Lihat lebih banyak

CEO Cantor Fitzgerald Akui Jadi Penggemar Berat Tether, Bagaimana dengan Bitcoin?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Howard Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald, memuji penerbitan stablecoin USDT, dan menggambarkan dirinya sebagai penggemar berat Tether.
  • Lutnick menerangkan sekarang jumlah perbendaharaan Tether yang disimpan di Cantor Fitzgerald lebih dari US$90 miliar.
  • Meski begitu, Lutnick juga menyampaikan pujiannya terhadap Bitcoin dan mengaku dapat melihat nilai dari aset kripto pionir tersebut.
  • promo

Howard Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald, memuji penerbitan stablecoin Tether USD (USDT), dan menggambarkan dirinya sebagai penggemar berat Tether. Dia juga memuji Bitcoin.

Perkataannya tentu tidak mengejutkan, karena Cantor Fitzgerald adalah pihak yang menyimpan aset yang mendasari USDT. Pernyataan itu menjadi menarik, karena baru kali ini, Howard Lutnick buka suara secara publik terkait hubungannya dengan Tether.

“Saya penggemar berat stablecoin Tether. Saya menyimpan harta mereka. Jadi, saya menyimpan perbendaharaan mereka, dan mereka punya banyak perbendaharaan,” kata Howard Lutnick kepada CNBC pada hari Senin (11/12).

Lutnick pun menerangkan sekarang jumlah perbendaharaan Tether yang disimpan di Cantor Fitzgerald lebih dari US$90 miliar. Itulah alasan mengapa CEO Cantor Fitzgerald mengaku bahwa dia adalah penggemar berat Tether.

Hubungan Tether dengan Cantor Fitzgerald 

Setidaknya, kemitraan antara Cantor Fitzgerald dan Tether telah dijalin sejak akhir tahun 2021. Selain Cantor Fitzgerald, entitas lain seperti Capital Union dan Deltec Bank & Trust yang berbasis di Bahama turut menjaga cadangan kas Tether.

Cantor Fitzgerald membantu mengelola portofolio obligasi Amerika Serikat (AS) yang dimiliki Tether. Perusahaan ini adalah salah satu dari sedikit perusahaan pialang yang dapat memperdagangkan obligasi AS, bersama dengan Charles Schwab, Fidelity, dan Vanguard.

Meskipun menguasai market stablecoin, Tether terus dikritik karena dinilai kurang transparan mengenai cadangan yang mendasari USDT.

Terlepas dari kekhawatiran mengenai stabilitas jangka panjangnya, Howard Lutnick menerangkan bahwa Tether dapat memberikan manfaat bagi negara-negara yang mata uangnya sedang terpuruk, seperti Argentina.

Sementara itu, James Check, analis on-chain di Glassnode, pada hari Rabu (13/12) menyebut Tether sebagai mata uang digital bank sentral (CBDC) yang akan dikendalikan oleh AS. Meski begitu, Tether juga dapat semakin diandalkan oleh negara-negara berkembang yang ingin melakukan dolarisasi ekonomi mereka.

Howard Lutnick Juga Puji Bitcoin

Howard Lutnick awalnya mengeklaim bahwa dia adalah penggemar kripto. Namun, kemudian dia memberikan pujian yang lebih spesifik untuk Bitcoin.

“Koin-koin ini, bukan apa-apa. Itu hanya khayalan. Mungkin Ethereum baik-baik saja.”

Dia berpandangan bahwa siklus halving Bitcoin setiap 4 tahun dan kurangnya entitas terpusat, sebagai 2 alasan utama dia melihat nilainya.

“Satu-satunya aset yang dapat dimiliki oleh orang-orang yang tidak dapat diambil oleh siapa pun? Bitcoin. Itu tidak dapat dikendalikan. Dengan Tether, Anda dapat membekukannya. Dengan Ethereum, Anda dapat menghubungi Joseph Lubin [co-founder Ethereum dan co-founder Consensys yang merupakan pemilik MetaMask].”

Aksi Tether dalam Beberapa Waktu Terakhir

Pada 9 Desember kemarin, Tether memulai kebijakan sukarela baru dengan membekukan alamat crypto wallet tertentu yang memiliki USDT. Hal itu dirancang untuk mengurangi aktivitas terkait pihak-pihak yang terkena sanksi dari AS.

Sebelumnya pada 8 November lalu, anggota parlemen AS memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) baru yang melarang pejabat pemerintah federal melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan blockchain yang berbasis di Cina dan musuh asing lainnya.

Selain melarang keterlibatan dengan perusahaan Cina, RUU anyar ini juga secara eksplisit memblokir para pejabat pemerintah AS untuk bertransaksi dengan iFinex, yang merupakan perusahaan induk Tether.

Pada awal bulan Agustus lalu, Tether menuai sorotan usai menjadi pemegang Bitcoin terbesar ke-11 di dunia. Diperkirakan, Tether menyimpan sekitar 55.022 BTC atau bernilai sekitar US$1,6 miliar.

Mundur bulan Februari awal tahun ini, WSJ melaporkan bahwa terdapat sekelompok 4 orang yang menguasai 86% saham Tether. Dokumen-dokumen itu berasal dari tahun 2018.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori