Trusted

MetaComp Kantongi Izin dari MAS Siap Perkuat Pasar Singapura

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • MetaComp berhasil mendapatkan izin penuh dari lembaga regulator di Singapura sebagai lembaga pembayaran utama.
  • Selain itu, layanan pertukaran dan juga kustodian aset digital untuk investor institusi juga sudah bisa ditawarkan oleh MetaComp.
  • Pihak MetaComp mengakui proses aplikasinya sudah dimulai sejak 2019 dan pengajuan lisensi mulai diajukan ke regulator setempat pada 2020.
  • promo

MetaComp, anak usaha dari MetaVerse Green Exchange (MVGX), berhasil mendapatkan izin penuh sebagai lembaga pembayaran utama dari regulator di Singapura, yakni Monetary Authority of Singapore (MAS).

Dengan dikantonginya lisensi tersebut, MetaComp bisa secara legal melayani pengiriman uang secara lintas batas dan juga token pembayaran digital. Selain itu, layanan pertukaran dan juga kustodian aset digital untuk investor institusi juga sudah bisa ditawarkan oleh perusahaan.

Namun, harus diakui, meskipun pemerintah Singapura mengatakan berniat untuk menjadikan wilayahnya sebagai hub kripto global, tidak mudah juga bagi MetaComp untuk mendapatkan izin di sana. Perusahaan mengakui proses aplikasinya sudah dimulai sejak 2019 dan pengajuan lisensi mulai diajukan ke regulator setempat pada 2020. Artinya, butuh setidaknya 2 tahun bagi MetaComp untuk benar-benar mendapatkan lampu hijau dari MAS.

Sebelumnya, beberapa platform kripto global; seperti Coinbase, Binance, dan Blockchain.com juga sudah berhasil mendapatkan izin prinsip di Singapura. Induk usaha MetaComp, MVGX, sudah lebih dulu mendapatkan izin untuk menawarkan layanan pasar modal di bawah Undang-Undang Sekuritas dan Berjangka Singapura.

Masuknya MetaComp ke industri kripto secara resmi akan dimanfaatkan perusahaan dan induk usahanya untuk menawarkan token yang didukung oleh aset yang ada di dunia nyata. Co-founder sekaligus Ketua Eksekutif MetaComp, Bai Bo, mengatakan perusahaan percaya diri terhadap potensi tokenisasi aset dalam memecahkan berbagai masalah yang ada di dunia saat ini.

“Salah satu potensi yang bisa dikembangkan adalah kehadirannya yang mampu meningkakan inklusi keuangan dan juga memperkuat inisiatif keuangan hijau,” jelasnya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan perusahaan akan terus mendorong layanan keuangan tradisional dalam upayanya menjadi generasi baru di industri keuangan digital.

Perlu Regulasi yang Lebih Ketat Pasca Kejatuhan FTX

Kegagalan bursa kripto FTX memengaruhi banyak aspek dalam industri kripto. Mulai dari kepercayaan investor dan juga tanggung jawab dari regulator keuangan. Memandang hal tersebut, Bai Bo juga sepakat bahwa dengan keruntuhan FTX menjadi sinyal bagi banyak pihak bahwa pelaku usaha perlu didukung oleh sistem perizinan yang kuat. Standar yang harus diterapkan bukan hanya soal keamanan, keselamatan, dan kepatuhan terhadap aturan yang ada. Peningkatan batas untuk melihat ketahanan industri kripto juga perlu dilakukan untuk investor terakreditasi dan institusi.

MAS sendiri, selaku reglator utama untuk industri keuangan di Negeri Singa tersebut, menyebutkan bahwa dengan keruntuhan FTX dan platform kripto utama lainnya menunjukkan bahwa rasionalisasi sangat dibutuhkan dalam ruang lingkup mata uang kripto.

Kendati tidak bisa memperkirakan seberapa besar dampak gagalnya FTX terhadap ekosistem kripto, yang jelas MAS sudah menyatakan bahwa mereka yang berinvestasi kripto melalui FTX akan kehilangan uangnya.

“Kami menilai dampak dari keruntuhan FTX sangat terbatas. Pengawasan MAS menunjukkan bahwa lembaga keuangan utama di Singapura memiliki eksposur yang tidak signifikan terhadap pemain kripto dan aset kripto itu sendiri,” jelasnya.

Regulator Singapura Anggap Kripto Berbahaya bagi Investor Ritel

Walau terus memberikan angin segar bagi perusahaan kripto yang ingin mendapatkan legalitas di sana, namun anehnya Managing Director MAS Ravi Menon malah mengatakan bahwa di luar jaringan blockchain, mata uang kripto tidak memiliki fungsi yang berguna kecuali sebagai sarana investasi.

Menon mengakui bahwa MAS sejak tahun 2017 sudah mengeluarkan peringatan tentang risiko besar berinvestasi dalam aset kripto. Tetapi, ada pandangan berbeda terhadap stablecoin.

“MAS melihat potensi yang baik dalam stablecoin, aset tersebut berusaha menggabungkan kredibilitas yang berasal dari stabilitas dengan manfaat tokenisasi, yang memungkinkannya digunakan sebagai alat pembayaran pada buku besar yang didistribusikan,” ucap Menon.

Ditambah lagi, stablecoin mulai diterima di luar ekosistem kripto. Beberapa perusahaan, seperti Mastercard, juga telah mengintegrasikan stablecoin populer ke dalam layanan pembayarannya.

Bagaimana pendapat Anda tentang keberhasilan MetaComp mendapatkan izin operasi dari regulator Singapura? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori