Lihat lebih banyak

Dorong Pemanfaatan Reels dan Artificial Intelligence (AI), Meta Mulai Tinggalkan Metaverse?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Meta Platforms dikabarkan beralih menggenjot penggunaan Reels dan artificial intelligence (AI) untuk sumber iklan, alih-alih metaverse.
  • Kuat dugaan, tindakan itu merupakan salah satu strategi jangka pendek untuk mendorong pendapatan dan mengompensasi kerugian di lini bisnis metaverse.
  • Meski begitu, dalam unggahan terbarunya, Zuck mengungkapkan bahwa perusahaan terus membuka lebih banyak sumber untuk alat AI guna mengembangkan metaverse.
  • promo

Meta Platforms, Inc., yang digadang-gadang menjadi pelopor dalam pengembangan metaverse, dikabarkan mulai meninggalkan pengembangan ruang maya tersebut. Sumber yang mengetahui masalah ini mengungkapkan bahwa perusahaan tidak mendorong penggunaan metaverse untuk menarik minat iklan.

Perusahaan yang dipimpin oleh Mark ‘Zuck’ Zuckerberg itu disebut malah mendorong penggunaan fitur Reels dan alat untuk kecerdasan buatan (AI) untuk iklan. Menurut laporan The Information, klien Meta yang menghabiskan biaya iklan lebih dari US$200 juta pertahun mengungkapkan bahwa Meta juga memberikan diskon harga untuk setiap penggunaan Reels dan AI.

Strategi berupa potongan harga sebenarnya sah-sah saja dilakukan untuk menarik minat dan menjaga hubungan baik dengan klien. Namun, menurut salah satu biro iklan, potongan harga yang diberikan Meta untuk 2 produk tersebut termasuk luar biasa. Meta bisa memberikan diskon 25% bagi mereka yang menghabiskan dana dengan jumlah tertentu untuk menjalankan kampanye pemasaran produknya.

Langkah itu menjadi anomali. Karena, alih-alih mendorong lini bisnis metaverse yang sampai saat ini masih merugi, Meta malah mendorong pemanfaatan AI, yang juga tergolong teknologi baru.

Bagian dari Strategi Efisiensi Meta Platforms?

Hal tersebut sebenarnya sudah disinggung oleh Mark Zuckerberg saat melaporkan pendapatannya di tahun 2022. Dia mengatakan bahwa pengembangan pada mesin artificial intelligence dan Reels mampu mendorong kinerja Facebook yang mencapai aktivitas harian sebanyak 2 miliar.

Kuat dugaan, tindakan itu merupakan salah satu strategi jangka pendek untuk mendorong pendapatan dan mengompensasi kerugian di lini bisnis metaverse. Terlebih lagi, Zuck juga menegaskan bahwa tahun 2023 akan menjadi fase efisiensi, yang mana perusahaan bakal menjadi organisasi yang lebih kuat juga gesit.

“Lewat pengembangan AI, Meta bisa menyajikan konten yang relevan, sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hasil itu dicapai dengan mengikuti rekomendasi dari sistem yang ada, untuk itu perusahaan akan mendorong penerapan generative AI untuk menarik banyak aplikasi yang berbeda,” jelas Zuck.

Manfaatkan Artificial Intelligence untuk Bangun Metaverse

Mark Zuckerberg juga tidak menampik bahwa AI selama ini mampu menjadi fondasi dari bisnis iklan dan fitur pencarian yang ada di Instagram maupun Facebook. Namun, bukan berarti metaverse dilupakan sepenuhnya.

Dalam unggahan terbarunya, Zuck mengungkapkan bahwa perusahaan terus membuka lebih banyak sumber untuk alat AI guna mengembangkan metaverse. Misalnya, dengan program DINOv2. Program yang disebut menggunakan mode AI termutakhir itu mampu melatih dirinya sendiri untuk memperkirakan kedalaman, segmentasi objek, dan membandingkan kemiripan gambar.

“Kami menggunakannya untuk memetakan ketinggian kanopi hutan di berbagai benua menggunakan citra satelit. Hal itu bisa membantu meningkatkan pencitraan medis, pertumbuhan tanaman pangan dan membantu membuat metaverse lebih dalam di masa depan,” jelasnya.

Pandangan yang sama juga dilontarkan oleh CEO The Sandbox Amerika Serikat (AS), Mathiue Nouzareth. Ia menyebut bahwa teknologi artificial intelligence bisa membantu pengembangan metaverse menjadi lebih melekat.

Menurutnya, dengan menyinergikan teknologi tersebut, bisa mendorong efisiensi waktu. Dengan demikian, para pengembang bisa lebih fokus untuk membangun konten lain yang berkualitas. AI akan mengerjakan konten yang sifatnya prosedural, seperti blok bangunan dunia virtual dan lingkungan virtual.

Lika-liku Meta Platforms dalam Pengembangan Proyek Metaverse

Meta Platforms Metaverse Facebook Instagram META Mark Zuckerberg

Sejak awal mula pengembangan metaverse, Meta memang mendapatkan banyak pro dan kontra dari berbagai pihak. Besarnya nilai investasi yang digelontorkan perusahaan pada lini bisnis baru tersebut menjadi salah satu alasannya.

Salah satu pemegang saham Meta, Altimeter Capital, bahkan sudah meminta Zuck untuk melakukan pembatasan investasi di metaverse maksimal US$5 miliar per tahun. Jumlah tersebut mencapai sepertiga atau setengah dari alokasi investasi yang sempat disebut mencapai US$10 miliar hingga US$15 miliar per tahun di metaverse.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori