hari Rabu (18/5) dilaporkan menghidupkan kembali unit kejahatan keuangan Yeouido Grim Reaper yang ditugaskan untuk menyelidiki kehancuran Terra-LUNA-UST. Kelompok yang terdiri dari jaksa serta karyawan dari FSC dan FSS itu akan menyelidiki metode yang digunakan Terraform Labs dalam menarik investor.
Presiden Panama Belum Siap Dukung RUU Regulasi Kripto
Hal mengejutkan datang dari Panama. Meskipun Majelis Nasional negara itu meloloskan rancangan undang-undang (RUU) regulasi kripto pada akhir April lalu, ternyata sang presiden Laurentino Cortizo membuat pernyataan bahwa dia tidak akan mendukung ide tersebut.
“Jika saya akan menjawab Anda sekarang dengan informasi yang saya miliki, yang tidak cukup, saya tidak akan menandatangani undang-undang [UU] itu pada saat ini,” kata sang Presiden Panama di atas panggung dalam konferensi Bloomberg New Economy Gateway Latin America pada hari Kamis (19/5).
Sebagai informasi, RUU regulasi kripto membutuhkan tanda tangan presiden untuk sah menjadi sebuah UU. Presiden Panama membutuhkan jaminan bahwa RUU itu sesuai dengan standar anti-pencucian uang global.
“Saya harus sangat berhati-hati jika UU itu memiliki klausul terkait dengan kegiatan pencucian uang. Kegiatan anti-pencucian uang sangat penting bagi kami,” tegasnya.
Trusted
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.