Seorang legislator Hong Kong bernama Johnny Ng menggembar-gemborkan sikap progresifnya terhadap industri kripto. Hal itu dilakukan dengan mengundang Coinbase dan crypto exchange lainnya untuk membuka basis operasi di daerah administratif khusus Cina itu.
Johnny Ng pada hari Sabtu (10/6) kemarin menulis di Twitter bahwa dia menawarkan undangan untuk menyambut semua operator perdagangan aset virtual (kripto) global termasuk Coinbase untuk datang ke Hong Kong.
Mereka dipersilakan untuk mengajukan aplikasi untuk beroperasi secara legal sebagai platform perdagangan kripto dan sejumlah rencana pengembangan lainnya lebih lanjut. Johny Ng bahkan diperkirakan memberikan gestur mengenai potensi Coinbase menjadi perusahaan publik di bursa saham Hong Kong.
“Silahkan mendekati saya, dan saya dengan senang hati memberikan bantuan apa pun [bagi kalian pelaku industri kripto yang ingin beroperasi di Hong Kong,” tulis Johnny Ng.
Johnny Ng adalah anggota parlemen di Daerah Administratif Khusus Hong Kong (HKSAR), dan anggota Komite Nasional Cina dari Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC) ke-14. CPPCC merupakan badan penasihat politik di Republik Rakyat Cina.
Ambisi Hong Kong Jadi Crypto Hub Global
Undangan yang diberikan oleh Johnny Ng menggambarkan dedikasi Hong Kong untuk menjadi salah satu crypto hub paling penting di dunia. Sebagai catatan, per 1 Juni 2023, Hong Kong akhirnya resmi memulai rezim peraturan baru bagi platform perdagangan aset virtual terpusat (VATP).
Rezim peraturan baru ini mengizinkan investor ritel melakukan trading secara legal pada sejumlah aset kripto dengan market cap atau kapitalisasi pasar yang besar, seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH), di crypto exchange yang memenuhi syarat. Sebelumnya, hanya klien yang memenuhi syarat saja, seperti investor institusional dan investor ritel berpenghasilan tinggi, yang diperbolehkan.
Menyambut rezim peraturan bagi industri kripto di Hong Kong, bank-bank milik negara Cina pada 27 Maret lalu dilaporkan telah mendekati sejumlah bisnis kripto.
Sekumpulan bank Cina telah secara langsung menjangkau sejumlah bisnis kripto selama beberapa bulan terakhir. Hal ini disebut menambah tanda-tanda bahwa dorongan Hong Kong untuk menjadi crypto hub utama mendapat dukungan dari pemerintah Cina, meski perdagangan kripto telah dilarang di Cina daratan selama lebih dari satu tahun.
Sebagai contoh, cabang Hong Kong dari BoCom, Bank of China (BOC), dan Shanghai Pudong Development Bank (SPDB), telah mulai menawarkan layanan perbankan kepada perusahaan kripto lokal atau telah mengajukan pertanyaan ke industri kripto.
Tidak hanya itu, regulator Hong Kong sendiri pada 27 April lalu justru mendesak para bank untuk memberikan layanan kepada perusahan kripto yang telah memiliki lisensi operasi.
Selain itu, pada 17 Mei lalu, perusahaan milik negara Cina, bernama Greenland Holdings lewat unit bisnisnya, dilaporkan berencana mengajukan izin untuk dapat menawarkan layanan perdagangan kripto di Hong Kong. Greenland Holdings adalah developer properti terbesar di Shanghai, Cina. Sebanyak 46,4% sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota Shanghai.
Sejauh ini, sejumlah native crypto exchange global seperti OKX, Huobi, Gate.io, Bitget, hingga Bybit, dikabarkan turut berminat untuk membuka operasi bisnis secara legal di Hong Kong. Bahkan, OKX dan Huobi telah merilis aset kripto yang bisa dibeli oleh investor di Hong Kong.
Pandangan Optimis dan Skeptis Masa Depan Kripto di Hong Kong
Pada 2 Mei lalu, CMCC Global, perusahaan venture capital (VC) yang berfokus pada teknologi blockchain dan didukung oleh investor GoTo dari Hong Kong, mengatakan bahwa tindakan keras dari regulator AS terhadap industri kripto membuka peluang bagi Hong Kong.
Co-founder CMCC Global, Charlie Morris, mengatakan bahwa AS “menembak dirinya sendiri” dan memberi wilayah lain kesempatan untuk merayu para pelaku bisnis inovatif.
“Kami melihat tempat-tempat seperti Hong Kong memiliki peluang nyata pada saat ini untuk membawa para perusahaan dan pengusaha tersebut ke Hong Kong,” terang Charlie Morris.
Dipuji sebagai oase baru bagi dunia kripto, regulator Hong Kong pada 9 Mei lalu memberi indikasi bahwa rezim peraturan mereka terkait industri kripto akan ketat.
“Kami akan membiarkan mereka [para perusahaan kripto] menciptakan ekosistem di sini dan itu benar-benar membawa banyak kegembiraan. Namun, itu tidak berarti peraturan yang ringan,” jelas CEO Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA), Eddie Yue.
Bobby Lee, pendiri BTCC yang merupakan crypto exchange pertama di Cina, pada 30 Mei lalu mengutarakan pandangan skeptisnya dengan langkah Hong Kong yang ingin menjadi crypto hub.
Dia menilai kripto mungkin tidak tetap menjadi prioritas jangka panjang bagi Hong Kong, meski untuk saat ini regulator tersebut memiliki fokus pada peluncuran rezim peraturan kripto yang baru.
“Gambaran yang lebih besar adalah apa yang terjadi dalam 3 tahun, 5 tahun. Saya tidak akan terkejut jika Hong Kong melakukan [sikap] yang berbalik dan menyalakan lampu merah [seperti melakukan tindakan yang lebih keras] di depan semua orang [di industri kripto],” kata Bobby Lee.
Bagaimana pendapat Anda tentang sikap anggota parlemen Hong Kong yang menyambut Coinbase dan berbagai crypto exchange datang ke wilayahnya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.