Lihat lebih banyak

Ripple Gandeng Onafriq untuk Rambah Wilayah Afrika, Australia, dan Beberapa Negara Lainnya

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ripple menjalin kerja sama dengan Onafriq untuk memperluas layanannya ke wilayah Afrika, negara GCC, Inggris, dan Australia.
  • Sinergitas ini akan memungkinkan Onafriq memanfaatkan fitur Ripple Payments untuk membuka tiga koridor pembayaran baru antara Afrika dan seluruh dunia.
  • Sebelum berkolaborasi bersama Onafriq, pada Oktober kemarin, Ripple telah memperkuat fondasi infrastrukturnya dengan menggandeng Uphold.
  • promo

Ripple, perusahaan solusi pembayaran berbasis blockchain sekaligus pencipta koin kripto XRP, baru saja mengikat kerja sama dengan entitas fintech Onafriq untuk memperluas layanannya.

Melalui kerja sama ini, Ripple ingin memacu ekspansi perusahaan ke wilayah Afrika, negara dalam Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council / GCC), Inggris, dan Australia.

Keterangan resmi perusahaan menjelaskan bahwa sinergitas ini akan memungkinkan Onafriq memanfaatkan fitur Ripple Payments untuk membuka tiga koridor pembayaran baru antara Afrika dan seluruh dunia. Proses pengiriman uang untuk kalangan bisnis dan pribadi akan menjadi semakin cepat dan murah, lantaran skemanya akan menggunakan jaringan XRP Ledger.

SVP Global Customer Success Ripple, Aaron Sears, mengatakan teknologi kripto Ripple mampu menghilangkan masalah klasik yang selama ini terjadi dalam pembayaran lintas batas. Misalnya, waktu transfer yang lama dan biaya yang berlebihan akan tereduksi secara otomatis menggunakan blockchain.

“Ripple telah mendukung pembayaran lintas batas dengan dukungan kripto, baik untuk individu ataupun pelaku usaha. Menghubungkan mitra kami PayAngel, Pyppl dan Zazi Transfer dengan Onafriq melalui Ripple Payments akan memberikan manfaat pembayaran yang hemat dan cepat bagi individu yang mengirim uang ke Afrika juga seluruh dunia.”

Aaron Sears, SVP Global Customer Success Ripple

Terpilihnya Onafriq sebagai mitra pengembangan bisnis baru Ripple bukanlah tanpa alasan. Entitas yang dulunya bernama MFS Africa itu merupakan penyedia layanan keuangan seluler yang populer di wilayah Afrika. Onafriq mengeklaim mampu menghubungkan lebih dari 500 juta dompet seluler di 40 negara yang ada di Afrika. Tidak hanya itu, mereka juga disebut mengelola 200 juta rekening bank dan memiliki 300 ribu agen di Nigeria.

Aksi ini merupakan ekspansi terbaru yang dilakukan Ripple. Sebelumnya, pada Oktober kemarin, Ripple memperkuat fondasi infrastrukturnya dengan menggandeng Uphold.

Ubah Nama agar Ekspansi ke AS Lebih Mudah

Bagi Onafriq, kemitraan ini juga akan memperluas layanannya di luar basis potensialnya selama ini. Aksi tersebut dilakukan sejalan dengan rencana perusahaan agar bisa menembus pasar Amerika Serikat (AS).

Dalam laporan media lokal, MFS Africa sengaja mengubah namanya menjad Onafriq sebagai bagian dari ekspansinya ke Negeri Paman Sam.

Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Onafriq, Dare Okoudjou, mengungkapkan MFS merupakan merek dagang yang dimiliki oleh perusahaan lain di AS. Oleh sebab itu, akan menjadi kesulitan, jika perusahaan menggunakannya di luar pasar Afrika.

“Dengan nama baru ini, kami bisa menyatukan semua orang ke dalam satu merek dan identitas. Keputusan itu diambil setelah melihat pertumbuhan yang signifikan dan juga beberapa aksi anorganik, termasuk akuisisi GTP yang memperluas jangkauan bisnis Onafriq ke pasar AS.”

Dare Okoudjou, CEO Onafriq

Menyoal kolaborasinya dengan Ripple, Okoudjou menyebut bahwa langkah tersebut merupakan inisiatif perdana perusahaan untuk memanfaatkan teknologi blockchain guna memperluas dampak terhadap masyarakat dan bisnis.

Ripple Fokus Ekspansi di Luar AS

Sejak memanasnya hubungan antara perusahaan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS, Ripple sudah mulai memikirkan rencana ekspansinya di luar pasar AS. Bahkan, perusahaan juga berniat untuk memperkuat formasi tenaga kerjanya dari luar AS.

CEO Ripple, Brad Garlinghouse, pernah mengatakan bahwa di yurisdiksi lain; seperti Singapura, Hong Kong, Inggris, dan Dubai, aset kripto malah digandeng oleh pemerintah dan terlihat bagaimana kepemimpinannya.

Wilayah lain yang juga ikut disebut sebagai pasar yang menarik adalah Dubai dan Eropa. Menurut Garlinghouse, keduanya memiliki kerangka aturan aset virtual yang mampu mengakomodir inovasi.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori