Lihat lebih banyak

Ketua SEC: Market Kripto Penuh dengan Penipu dan Skema Ponzi

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Gary Gensler, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), membandingkan market kripto saat ini dengan pasar saham di Negeri Paman Sam pada tahun 1920-an.
  • Gensler menyebut market kripto penuh dengan ‘pedagang asongan’, penipu, dan skema Ponzi.
  • Pernyataan itu disampaikan Gary Gensler dalam acara Piper Sandler Global Exchange & Fintech Conference di New York, AS, pada hari Kamis (8/6).
  • promo

Gary Gensler, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), membandingkan market kripto saat ini dengan pasar saham di Negeri Paman Sam pada tahun 1920-an. Dia menyebut market kripto penuh dengan ‘pedagang asongan’, penipu, dan skema Ponzi.

Pernyataan itu disampaikan Gary Gensler dalam acara Piper Sandler Global Exchange & Fintech Conference di New York, AS, pada hari Kamis (8/6).

Sama seperti Kongres AS membersihkan pasar saham dengan memberlakukan undang-undang (UU) sekuritas, SEC saat ini disebut dapat membersihkan market kripto dengan menerapkan UU tersebut.

Gary Gensler menuduh market kripto saat ini penuh dengan penipuan yang muncul karena kurangnya kepatuhan industri terhadap UU sekuritas.

“Dengan ketidakpatuhan yang luas, sejujurnya, tidak mengherankan bahwa kami telah melihat banyak masalah di market ini. Kami telah melihat cerita ini sebelumnya. Ini mengingatkan pada apa yang kita miliki di tahun 1920-an, sebelum UU sekuritas diberlakukan,” kata sang ketua SEC.

UU Sekuritas Dapat Diterapkan di Market Kripto

Dalam acara itu, Gary Gensler memuji UU sekuritas yang berlaku efektif sejak tahun 1933 dan UU bursa efek yang berlaku sejak tahun 1934. Gary Gensler mengklaim bahwa kedua UU itu memungkinkan pasar sekuritas (efek) AS berkembang sekitar 88 tahun hingga saat ini.

Dia berargumen bahwa market sekuritas aset kripto saat ini juga harus mendapat manfaat dari UU tersebut. Sebab, Ketua SEC itu menilia market kripto saat ini ‘tidak kurang layak mendapatkan perlindungan’ yang diberikan kedua UU tersebut.

Merujuk pada putusan pengadilan AS terhadap proyek kripto Telegram Open Network (TON) pada Juni 2020, Gary Gensler berpendapat bahwa sekuritas aset kripto tidak dapat dikecualikan dari UU sekuritas meskipun memiliki kegunaan.

“Beberapa promotor sekuritas aset kripto berpendapat bahwa aset kripto mereka memiliki fungsi lebih dari sekedar sarana investasi,” kata Ketua SEC itu.

Mengutip kasus proyek kripto TON, Gary Gensler berpendapat utilitas tambahan pada proyek kripto tidak menghapus sekuritas aset kripto dari definisi sebagai kontrak investasi.

Dengan basis pemikiran seperti ini, Gary Gensler menilai bahwa platform pertukaran sekuritas aset kripto (crypto exchange) harus mematuhi UU sekuritas, termasuk persyaratan untuk memisahkan fungsi exchange, broker-dealer, dan kliring.

Dalam pandangannya, pemisahan tersebut membantu mengurangi konflik kepentingan yang dapat timbul dengan percampuran layanan. Ketua SEC itu menyangkal bahwa pemisahan tersebut tidak mungkin. Sebab, memisahkan 3 fungsi tersebut hanya membutuhkan usaha.

Dalam pandangannya, solusinya adalah memastikan bahwa penerbit sekuritas aset kripto mematuhi hukum yang ada. Sebab, penipuan yang dituduhkan terhadap market kripto lebih mungkin terjadi di tempat ketika penerbit dan perantara gagal mematuhi aturan main yang sudah ada.

SEC Makin Keras terhadap Kripto usai Keruntuhan FTX

Pernyataan terbaru ini menggemakan dugaan bahwa Ketua SEC itu tidak menginginkan dibuatnya regulasi baru untuk aset digital, yang selama ini telah didesak oleh para pelaku industri kripto, termasuk Coinbase.

Perlu diketahui, tindakan SEC terhadap industri kripto melonjak 183% dalam 6 bulan setelah keruntuhan crypto exchange FTX pada November 2022. 

Sebelumnya, terdapat 6 tindakan penegakan hukum. Setelahnya, terdapat sekitar 17 tindakan hukum. Menariknya, analisis ini belum memperhitungkan tindakan SEC terhadap Binance dan Coinbase pada Juni 2023.

Sebagai informasi, Gary Gensler sempat bertemu dengan Sam Bankman-Fried (SBF), pemimpin FTX, sekitar 8 bulan sebelum keruntuhan FTX. Mereka disebut-sebut membahas konsep platform perdagangan kripto baru yang disetujui SEC. Jika disetujui, SBF dan perusahaannya akan memiliki keunggulan yang jelas dibandingkan dengan para pesaingnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori