Lihat lebih banyak

Kenaikan Suku Bunga AS Masih Mengintai, Bagaimana Dampaknya pada Aset Kripto?

4 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pendapat para pejabat The Fed terbelah mengenai apakah bank sentral perlu mempertimbangkan untuk menunda kenaikan suku bunga di tengah ekonomi yang semakin ketat, meskipun inflasi tak kunjung turun.
  • Mary Daly dari The Fed San Francisco menyatakan bahwa indikator R-star Fed saat ini lebih tinggi daripada saat COVID-19, menandakan adanya potensi kenaikan yang lebih tinggi lagi.
  • Investor yang dikejutkan oleh meningkatnya suku bunga mungkin akan merasa ragu untuk berinvestasi dalam produk dengan leverage, sembari menanti kepastian terkait ETF Bitcoin.
  • promo

Sentimen beragam datang mendahului perilisan risalah pertemuan Federal Reserve AS (The Fed) bulan September, di mana mereka mengumumkan rencana suku bunga “lebih tinggi untuk waktu lebih lama” untuk menurunkan inflasi AS. Akibatnya, pendapat para bankir pun terbelah, tentang apakah kenaikan imbal hasil obligasi akan membuat bank sentral mengkaji ulang kenaikan suku bunga, atau apakah inflasi yang terus-menerus tinggi mengindikasikan perlunya kenaikan lebih lanjut.

Gubernur Fed, Michelle Bowman, berpendapat bahwa The Fed mungkin menaikkan suku bunga dan mempertahankannya di level yang tinggi untuk periode yang lebih lama guna menjinakkan inflasi, dengan tetap mengamati pasar US Treasury. Di sisi lain, Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, mengungkapkan pada hari Rabu (11/10) bahwa R-star, yaitu tingkat di mana ekonomi tidak mengalami pertumbuhan maupun pernyusutan, bisa jadi lebih tinggi sekarang daripada masa pandemi. Hal ini menandakan bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi untuk periode yang lebih lama.

R-Star Mungkin Masih Tinggi

Daly menyatakan bahwa tingkat suku bunga, yang sebelum pandemi berada di angka 2,5%, saat ini mungkin berada di kisaran antara 2,5% hingga 3%. Ketika The Fed perlu menurunkan tingkat inflasi, mereka akan menaikkan suku bunga di atas patokan R-star yang telah disesuaikan dengan inflasi.

Calvin Yeoh dari Blue Edge Advisers mengatakan bahwa jika ada yang harus diperhatikan, komentar Daly lebih mencerminkan respons terhadap kondisi pasar saat ini daripada menetapkan arah baru untuk pasar itu sendiri. Bagaimanapun juga, penilaian R-star sebesar 2,5% akan dianggap konservatif kecuali terjadi resesi, begitu spekulasinya.

“Aritmatika sederhana tentang pertumbuhan positif, inflasi di atas target, dan pasar tenaga kerja yang ketat sementara suku bunga riil satu tahun lebih dari 1,5%, menunjukkan bahwa suku bunga nominal jangka panjang sebesar 2,5% adalah terlalu rendah kecuali kita mengalami resesi.”

The Fed Tunggu Data Ekonomi Jelang Pertemuan Berikutnya

Data ekonomi yang akan dirilis minggu ini dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai langkah The Fed selanjutnya untuk memerangi inflasi.

Indeks Harga Produsen (IHP) AS, sebuah ukuran perubahan harga yang diterima oleh para produsen domestik untuk barang-barang jadi mereka, naik untuk tiga bulan berturut-turut di bulan September. Sementara itu, IHP untuk permintaan akhir berada di angka 0,5%, sementara IHP inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik sebesar 0,3%.

Higher rates crypto, Crypto investments, US PPI September
IHP AS bulan September | Sumber: Bloomberg

The Fed akan menggunakan IHP dan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan September, yang akan dirilis hari Kamis (12/10) ini, dalam rangka menginformasikan keputusan suku bunga selanjutnya. Sementara itu, para ekonom The Fed menggunakan data IHP untuk menghitung Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi, sebuah ukuran yang dianggap oleh bank sentral sebagai cerminan yang lebih tepat dari kenaikan harga dibandingkan IHK.

Sementara untuk saat ini, suku bunga dana federal (federal funds rate/FFR) berada di kisaran 5,2% hingga 5,5%, yakni tertinggi dalam 22 tahun terakhir. The Fed mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022, menandai berakhirnya kebijakan easy money dan suku bunga hampir nol selama era pandemi.

Dampak Kenaikan Suku Bunga AS terhadap Investasi Kripto

Sementara itu, kenaikan suku bunga yang agresif yang belum pernah terjadi sebelumnya semakin mendorong investor untuk beralih ke opsi investasi yang lebih aman, seperti treasury pemerintah AS. Namun, kekhawatiran bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama telah membuat para holder obligasi pemerintah menanggung kerugian besar selama tiga tahun berturut-turut.

Tak hanya itu, berbagai perusahaan juga telah mengambil langkah berupa membiayai kembali (refinance) miliaran obligasi korporat tahun ini, dengan keyakinan bahwa suku bunga tidak akan turun sebelum obligasi mereka jatuh tempo. Bank-bank besar, seperti JPMorgan, Bank of America, dan Charles Schwab, diperkirakan akan melaporkan kerugian besar yang belum terealisasi (unrealized loss) dalam laporan pendapatan kuartalan pada Jumat (13/10) ini karena kenaikan imbal hasil obligasi bertenor 10 dan 30 tahun.

Higher rates crypto, Crypto investments, Higher US Treasury Yields
Peningkatan imbal hasil obligasi AS | Sumber: Bloomberg

Pergeseran investor ke obligasi pemerintah mengindikasikan bahwa kripto juga menjadi kurang menarik. Hal ini terlihat dari arus keluar yang signifikan pada investasi derivatif dalam beberapa minggu terakhir. Tak berhenti sampai di situ, biaya pinjaman yang lebih tinggi juga telah menghambat perdagangan berbasis leverage, di mana para trader menyediakan kolateral untuk meningkatkan keuntungan mereka dari produk atau kelas aset yang menguntungkan.

Di sisi lain, kurangnya persetujuan regulasi untuk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin juga menambah sentimen negatif. Meskipun ETF Ethereum futures sempat membuat euforia sesaat di pasar derivatif dalam beberapa minggu terakhir ini, investor institusional masih menganggap ETF Bitcoin spot sebagai cara terbaik untuk mendapatkan eksposur ke kripto.

Sementara itu, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS telah menunda persetujuan untuk ETF spot karena kekhawatiran akan manipulasi pasar.

Bagaimana pendapat Anda tentang tentang implikasi kenaikan suku bunga AS terhadap pasar kripto? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori