Trusted

6 Perbedaan Swing Trading dan Scalping dalam Pasar Crypto

6 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Dalam dunia cryptocurrency yang penuh dinamika, strategi trading yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam hasil investasi. Dua dari strategi yang paling umum trader gunakan adalah Swing Trading dan Scalping. Keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal durasi, frekuensi transaksi, dan analisis yang digunakan. Memahami perbedaan Swing Trading vs Scalping sangat penting bagi trader untuk mencapai kesuksesan dalam trading crypto atau untuk investasi.

Aplikasi Terbaik untuk Trading Crypto

Beli Crypto Pakai Kartu

Biaya Trading Gratis
Beli Crypto Pakai Kartu
Buka OKX www.okx.com
Aset Crypto 350+
Biaya Trading Gratis (waktu terbatas)
Bonus Ajak Teman hingga $10.000

Bonus USDT 3200

Trading, Leverage, Earn
Bonus USDT 3200
Buka KuCoin www.kucoin.com
Aset Crypto 700+
Biaya Trading 0,1%
Benefit Fee Diskon 20% dengan KCS

Daftar dan Raih Bonus 1.000 USDT

Fitur Copy Trading Crypto
Daftar dan Raih Bonus 1.000 USDT
Buka Bitget www.bitget.site
Aset Crypto 690+
Biaya Trading (Diskon 20%) 0,08% (pengguna BGB token)
Bonus hingga 1.000 USDT

Metodologi dalam memilih aplikasi crypto terbaik untuk trading 2024

Pengertian Swing Trading vs Scalping

Swing Trading adalah strategi jual-beli aset baik itu saham, forex maupun cryptocurrency yang bertujuan untuk menangkap pergerakan harga dalam jangka menengah, yang biasanya berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Trader yang menggunakan strategi ini, atau swing trader, berusaha memanfaatkan ‘ayunan’ harga pasar, baik dalam tren naik maupun tren turun.

Tujuan utama dari Swing Trading adalah mengambil keuntungan dari fluktuasi harga yang lebih besar dibandingkan dengan strategi jangka pendek seperti Scalping. Swing trader menggunakan kombinasi analisis teknikal dan fundamental untuk mengidentifikasi peluang trading. Analisis teknikal melibatkan penggunaan grafik harga dan indikator teknikal untuk mengidentifikasi tren dan pola harga. Sedangkan analisis fundamental melibatkan evaluasi faktor ekonomi dan keuangan yang dapat mempengaruhi harga aset.

Strategi Trading Crypto saat Market Sideways untuk raih profit

Sementara itu, Scalping adalah strategi trading jangka pendek yang berfokus pada keuntungan kecil dari pergerakan harga yang sangat singkat. Trader yang menggunakan strategi ini, atau scalper, seringkali membuka dan menutup banyak posisi dalam satu hari, dengan tujuan mendapatkan keuntungan kecil dari setiap transaksi.

Tujuan utama dari Scalping adalah memanfaatkan fluktuasi harga yang kecil dan berulang dalam waktu yang sangat singkat, sering kali dalam hitungan detik hingga menit. Scalper menggunakan analisis teknikal untuk mengidentifikasi peluang trading. Contohnya, indikator Moving Average, pola candlestick, chart pattern, hingga Bitcoin Rainbow Chart dalam pasar crypto. Mereka seringkali menggunakan grafik harga dengan interval waktu atau time frame yang sangat singkat, seperti grafik satu menit atau lima menit.

6 Perbedaan Swing Trading dan Scalping

Meski sama-sama berlaku di pasar saham, forex, maupun crypto, kedua gaya trading ini memiliki karakteristik yang berbeda, berikut ulasannya:

1. Durasi Posisi Swing Trading vs. Scalping

Dalam Swing Trading, posisi dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Swing trader mencari pergerakan harga yang lebih besar dan cenderung lebih sabar menunggu pergerakan harga yang diinginkan. Sementara itu, posisi Scalping biasanya berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Scalper mencari keuntungan kecil dari pergerakan harga yang sangat singkat dan seringkali menutup posisi dalam waktu yang sangat cepat.

2. Frekuensi Transaksi Swing Trading vs. Scalping

Swing trader tidak terlalu sering melakukan transaksi harian, karena mereka menunggu pergerakan harga yang signifikan sebelum membuka atau menutup posisi. Di sisi lain, scalper melakukan banyak transaksi dengan membuka dan menutup banyak posisi dalam satu hari untuk memanfaatkan pergerakan harga yang kecil.

3. Analisis dan Strategi Swing Trading vs. Scalping

Dalam Swing Trading, ada kombinasi analisis teknikal dan fundamental untuk mengidentifikasi peluang trading. Swing trader melihat grafik harga dengan interval waktu yang lebih panjang, seperti grafik harian atau mingguan. Sedangkan Scalping menggunakan analisis teknikal dan pola harga jangka pendek. Scalper fokus pada grafik harga dengan interval waktu yang sangat singkat, seperti grafik satu menit atau lima menit. Dengan alat analisis teknikal, scalper akan merespons pergerakan pasar, menggunakan time frame yang sangat ketat, misalnya 5 menit (M5).

Gator Oscillator Meliput Berita Crypto Minggu Ini

4. Manajemen Risiko Swing Trading vs. Scalping

Swing Trading menggunakan stop-loss yang lebih lebar, karena posisi terbuka dalam waktu yang lebih lama dan rentan terhadap perubahan pasar yang tiba-tiba. Swing trader juga memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi. Sementara itu, Scalping membutuhkan stop-loss yang ketat untuk membatasi kerugian. Scalper memiliki toleransi risiko yang lebih rendah dan lebih fokus pada manajemen risiko yang ketat.

5. Monitoring Pasar dalam Swing Trading vs. Scalping

Dalam melakukan Swing Trading, trader tidak memerlukan monitoring pasar secara terus-menerus. Swing trader dapat mengecek pasar beberapa kali sehari atau bahkan hanya sekali sehari. Di sisi lain, Scalping memerlukan perhatian penuh dan monitoring pasar secara terus-menerus. Scalper harus selalu siap untuk membuka atau menutup posisi dalam waktu yang sangat singkat.

6. Psikologi Swing Trading vs. Scalping

Secara psikologis, Swing Trading lebih santai, karena tidak memerlukan keputusan yang cepat dan mendadak. Sebaliknya, Scalping sangat menegangkan, karena memerlukan keputusan yang cepat dan mendadak. Tekanan psikologis scalping lebih tinggi dan bisa sangat melelahkan.

Kapan harus memilih Swing Trading?

Kalau kamu adalah trader yang tidak memiliki banyak waktu untuk memonitor pasar secara terus-menerus dan lebih suka analisis yang mendalam, Swing Trading mungkin cocok buat kamu. Ketika memiliki pekerjaan lain atau aktivitas yang menyita waktu, kamu sebagai trader pasti lebih memilih untuk tidak selalu menatap layar perdagangan. Swing trader hanya perlu mengecek pasar beberapa kali sehari atau bahkan sekali sehari.

Kondisi pasar yang sesuai untuk Swing Trading adalah ketika pasar dalam keadaan tren yang jelas, baik naik maupun turun. Swing trader akan mencari peluang untuk masuk ke pasar ketika harga mengalami koreksi dalam tren yang sedang berlangsung.

Contoh situasi yang menguntungkan bagi Swing Trading adalah ketika ada berita fundamental yang kuat yang dapat mempengaruhi harga aset dalam jangka menengah. Misalnya seperti pengumuman kebijakan moneter atau laporan keuangan perusahaan, yang berpengaruh pada kinerja saham.

Tertarik trading sambil kerja tetapi masih bisa cari profit? Baca panduan dalam artikel Swing Trading: Santai Tetap dapat Cuan.

Apa keuntungan Scalping daripada Swing Trading?

Scalping memungkinkan trader untuk meraih keuntungan cepat dengan modal yang kecil, apalagi dengan fitur leverage. Ini cocok untuk trader yang memiliki banyak waktu untuk memonitor pasar secara terus-menerus dan siap untuk mengambil keputusan dengan cepat. Scalper biasanya adalah trader penuh waktu yang fokus pada jual beli aset keuangan sebagai sumber utama pendapatan mereka.

Para scalper tidak perlu mencari kondisi pasar tertentu, karena mereka akan mencari peluang untuk memanfaatkan fluktuasi harga yang kecil dan berulang dalam waktu yang sangat singkat. Makanya, kondisi pasar yang volatil atau hanya bergerak sideways pun masih dapat memberikan peluang untuk scalping.

Baca juga tips trading lebih mendalam di artikel 3 Strategi Scalping Terbaik di Pasar Crypto untuk Pemula.

Bagaimana cara sukses dalam Swing Trading dan Scalping?

Secara umum, dalam Swing Trading, kamu perlu menggunakan kombinasi analisis teknikal dan fundamental untuk mengidentifikasi peluang trading. Tentukan stop-loss yang masuk akal untuk membatasi kerugian. Sabar menunggu pergerakan harga yang diinginkan dan jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan.

Sementara itu, kalau kamu memilih untuk Scalping, asahlah kemampuan analisis teknikal dan pola harga jangka pendek untuk mengidentifikasi peluang trading. Lalu, tetapkan stop-loss yang ketat untuk membatasi kerugian. Terakhir, fokus pada manajemen risiko yang ketat dan jangan terlalu serakah.

Nah, apapun strategi yang kamu ambil, hindari kesalahan umum dalam seringnya mengubah strategi trading. Juga, jangan biarkan emosi mempengaruhi keputusan trading. Terpenting, selalu punya manajemen risiko untuk menghadapi apapun kerugian yang mungkin terjadi.

Kesimpulan

Swing Trading dan Scalping adalah dua strategi trading yang berbeda dalam hal durasi, frekuensi transaksi, analisis yang digunakan, dan manajemen risiko. Memilih strategi yang sesuai dengan profil dan tujuan investasi sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam trading cryptocurrency. Swing Trading lebih cocok untuk trader yang tidak memiliki banyak waktu untuk memonitor pasar secara terus-menerus, sedangkan Scalping lebih cocok untuk trader penuh waktu yang siap mengambil keputusan dengan cepat.

Selalu riset sendiri (DYOR) sebelum mengambil keputusan investasi, dan gunakan uang dingin yang kamu rela hilang bila harus menghadapi kerugian.

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori