Lihat lebih banyak

Genesis Global Trading Tutup Layanan Perdagangan Spot Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Genesis Global Trading dikabarkan bakal menutup layanan perdagangan kripto untuk pasar spot pada 18 September mendatang.
  • Alasan bisnis dijadikan sebagai dalih penutupan layanan perdagangan spot mereka.
  • Meski begitu, layanan perdagangan spot dan derivatif yang dilakukan melalui GGC International Ltd bakal tetap beroperasi.
  • promo

Genesis Global Trading, entitas afiliasi dari Digital Currency Group (DCG), dikabarkan bakal menutup layanan perdagangan kripto untuk pasar spot pada 18 September mendatang. Aksi ini menjadi babak baru dalam perjalanan DCG dan anak usahanya yang tengah menghadapi tekanan keuangan hebat.

Pada 19 Januari kemarin, perusahaan Genesis lainnya, Genesis Global Holdco (GGH) sudah mengajukan kebangkrutan Bab 11 di Pengadilan Kepailitan Amerika Serikat (AS) untuk Distrik Selatan New York. Perusahaan menghadapi tekanan keuangan setelah keruntuhan ekosistem dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC) yang memaksa perusahaan melakukan penangguhan layanan perdagangan.

Dalam pengajuan kebangkrutan itu, dijelaskan bahwa dua anak usahanya, yakni Genesis Global Capital (GGC) dan Genesis Asia Pacific (GAP), juga ikut mengajukan petisi kebangkrutan secara sukarela. Sementara itu, Genesis Global Trading merupakan pihak yang dikecualikan dalam pengajuan kebangkrutan.

Namun, dalam perjalanannya, tekanan yang sama juga melanda perseroan. Bloomberg melansir bahwa Genesis Global Trading menjadikan alasan bisnis sebagai dalih penutupan layanan perdagangan spot mereka.

“Kami bekerja sama dengan otoritas pengatur untuk mengoordinasikan penghentian layanan secara tertib,” jelas juru bicara perusahaan.

Meski begitu, layanan perdagangan spot dan derivatif yang dilakukan melalui GGC International Ltd bakal tetap beroperasi.

Satu Persatu Bisnis Kripto DCG Tutup

Kisruh yang melanda Genesis menyeret DCG ke posisi terjepit. Sebelumnya, perusahaan juga sudah menutup operasional bisnis perdagangan kripto yang berfokus pada nasabah institusi, yaitu TradeBlock.

Demi menyelamatkan Genesis yang saat ini tengah berjuang dalam lubang kebangkrutan, perusahaan yang dipimpin oleh Barry Silbert itu harus rela menekan pengeluarannya untuk mempertahankan Genesis. Oleh karena itu, pada 31 Mei kemarin, TradeBlock akhirnya ditutup.

Langkah itu juga menandai rangkaian penutupan entitas usaha DCG lainnya yang sudah berlangsung sejak awal tahun ini. Mundur ke bulan Februari, DCG juga sudah melakukan penjualan sahamnya di Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), Grayscale Litecoin Trust, Bitcoin Cash Trust, Ethereum Classic Trust, dan Digital Large Cap Fund.

Selain itu, DCG juga sudah menjual kepemilikan sahamnya di Genesis Global Trading ke Genesis Holdco sebagai bagian dari restrukturisasi utang. Kala itu, perusahaan menganggap bahwa strategi tersebut akan menciptakan keseragaman, karena seluruh entitas Genesis akan ada di bawah payung yang sama.

Kemudian, pada Juli lalu, DCG juga dikabarkan bakal menjual entitas usaha lainnya, yakni CoinDesk, untuk menambah likuiditas. Transaksi penjualan CoinDesk disebut tengah dalam proses finalisasi kesepakatan dengan kelompok investor yang dipimpin oleh Matthew Roszak dari Tally Capital dan Peter Vassenes dari Capital6.

Kawal Pemulihan Dana Genesis

Dalam proses kebangkrutan, DCG pada akhir Agustus kemarin telah berhasil mencapai kesepakatan prinsip dengan para kreditur Genesis. Lewat strategi tersebut, harapannya bisa menghasilkan pemulihan dana sekitar 70% hingga 90% bagi kreditur tanpa jaminan.

Selain itu, kesepakatan tersebut juga digadang-gadang mampu memberikan pemulihan dana sebesar 65% hingga 90% dalam bentuk barang, tergantung pada denominasi aset digitalnya. Skema yang akan berjalan adalah DCG selaku induk usaha bakal menyediakan dana segar sebesar US$1,4 miliar untuk membayar para kreditur Genesis.

Lalu, dari situ, DGC bakal menuntaskan kewajibannya yang jatuh tempo pada Mei 2023 kemarin sebesar US$630 juta dan US$1,1 miliar dalam surat promes tanpa jaminan yang jatuh tempo pada tahun 2032 mendatang.

Masing-masing pihak sudah terlibat dalam perjanjian pembayaran sebagian yang akan dilakukan dalam 2 tahap. Pertama adalah US$328,8 juta dengan jangka waktu 2 tahun, selanjutnya tahap kedua sebesar US$830 juta dengan jangka waktu 7 tahun.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori