Ethereum Berniat Naikkan Batas Maksimal Staking Jadi 2.048 ETH

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dalam proposal terbaru, terungkap bahwa core developer Ethereum sedang mempertimbangkan peningkatan nilai maksimum staking menjadi sampai 2.048 ETH bagi setiap validator.
  • Sebelumnya, melakukan staking lebih dari 32 ETH dalam satu validator tidak akan meningkatkan potensi hadiah (reward) yang didapat dari memvalidasi transaksi di blockchain Ethereum.
  • Selain itu, peningkatan maksimal jumlah staking ETH juga akan memperkenalkan kemungkinan auto-compounding.
  • promo

Core developer Ethereum kini sedang mempertimbangkan sebuah proposal yang menyarankan peningkatan nilai maksimum untuk melakukan staking dari 32 ether (ETH) menjadi sampai 2.048 ETH bagi setiap validator.

Proposal yang diajukan pada 6 Juni lalu itu menyangkut peningkatan nilai maksimal staking untuk setiap validator. Sementara nilai minimum untuk dapat melakukan staking akan tetap 32 ETH yang telah berlaku sejak pemberlakukan Beacon Chain pada awal Desember 2020.

Sebelumnya, melakukan staking lebih dari 32 ETH dalam satu validator tidak akan meningkatkan potensi hadiah (reward) yang didapat dari memvalidasi transaksi di blockchain Ethereum.

Standar minimum dan maksimum staking yang hanya sebesar 32 ETH, di sisi lain membuat operasi staking skala besar menjalankan banyak validator jika ingin mendapat hadiah dengan jumlah yang lebih tinggi.

Tidak mengherankan, praktik ini membuat peningkatan besar dalam jumlah validator di Ethereum. Saat ini, ada sekitar 622.053 validator aktif dan 91.232 validator tambahan yang menunggu aktivasi.

Soroti Inflasi Jumlah Set Validator Ethereum

Michael Neuder, seorang peneliti di Ethereum Foundation (EF) dan pendukung utama dari perubahan yang diusulkan ini, menjelaskan sejumlah alasannya.

Dalam pertemuan Consensus Layer para core developer Ethereum terbaru yang diadakan pada hari Kamis (15/6) kemarin, dia mengatakan bahwa batas validator saat ini memang mempromosikan desentralisasi. Namun, hal itu secara tidak sengaja mengarah pada inflasi jumlah set validator.

Dia menilai menaikkan batasan jumlah staking ETH yang diperbolehkan dalam satu validator dapat memperlambat perluasan set validator yang aktif. Pada gilirannya, hal itu akan meningkatkan efisiensi jaringan dalam mencapai finalitas dalam ‘satu slot’ Ethereum.

Sebagai catatan, para validator akan dipilih secara acak oleh protokol untuk mengusulkan blok baru di Ethereum. Slot adalah peluang untuk membangun blok baru. Istilah epoch di Ethereum setara dengan 32 slot. Karena blok baru dapat divalidasi setiap 12 detik, maka 1 epoch sama dengan 6,4 menit.

Kemudian, hanya ada satu validator yang dapat mengusulkan blok untuk setiap slot yang berdurasi 12 detik. Ada sekitar 7.200 slot setiap hari. Jadi, setiap validator memiliki 7.200 peluang per hari untuk mengajukan blok baru. Jika ada sekitar 500.000 validator, maka ‘setiap validator’ rata-rata akan membuat sebuah proposal blok setiap 70 hari.

Tujuan Lain Jumlah Staking ETH per Validator Ditingkatkan

Peningkatan maksimal jumlah staking ETH juga akan memperkenalkan kemungkinan auto-compounding.

Saat ini, hadiah yang diperoleh di luar batas 32 ETH harus dialihkan ke tempat lain. Jika batas staking dinaikkan, hadiah yang diperoleh tersebut dapat segera digabungkan ke tempat tersebut. Hal ini memberikan validator sarana yang efektif untuk mendapatkan lebih banyak hadiah dari hadiah ETH yang mereka staking sebelumnya.

Sebagai gambaran, compounding adalah istilah yang lazim dalam strategi investasi konvensional, dengan menghasilkan keuntungan lagi dari basis keuntungan sebelumnya.

Selain itu, proposal terbaru Ethereum bertujuan mengatasi masalah operasional sejumlah operator node yang lebih besar, yang dijalankan oleh perusahaan kripto seperti Coinbase.

Sebagai catatan, Coinbase saat ini memberikan layanan staking dan mengelola puluhan ribu validator sebagai konsekuensi dari batasan maksimal staking, yaitu 32 ETH untuk setiap validator.

Menaikkan jumlah staking ETH yang diperbolehkan dalam satu validator akan memungkinkan para operator untuk mengelola lebih sedikit validator, tetapi sejumlah validator staking yang lebih tinggi. Hal ini juga dapat diterjemahkan menjadi lebih sedikit kerumitan.

Tidak hanya itu, proposal ini turut mengangkat diskusi tentang risiko terkait, termasuk kemungkinan hukuman yang lebih tinggi untuk pengesahan atau proposal ganda yang tidak disengaja.

Proposal ini terus diperdebatkan di antara core developer Ethereum yang telah sepakat untuk membahas lebih lanjut detail implementasinya di platform diskusi ETHMagicians dan Discord.

Dalam proposal itu, ada pihak yang menilai bahwa inisiatif ini akan secara signifikan mengurangi desentralisasi. Sebab, akan ada validator yang akan menjadi ‘warga kelas dua’ di antara para validator dengan jumlah staking yang lebih besar.

Sikap JPMorgan dan Fidelity yang Terkait dengan ETH

Kabar terbaru dari perkembangan Ethereum datang di tengah sejumlah informasi menarik lainnya.

Pada hari Kamis (15/6) kemarin, JPMorgan membuat catatan yang berbunyi bahwa Kongres Amerika Serikat (AS) dapat dengan mudah mengklasifikasikan ETH dalam kategori komoditas yang sama dengan Bitcoin (BTC), atau memasukkannya ke dalam ‘kategori lain baru’ yang tidak terlalu memberatkan daripada jika dimasukkan ke dalam kategori sekuritas (efek).

“Ada kemungkinan bahwa ‘kategori lain baru’ diperkenalkan khusus untuk Ethereum dan cryptocurrency lain yang merupakan proyek cukup terdesentralisasi untuk menghindari penetapan sebagai sekuritas,” tulis ahli strategi JPMorgan yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou.

Pihak JPMorgan menyebut kategori lain baru ini akan melibatkan lebih banyak pembatasan dan perlindungan investor daripada yang dipertimbangkan saat ini untuk komoditas. Namun, kategori itu juga lebih ringan daripada yang diperlukan untuk sekuritas.

Komentar dari JPMorgan datang setelah ‘dokumen yang terkait pidato Hinman’ akhirnya dirilis pada pada 13 Juni lalu. Perilisan dokumen itu terkait dengan pertarungan hukum antara Ripple melawan SEC.

Menurut JPMorgan, “Pidato tersebut mengakui bahwa ada kategori lainnya [bagi proyek kripto].”

JPMorgan menilai isi dalam dokumen Hinman dapat menjelaskan mengapa SEC telah menghindari tindakan terhadap ETH dibandingkan dengan aksi kerasnya terhadap hampir semua aset kripto yang dianggap sebagai sekuritas.

Namun, bagi sejumlah pihak di komunitas kripto, pandangan JPMorgan justru dinilai memiliki maksud tertentu karena bisa saja hanya untuk memberikan keuntungan bagi pihaknya sendiri atau bagi kliennya.

Di sisi lain, pada hari Minggu (18/6/) kemarin, juga muncul rumor bahwa raksasa jasa keuangan Fidelity akan membuat langkah besar di industri kripto.

Konon, Fidelity akan mengajukan berkas exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot ke SEC, atau mengakuisisi Grayscale yang mengelola Bitcoin Trust (GBTC). Selain itu, juga muncul kemungkinan bahwa Fidelity akan menawarkan layanan staking kepada para kliennya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori