Harga Bitcoin (BTC) menutup pekan lalu di harga US$34.525, yang merupakan angka penutupan tertingginya dalam 550 hari.
Selain itu, Bitcoin juga menembus area resistance horizontal jangka panjang di US$30.500, yang sudah terbentuk semenjak bulan Mei 2022.
Analisis teknikal dalam time frame mingguan menunjukkan bahwa harga Bitcoin telah melonjak tajam selama 2 minggu terakhir. Pada pekan lalu, BTC mengalami breakout dari area US$30.500. Selanjutnya, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu mencetak level tertingginya di tahun ini, yaitu US$35.380.
Namun, setelah itu BTC mulai mengalami koreksi dan mencatatkan menutup minggu lalu di harga US$34.525.
Harga Penutupan Bitcoin Capai Level Tertinggi dalam 550 Hari
Harga penutupan Bitcoin di minggu lalu merupakan rekor tertingginya dalam 550 hari, terhitung sejak harga penutupan Bitcoin bulan April 2022 lalu, di harga US$38.468. Saat itu, harga BTC sedang di tengah kondisi penurunan yang signifikan.
Di sisi lain, indikator Relative Strength Index (RSI) Bitcoin menunjukkan pembacaan yang bullish.
Dengan kegunaan RSI sebagai indikator momentum, para trader bisa menentukan apakah pasar sedang dalam kondisi overbought atau oversold. Kemudian, dari situ, mereka dapat memutuskan untuk menjual maupun membeli suatu aset.
Para bull memiliki keuntungan, bila pembacaan RSI di atas 50 dan trennya bersifat naik. Akan tetapi, hal yang sebaliknya bakal terjadi, jika pembacaaan RSI di bawah 50.
Melihat kondisi RSI Bitcoin di atas 50 dan meningkat, artinya bisa diterjemahkan bahwa trennya adalah bullish.
Dampak Investasi Institusional bagi Bitcoin
Persetujuan exchange-traded fund (ETF) Bitcoin sudah di depan mata, dan efeknya bagi harga BTC tidak bisa dianggap remeh.
Rafay Gadit, co-founder sekaligus CFO dari platform investasi sosial Zignaly, mengatakan kepada BeInCrypto bahwa persetujuan ETF Bitcoin bisa menarik para investor institusional, meningkatkan keyakinan, serta mendorong harga dan permintaan. Namun, penolakan ETF dapat menciptakan sentimen bearish jangka pendek di pasar kripto.
Gadit percaya bahwa keterlibatan institusional, misalnya BlackRock, menunjukkan Bitcoin mulai dianggap penting dalam sektor keuangan. Selain itu, hal ini seakan menjadi bentuk pengakuan potensi Bitcoin sebagai alat penyimpan nilai ataupun investasi.
Membincang soal pergerakan harga, investasi dari pihak institusional seperti ini dapat mendorong harga dalam jangka pendek. Secara jangka panjang, hal tersebut bisa memberikan kestabilan, karena menurut riwayatnya, simpanan institusional cenderung lebih tidak volatil ketimbang investasi ritel.
Dari kacamata Gadit, ia optimistis bahwa peningkatan minat ini adalah salah satu faktor terkereknya harga BTC ke US$35.000. Tentunya, ada peluang bagi kenaikan tersebut agar bisa bertahan, kecuali jika ETF BTC atau Ethereum (ETH) tidak mendapatkan persetujuan.
Walau demikian, Gadit menekankan bagi para trader untuk tetap berhati-hati atas ukuran posisinya. Ia juga menganjurkan para trader selalu menggunakan stop loss untuk membatasi potensi kerugian, andaikata pasar mendadak berbalik arah.
Sanggupkah Reli Harga BTC Bertahan?
Kembali ke analisis teknikal harga Bitcoin. Sekarang, kita akan mengamati perhitungan gelombang dalam time frame harian menggunakan teori Elliot Wave.
Sebagai informasi, para analis teknikal menggunakan teori Elliot Wave untuk mengidentifikasi pola harga jangka panjang yang berulang dan psikologis investor. Data ini bisa membantu mereka untuk menentukan arah tren.
Dalam konteks BTC kali ini, perhitungan gelombang pada time frame harian menunjukkan pembacaan yang bullish. Hal ini mendukung kemungkinan bahwa kenaikan harganya bakal berlanjut.
Saat ini, terlihat Bitcoin sedang berada di gelombang ketiga dari pergerakan naik lima gelombangnya (hitam). Sementara itu, perhitungan subgelombang bisa dilihat di bagian warna putih pada gambar, yang menunjukkan bahwa BTC sedang dalam subgelombang empat. Situasi itu bersifat korektif.
Setelah koreksinya rampung, target paling mungkin untuk puncak subgelombang kelima adalah US$39.200, yang mana setara dengan 13% di atas harga terkini.
Target tersebut berasal dari Fibonacci retracement 0,618 panjang gelombang satu dan tiga yang dikombinasikan, serta garis tren resistance dari ascending parallel channel.
Terlepas dari prediksi harga Bitcoin yang bullish ini, penutupan di bawah garis tren support pada channel, yang berada di US$33.000, akan menggugurkan penghitungan tersebut. Apabila skenarionya seperti begitu, maka penurunan sebanyak 13% ke level support jangka pendek terdekat, yakni US$30.000, mungkin saja terjadi.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.